Bagian 8

145 24 7
                                    

Typo bertebaran!

Happy Reading💙

Vanya menonton tv yang menampilkan si bocah kembar, siapa lagi kalau bukan upin & ipin, sambil memakan snack yang ia ambil dari kulkas tadi.

Buat yang nanya dimana Nathan, ia sekarang lagi keluar bersama para sahabatnya, mungkin sebentar lagi juga pulang.

"Hufftt."

Helaan nafas keluar dari mulut Vanya, ia bosan.

Ting nong ting nong(anggap aja suara bel).

"Sapa sih ganggu orang aja,"gerutu Vanya. Namun, tetap berjalan menuju ke arah pintu.

Ceklek

Pintu terbuka, menampilkan sosok pria dan wanita berkepala tiga. Namun, masih terlihat muda.

"Kyaaa mommy,"teriak Vanya, lalu memeluk mommynya.

"Vanya rindu mommy,"ucap Vanya yang berada di pelukan Viola itu.

Viola terkekeh, "Mommy juga sangat merindukan putri cantik mommy."

Pelukan antara ibu dan anak itu tak bertaham lama, karena suara deheman seseorang yang sangat keras.

"Ehemm, masih ada orang disini,"ucap Fano menyindir, yang tak lain dan tak bukan adalah daddy Vanya.

"Hehe, ada daddy juga,"ucap Vanya sambil cengengesan.

"hihi, idi diddy jigi,"cibir Fano. Vanya dan Viola yang mendengar itu lantas terkekeh

"Vanya rindu daddy,"ucap Vanya sambil memeluk erat sang daddy.

Fano membalas pelukan Vanya tak kalah erat, "Daddy juga rindu sama my princess."

"Udah sekarang ayok masuk,"ucap Viola.

"Oh iya lupa, ga nyuruh masuk dulu,"ucap Vanya sambil terkekeh.

Mereka bertiga langsung masuk ke dalam mansion yang megah itu.

"Nathan kemana Vanya?"tanya Fano a.k.a daddy itu setelah sampai di ruang keluarga.

"Oh bang Nathan lagi keluar sama temennya, mungkin bentar lagi pulang,"jawab Vanya apa adanya.

"HALLO EPRIBADEHHH NATHAN YANG GANS INI PULANG DENGAN KEADAAN YANG SEHAT SENTOSA!"teriak Nathan dengan keras, tidak menyadari jika mommy dan daddy nya melihat kelakuannya itu yang sangat jauh dari kata cool.

"Ucap salam Nathan!"peringat daddy, dengan tegas.

Nathan yang menyadari ada suara yang sudah tidak asing itu gelagapan.

"Eh ada mom and dad,"ucap Nathan sambil cengengesan.

"Kapan pulang mom, dad. Kok nggak ngabarin Nathan sih kalau mau pulang, kan Nathan bisa jemput. Nah lo juga Vanya kenapa nggak ngasih tau  gua lo,"cerocos Nathan dengan panjang lebar, namun tak dihiraukan sama sekali oleh mereka bertiga.

"Demi alek gua ngapa ngapa, beneran dah sumvah aing kaga boong,"ucap Nathan sambil mengelus dadanya.

"Astogeee demi apasehhh Nathan yang gans nya ngalahin Manurios ini dikacangi?"ucap Nathan lagi dengan mendramastir.

"Alay lo dugong,"celetuk Vanya sambil memutar bola matanya malas.

Para orang tua hanya menyimak saja, tidak mau ikut campur. Nanti kalau capek juga berhenti sendiri.

"Alay mbahmu,"ucap Nathan ketus.

"Dih ga terima lo?"Vanya menaik-naikkan sebelah alisnya.

"Kaga lah."

Queen Bullying [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang