Bagian 4

164 32 3
                                    

Vanya menyusuri koridor kelas dengan santai,diluar sudah sepi karena semua murid sudah masuk ke kelas dan melakukan kegiatan belajar mengajar.

Vanya tidak masuk ke kelasnya melainkan pergi ke taman yang ada di belakang,tempat favoritnya selain rooftop. Setelah sampai di taman Vanya duduk di sebuah bangku kayu dibawah pohon rindang.

Vanya membuka tas nya dan mengambil sesuatu dari dalamnya,yaitu selembar foto. Didalam foto tersebut ada sebuah anak kecil laki-laki dan perempuan sedang memakan es krim. Vanya tersenyum sambil memegangi foto itu.

"Kenapa kamu berubah?aku mau kamu yang dulu."Bibir Vanya bergetar menahan tangisannya. Air mata Vanya luruh begitu saja,tanpa disuruh.

"Bahkan kamu ga inget sama aku lagi,"Vanya mengusap air matanya yang keluar tadi,setelah itu ia tersenyum tipis.

Vanya memasukkan lembaran foto tersebut kedalam tas nya,setelah itu ia bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan taman.

Vanya tidak menyadari jika daritadi ada seseorang yang memperhatikannya,dan melihatnya menangis.

"Baru kali ini gua lihat Vanya nangis,"gumam seseorang tersebut lalu pergi meninggalkan tempatnya melihat Vanya tadi.

***

Setelah dari taman tadi Vanya bukannya ke kelas malah pergi ke kantin.

"Mbak batagor nya 1 sama es teh manis,"ucap Vanya kepada penjual batagor itu,lalu duduk ke tempat duduknya.

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya pesanan Vanya datang,Vanya langsung memakan batagor nya tersebut dengan santai,sebelum memakan tadi Vanya sempat berdoa terlebih dahulu.

"Boleh gabung?"ucap seseorang membuat Vanya mendongak menatap laki-laki tersebut sambil menaikkan sebelah alisnya.

Laki-laki tersebut terkekeh,"Kenalin gua Daniel Nicholas,murid baru,"ucap Daniel memperkenalkan dirinya kepada Vanya,setelah itu ia duduk di hadapan Vanya.

Vanya menganggukkan kepalanya mengerti,ternyata murid baru makanya Vanya tidak pernah melihatnya.

"Nama lo siapa?"tanya Daniel kepada Vanya.

"Vanya,"jawab Vanya singkat,dan Daniel hanya membentuk mulutnya berbentuk huruf "0"

"Eh iya lo bolos?"tanya Daniel,dan hanya diangguki oleh Vanya.

"Ga takut dihukum?"tanyanya sekali lagi.

"Ga ada yang berani ngehukum gua,"ujar Vanya.

"Lahh."Vanya tidak meladeni,ia melanjutkan makan batagornya yang sempat tertunda tadi.

"Gua pesen dulu ya,"ucap Daniel,yang hanya dibalas anggukan oleh Vanya.

Setelah memesan makanannya tadi Daniel kembali menuju tempat Vanya makan,sambil membawa nampan yang berisikan bakso sama es jeruk.

Daniel duduk di hadapan Vanya,setelah itu memakan bakso nya dengan nikmat,sesekali melirik Vanya yang sedang memakan batagornya itu.

Vanya tahu jika ia sedang di perhatikan oleh Daniel,tetapi ia tidak perduli,toh Daniel punya mata.

"Lo kelas apa?"tanya Daniel di sela makannya.

"12 ipa 1,"jawab Vanya sambil menggeser piring batagornya,karena sudah habis.

"Oh."

Vanya mengangguk,"Lo sendiri pindahan darimana?"tanya Vanya balik.

"Gua pindahan dari Paris,"jawab Daniel,dan Vanya hanya menganggukinya.

"Ah iya gua mau masuk kelas,lo sendiri disini gapapa kan?"Daniel beranjak dari duduknya.

"Gapapa,"ucap Vanya sambil menganggukkan kepalanya.

Queen Bullying [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang