Prolog

125 21 2
                                    

           Burung berkicau dengan merdu mengatakan bahwa bumi sudah pagi. Terlihat seorang anak kecil masih bergulung dengan selimut nya seperti enggan tuk bangun.

Tok.. Tok.. Tok(bayangin aja itu suara ketukan pintu)

Terdengar dari luar ada seseorang yang mengetuk pintu, tapi sang pemilik kamar enggan tuk membuka nya.

Ceklek...

Suara pintu yang terbuka...

"Reina ayok bangun sayang, sebentar lagi kan Reina mau masuk sekolah" Ucap seorang ibu-ibu yang masih terlihat muda itu.

"Sebentar lagi mahh, Rei masih ngantuk" Ucap si bocah kecil itu sambil menutupi seluruh tubuh nya.

"Reina harus bangun nanti kalau telat gimana? Emang Reina mau di hukum sama pk guru? " Kata ibu yang di panggil mamah oleh bocah kecil itu sambil mebuka selimut yang menutupi wajah sang anak lalu ia mengelus puncak kepala sang anak dengan sayang.

Lalu...

Dengan kaget nya ia melihat ada beberapa lembaran rambut yang rontok di tangan nya.
Dengan shok nya dia langsung berteriak memanggil suami nya. Tapi bukan hanya sang suami yang datang tapi semua penghuni rumah yang datang ke sana.

"Ada apa mah? " Ucap sang suami dengan panik sedangkan sang istri hanya diam sambil menatap tangan nya yang ada helaian rambut sang anak.

Sang anak hanya diam sambil menatap ibu nya yang menunduk dengan sendu.

"Bilang ke pihak sekolah bahwa Reina tidak sekolah hari ini" Mamah berkata dengan suara pelan.

"Baik nyonya" Ucap kepala pembantu yang kebetulan juga berada di situ.

"Reina ikut mamah ke rumah sakit ya" Ucap mamah dengan begitu lembut. Reina hanya menganggukkan kepalanya menandakan bahwa dia  mau di aja pergi oleh sang mamah.

"Kalian pergilah bersekolah biar pak supir yang mengantarkan kalian" Ucap sang ayah dengan  tegas.

"Baik yah" Kata bocah kecil yang umur nya tidak bedak jauh dengan Reina, dia adalah kakak keduanya yaitu Putri Ellena.

"Arin mau ikut mamah dan ayah ke rumah sakit" Kata seorang wanita yang umumnya lebih tua dari adik-adik nya(sekitar kelas 7 smp)

"Tapi kak.. "Kata ayah yang langsung di potong oleh arin

"Intinya arin ingin ikut!!! " Ucap nya yang tak mau di bantah.

"Ya sudah kamu siap-siap dan putri kamu berangkat sekolah sama pak supir ya" Kata ayah. Sang anak hanya mengangguk lalu pergi.

Sesampainya di rumah sakit Reina langsung di periksa oleh dokter khusus untuk keluarga mereka. Reina di periksa sambil di dampingi oleh keluarga nya. Sang kakak terus saja memegangi tangan nya seperti takut kehilangan sang adik.

"Bisa ikut saya keruangan? " Ucap sang dokter dengan sangat pelan.

"Baik dok, Reina tunggu sini yaa" Ucap sang ayah dan Reina hanya mengangguk.

"Mari" Kata sang dokter sambil mempersilahkan.

"Jadi bagaimana dok? " Kata sang mamah yang tak sabar setelah mereka masuk ke ruangan pribadi sang dokter.

"Hmm.... Reina... Mengalami kanker otak, tapi untung nya kanker yang di alami oleh Reina belum mencapai stadium akhir, masih stadium awal dan itu bisa tuk di sembuhkan, dengan cara kemoterapi atau pun dengan operasi" Ucap dokter dengan ragu tapi akhirnya ia menjelaskan nya dengan rinci.

"Apa dok? " Mamah berkata dengan bercucuran air mata, ia tak pernah menyangka bahwa anak nya akan mengalami hal tersebut.

"Benar bu" Ucap sang dokter dengan sendu.

"Lakukan yang terbaik untuk kesembuhan anak saya dok, saya akan membayar berapa pun yang dokter mau yang penting anak saya bisa sembuh" Ucap ayah dengan  tegas.

"Baik pk saya akan berusaha semampu saya" Kata si dokter dengan tegas.

Mereka berdua berjalan keluar rungan dan tiba-tiba mereka terdiam di depan pintu dengan wajah pucat fasih... Karna arin kakak pertama nya Reina berada di sana sambil menatap mereka dengan sendu.

"Reina pasti sembuh kan yah? " Ucap arin dengan suara gemetar menahan tangis.

"Pasti sayang pasti" Ucap sang mamah sambil mensejajarkan tubuh nya dengan sang anak. Mereka berdua menangis di pelukan sang ayah dan sang ayah hanya bisa berkata "kita akan terus membuat malaikat kecil kita terus bahagia"...

Dan semenjak itu lah dunia Reina berubah.....

     





    °°°°°

Reina|Rebecca Klopper (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang