Chapter 12

26 12 0
                                    

Hati-hati typo bertebaran-!!!
And
Happy Reading-!!!

_______________________________________

Jika siap tuk jatuh cinta berarti kamu juga sudah siap tuk patah hati

-Putri-

Terima kasih karna sudah memberikan aku kasih sayang yang sangat tulus untuk ku kak

-Reina-

×××××××××××××××××××××××××××××××××

Langit semakin mendung tapi anak kecil yang duduk di taman itu enggan tuk pergi darisana, menunggu sesuatu yang belum pasti akan datang. Dia mengayunkan kakinya, dia bosan tapi dia tetap disana untuk sahabat yang dia tunggu-tunggu nya daritadi.

Wanita paruh baya yang menunggu nya di dalam mobil bersama seorang pria akhirnya keluar dan berjalan ke bocah kecil itu

Dia mensejajarkan tubuh nya dengan si bocah "kita pulang yuk sayang hujan sebentar lagi akan turun" Tapi si bocah menggeleng sambil menatap wanita itu sendu, wanita yang di ketahui adalah ibunya itu menoleh pada pria yang berada di dalam mobil yang ternyata dia adalah ayah dari si bocah

"Reii mau nunggu kak Elll di sini mah"

"Tapi kak Elll nya belum juga datang sayang sedangkan hujan akan turun" Bocah itu mendongakkan kepala nya je atas melihat awan yang mulai menggelap.

"Sebentar lagi mah" Dia menunduk lalu tiba-tiba ada yang mengangkat wajahnya dengan lembut bocah kecil yang di panggil Reii itu menatap orang yang di depan nya dengan binar bahagia

"Haii" Sapanya

"Haii"

"Kenapa gak pulang aja hujan sebentar lagi turun Reii"

"Aku gak mau pergi sebelum ketemu sama kak Elll, kalau tiba-tiba kak Elll datang ke sini lalu gak ada aku di sini kak Elll pasti akan kecewa" Jelas nya membuat pria kecil yang di sebut kak Elll itu mengelus kepala nya, tanpa Reii sadari mamah nya sudah kembali ke mobil nya tapi tidak sampai masuk dia hanya memantau anak nya itu dari kejauhan

"Terima kasih karna sudah mau menunggu ku, tapi maafkan aku Reii aku gak bisa lama-lama"

Dia menatap Reii dengan sendu sama seperti raut wajah Reii yang hampir menangis

Kak Elll memegang tangan nya "Reii janji sama kakak kalau Reii pasti akan sembuh dan mau di kemoterapi, janji" Reii menatap kelingking yang di sodorkan oleh kak Elll lalu mengangguk dan mengatakan janji

"Reii kakak gak tau kapan disana dan kakak gak tau kapan akan kembali kesini jadi kalau Reii kangen sama kakak Reii peluk kalung ini aja bayangin aja kalau yang meluk Reii itu kakak ok"

"Janji sama Reii kak, kakak harus kembali ke sini" Pria itu hanya mengangguk lalu mengelus kepala Reii sayang

"Elll ayok kita harus berangkat sekarang pesawat nya akan segera terbang" Orang tua dari pria itu menarik nya dengan lembut tapi Reii sama sekali tidak ingin kak Elll pergi darinya hingga mereka harus tarik menarik mamah yang melihat itu langsung lari ke Reii dan mencoba melepaskan genggaman tangan Reii dari kak Elll

Reii di peluk mamah nya dengan terus menangis dan meronta tuk dilepas "lepas mah, kak Elll jangan pergi, jangan pergi kak, kak Ellllll..... "

"Kak Elll" Napasnya terengah-engah seperti mimpi buruk yang selalu singgah di mimpi nya.

Putri yang berada di balkon kamar Reina sambil memegang kalung berbandul bunga matahari itu langsung menoleh saat mendengar teriakan Reina yang memanggil nama seseorang yang tidak dia kenal dan dia langsung menyembunyikan kalung itu dari Reina.

Reina|Rebecca Klopper (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang