Typo bertebaran
Langit tampak mendung, angin berhembus kencang, dan sebentar lagi pasti akan turun hujan.
Vanya menatap langit yang berwarna hitam pekat itu. Sekarang ia sedang berada di taman seorang diri, tanpa ditemani oleh siapapun.
Sepulang sekolah ia tidak langsung pulang kerumah. Vanya memejamkan matanya menikmati semilir angin yang terasa dingin di kulitnya itu. Ia yakin sebentar lagi hujan akan turun deras mengguyur ibukota Jakarta.
Ia mengingat saat masa kecilnya bermain hujan bersama sahabat kecilnya, mengingat itu, Vanya memegang dadanya yang terasa sesak.
"Aku rindu kamu Gege,"gumamnya sambil tersenyum tipis.
Keadaan taman ini sangat sepi, tidak ada orang lain selain dirinya. Mungkin karena cuaca saat ini, padahal biasanya sangat ramai pengunjung.
Vanya memang sering ke taman, mungkin hampir setiap hari.
Menatap lurus kedepan dengan pandangan kosong, Vanya tidak menyadari bahwa sedari tadi ada seseorang yang menatapnya heran. Mengapa seorang Vanya berada disini?Batin seseorang itu bertanya-tanya.
Seseorang itu menghampiri Vanya yang masih asik dengan dunianya sendiri.
"Vanya,"ucap seseorang itu dengan suara yang sedikit keras.
Vanya lantas menolehkan kepalanya ke arah cowo itu sedang berdiri,"Hm."
"Lo ngapain disini?"tanyanya saat sudah duduk disamping Vanya.
"Menurut lo?"ketus Vanya.
"Mana gua tau."
"Ck, kepo,"desis Vanya sambil berdecak.
"Nanya doang, emang ga boleh!?"ucap cowok itu lebih tepatnya bertanya.
"Hm."
"Lo sendiri ngapain disini Revan?"tanya Vanya, namun tatapannya masih ke arah depan.
"Ngupil,"jawab Revan asal.
Vanya memutar bola matanya malas,"Gua serius junedi."
"Lo mau diseriusin sama gua?"tanya Revan dengan nada jahilnya.
Vanya tidak merespon ucapan Revan, baginya itu tidaklah penting. Revan yang menyadari bahwa ucapannya todak direspon pun hanya mendengus sebal.
Suasana kali ini henin, di antara keduanya tidak ada yang memulai pembicaraan. Vanya yang sibuk dengan lamunannya dan Revan yang sibuk memikirkan topik apa yang pas buat mengisi keheningan ini. Cukup lama hening tersebut melanda keduanya, sampai akhirnya suara petir mengagetkan 2 orang jenis yang berbeda kelamin itu. Hmm ambigu-_
DUARRR
"Eh astaghfirullah ayam beranak,"latah Revan dengan wajah memerahnya.
'Mana ada ayam beranak tong' -Author
'Ada lah, lu nya aja yg gatau' -Revan
'Serah lu lah ngab' -Author
'Kalah telak kan lu wkwk' -Revan(Oke abaikan saja percakapan diatas:v)
"Cowo kok latah,"ucap Vanya dengan nada mengejeknya.
"Apaan gua kaget tadi,"ujar Revan tidak terima.
"Hmm serah."
"Eh Van,"panggil Revan kepada Vanya.
"Naon?"
"Pulang yuk, udah sore juga,"ajak Revan, sambil berdiri dari duduknya, dan membenarkan bajunya.
"Oke,"ucap Vanya dan langsung berdiri beranjak dari duduknya.
Revan yang melihat Vanya sudah berdiri, langsung ikutan berdiri juga.
Vanya mendahului jalannya dan disusul oleh Revan dibelakangnya. Mobilnya terparkir tidak jauh dari tempatnya tadi, jadi tidak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai disana.
"Lo bawa mobil sendiri Van?"tanya Revan disela-sela jalannya.
Vanya mengangguk, "Iya."
Sesampainya di tempat mobilnya berada mereka langsung masuk kedalam mobilnya masing-masing.
"Gua duluan Van,"ucap Revan sambil melambaikan tangannya kepada Vanya.
"Yoii."
***
Vanya memasuki mansion keluarganya itu dengan santai. Para maid yang melihat anak majikannya pulang itu menundukkan kepalanya.
"Kenapa nunduk?"tanya Vanya dengan wajah datarnya.
Semuanya diam, tidak ada yang berani menjawab. Vanya yang melihat itu menggelengkan kepalanya.
"Kalian disini dibayar buat bekerja, bukan buat nunduk. Dan kalian lebih tua dari pada aku, jadi kalian ga perlu nunduk gitu, walaupun aku anak majikan kalian." Setelah berucap seperti tadi, Vanya langsung berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai dua itu.
Vanya memasuki kamarnya, melemparkan tasnya asal, lalu membaringkan tubuhnya di kasur Queen-Size nya itu. Menghela nafas panjang, menatap langit-langit di kamarnya itu lalu memejamkan matanya, guna untuk tidur.
Belum sempat memasuki alam mimpinya, dering telefon berbunyi yang berasal dari handphone nya.
Vanya mengambil hp nya yang berada di atas nakas itu, melihat siapa yang nelfon dan tertera nama 'IbuNegara' berarti mommy nya.
"Halo sayang,"ucap Viola dari seberang sana.
"Kenapa mom?"tanya Vanya.
"Nanti mom dan dad, akan pulang ke Indonesia,"ucap Viola, membuat Vanya yang mendengarnya pun sontak tersenyum lebar.
"Serius mom?"tanya Vanya, yang masih dengan senyumannya.
"Dua rius malah,"kekeh Viola di seberang sana, membuat Vanya pun ikutan terkekeh.
"Yaudah mom aku tutup ya, mau lanjut tidur hehe,"ucap Vanya diakhiri kekehan.
"Oke oke, jangan lupa berdoa ya sayang, see you,"ujar Viola.
"Iya mommy ku sayangg, see you to."
Tutt
Vanya menaruh handphone nya di tempat semula tadi, karena tidak berasa ngantuk lagi, Vanya akhirnya memutuskan untuk menuju ke kamar mandi.
Setelah selesai mandi, Vanya menuju ke taman belakang, yang banyak sekali tanaman bunga-bunga dan rerumputan berwarna hijau. Awan yang tadinya mendung sekarang malah terang. Padahal biasanya kalau awannya sudah mendung hujan akan turun deras, ini malah sebaliknya.
Vanya duduk di ayunan yang berada di tengah-tengah taman, memandangi air mancur yang tidak jauh dari ayunan tersebut. Setelah lama memandangi air mancur tersebut, Vanya melihat jam yang berada di tangannya itu, ternyata sudah pukul 5 sore. Vanya memutuskan untuk masuk ke dalam.
Semua maid tampaknya sangat sibuk, sampai tidak menyadari kehadiran Vanya, tak memperdulikan itu, Vanya berjalan menuju dapur untuk membuat minuman. Di dapur juga para maid sibuk membuat masakan untuk makan malam nanti, mungkin karena tuan dan nyonya-nya akan datang nanti malam, padahal biasanya tidak sampai seperti ini.
Vanya membuka kulkas yang pintunya ada 4 itu, mengambil minuman soda kaleng dan mengambil beberapa snack. Setelah selesai mengambil itu semua, Vanya berjalan menuju ke ruang tengah atau ruang keluarga.
Jangan lupa vote and komennya:)
See You💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Bullying [On Going]
Teen Fiction(FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA,JANGAN LUPA VOTE AND KOMENNYA!) Vanya Angelia Alexander,seorang ratu bully di sekolah milik keluarganya.Vanya,memiliki paras yang cantik bak dewi yunani dan jangan lupakan sifatnya yang kejam dan tak kenal kata maaf itu...