Bagian 5

158 32 3
                                    

Saat ini Vanya dan kedua sahabatnya berada di mall milik keluarga Alexander,yaps setelah pulang sekolah tadi Vanya,Maura,dan Fela berencana untuk pergi ke Mall terlebih dahulu.

"Nonton aja yuk,"ucap Maura kepada Vanya dan Fela.

Keduanya mengangguk menyetujui ucapan Maura,"Boleh."

"Nonton apaan?"tanya Maura sambil menatap kedua sahabatnya.

"Gimana kalo horror aja,"ucap Fela antusias.

"Boleh tuh,"celetuk Vanya.

Akhirnya mereka pergi untuk membeli tiket yang akan mereka tonton,setelah mendapatkan tiketnya Vanya dan kedua sahabatnya menuju tempat bioskopnya.

Sudah satu jam lamanya mereka menonton bioskop,akhirnya keluar juga.

"Gilaa hantunya nyeremin,"ucap Fela sambil meminum es nya yang tinggal sedikit.

"Namanya hantu ya nyeremin dodol,"ucap Maura memutar bola mata malas,sementara Vanya hanya terkekeh.

"Mau kemana lagi?"tanya Vanya yang sedari tadi diam.

"Makan aja yuk laper,"ujar Fela,yang hanya diangguki oleh Vanya dan Maura.

Mereka bertiga menuju ke tempat restoran yang berada di mall tersebut,yang berada di lantai 2 dan tempat bioskopnya tadi berada di lantai 3 mengharuskan mereka menaiki lift untuk sampai di lantai 2. Setelah sampai di tempat restoran mereka langsung mencari tempat duduk yang kosong,setelah itu memesan makanan.

"Waitersnya mana?"tanya Maura.

"Nah itu,"ucap Fela yang dari tadi celingukan.

"Mbak,"sapa Maura kepada waiters tersebut sambil menaikkan tangannya.

"Iya,ada yang bisa saya bantu?"tanya waiters tersebut dengan ramah.

"Ya mau pesen atuh mbak,"ucap Fela.

"Mau pesan apa?"tanya waiters tersebut lagi.

"Emm nasi goreng seafood sama jus alpukat,"ucap Vanya.

"Samain aja mbak biar gampang,"ucap Maura yang diangguki oleh Fela.

"Yaudah tunggu sebentar,"ucap waiters tersebut,lalu pergi.

Sambil menunggu pesanan datang Vanya dan kedua sahabatnya sibuk dengan kegiatannya masing-masing,sampai akhirnya pesanan mereka datang.

"Ini pesanan anda,"ucap waiters tersebut sambil meletakkan nampannya di meja Vanya dkk dan memberikan 3 piring yang berisikan nasi goreng seafood didepan Vanya dkk.

"Makasih,"ucap ketiganya kompak.

"Permisi,"pamit waiters tersebut sambil menunduk lalu pergi dari hadapan mereka.

"Enak nih keknya,"ucap Fela lalu menyuapkan nasi goreng kedalam mulutnya.

"Lo mah apa yg ga enak,"ucap Maura sambil memutar bola matanya malas.

"Wehh kalau mau makan tuh berdo'a dulu nyet,"celetuk Vanya yang dari tadi hanya menyimak obrolan para sahabatnya.

"Eh iya lupa,hehe,"jawab Maura yang diakhiri kekehan.

"Saking lapernya gua sampe lupa belum baca doa,"ucap Fela lalu mereka bertiga membaca doa mau makan.

Mereka memakan makanannya dengan nikmat,sesekali tertawa karena lelucon yang dibuat oleh Fela. Setelah selesai makan Vanya dkk berniat untuk pulang karena hari sudah sore.

"Pulang kuy,"ajak Vanya kepada Fela dan Maura.

"Hayu dah cape gua juga,"jawab Maura yang diangguki oleh Fela.

Vanya dkk keluar dari mall tersebut dan menuju ke arah parkiran untuk mengambil mobilnya yang terparkir disana.

"Gua duluan yak,"ucap Fela,setelah itu mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Gua juga duluan Van,"ucap Maura.

Vanya mengangguk,"Hati-hati."

Tersisa Vanya yang masih belum pulang,karena tidak mau berlama-lama akhirnya Vanya memasuki mobilnya dan mengendarainya di atas kecepatan rata-rata.

Tetapi ditengah perjalanan ia melihat sosok perempuan yang sangat familiar sedang dicegat oleh 2 preman.

"Kok familiar ya,"monolog Vanya.

"Eh itukan Bila,"lanjutnya.

"Tolongin ga ya?tapi kalau ga ditolongin kasian,"gumam Vanya,lalu membuka pintu mobilnya dan menuju kearah 3 orang tersebut.

"Hm,"dehem Vanya,berhasil membuat 3 orang tersebut mengalihkan pandangannya ke arah Vanya tetapi Vanya hanya menatap mereka dengan pandangan datar dan menatap kedua preman tersebut dengan tajam.

"Vanya,"gumam Bila pelan,tetapi masih didegar olh Vanya.

"Lepasin temen gua,"ucap Vanya dingin,membuat kedua preman tersebut tertawa.

"Ga semudah itu cantik,"ucap salahsatu preman tersebut lalu menyerang Vanya,Vanya yang tidak siap pun mundur beberapa langkah lalu balik menyerang preman tersebut dengan memukulnya bertubi-tubi dan menendang tulang keringnya,membuat preman tersebut tersungkur di aspal.

Teman preman tersebut yang tidak terima karena temannya kalah dari Vanya,membuat ia melepaskan tangannya dari tangan Bila dengan kasar,lalu menyerang Vanya,tetapi tidak kena. Vanya yang tidak terima langsung balik menyerang memukul wajah preman tersebut yang dipenuhi dengan jerawat,tidak sampai disitu Vanya juga mematahkan kedua tangan preman tersebut. Karena sudah tidak tahan lagi kedua preman tersebut langsung berlari meninggalkan tempat tersebut.

"Ma-makasih,"ucap Bila dengan nada terbata-bata.

"Hm."

Vanya menuju ketempat mobilnya,sedangkan Bila menuju halte yang berada didekat situ untuk menunggu angkutan umum.

Bukannya menjalankan mobilnya pergi tetapi Vanya malah memberhentikan mobilnya didepan halte yang Bila tempati,dan keluar menuju Bila.

"Lo ngapain disini?"tanya Vanya kepada Bila.

"Nunggu angkutan umum kak,"ucap Bila.

"Jam segini mana ada angkutan umum yang lewat,"ucap Vanya.

"Lo bareng gua aja,"ucap Vanya lagi,tetapi dibalas gelengan oleh Bila.

"Kenapa?"tanya Vanya.

"Takut ngerepotin,"jawab Bila sambil menunduk,membuat Vanya terkekeh.

"Sans aja kali,"ucap Vanya,tetapi tetap dibalas gelengan oleh Bila,Vanya yang melihat itu mendengus kesal.

"Pulang bareng gua ga nerima penolakan!"

Bila yang mendengar itu hanya menghela nafas panjang,lalu mengangguk. Vanya yang melihat itu tersenyum,lalu menarik tangan Bila pelan menuju ke tempat mobilnya berada.

Vanya mengendarai mobilnya dengan santai,tidak selerti biasanya yang diatas kecepatan rata-rata.

Suasana di mobil hening,tidak ada yang berbicara,hanya deruan nafas yang terdengar.

"Kenapa kamu tolongin aku?"tanya Bila kepada Vanya,tetapi Vanya hanya mengangkat kedua bahunya acuh.

Setelah itu tidak ada yang berbicara lagi,kembali seperti semula hening. Sampai akhirnya Vanya bersuara.

"Rumah lo dimana?"tanya Vanya.

"Kakak lurus aja ntar ada belokan kanan sama kiri tetapi kamu ambil yang kiri aja ntar ada rumah cat putih nah disitu,"ucap Bila,yang hanya diangguki oleh Vanya.

Setelah beberapa menit kemudian akhirnya mobil Vanya sudah berhenti didepan sebuah rumah yang sederhana bercat putih. Bila langsung keluar dan menuju ke halaman rumahnya tapi sebelum itu tidak lupa ia mengucapkan terimakasih.

Karena hari mulai petang Vanya langsung menjalankan mobilnya diatas kecepatan rata-rata agar cepat sampai di mansion keluarganya.





Gajelas bat yak wkwk
Kalau sudah baca jan lupa tinggalin jejak berupa vote sama komennya ya hyungg:)
See You💙

Queen Bullying [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang