Chapter 19

19 11 0
                                    

Hati-hati typo bertebaran-!!!
And
Happy Reading-!!!

_______________________________________

"Putra?Putri?" Mereka kaget disana tidak ada dua orang yang mereka cari itu, kemana mereka?

"Putra, Putri!!" Teriak Galuh, Cakra dan Rekall tapi nihil tidak ada yang menjawab

"Lo boong ya" Tuduh Suci pasalnya dia naik tangga ngos-ngosan tapi yang dicari tidak ada kan capek and kesel

"Gak boong kok tadi emang gua liat mereka berdua ngobrol disini nihh disini tapi kok tiba-tiba gak ada ya gak mungkin mereka terjun kan" Rekall berdiri di tempat yang tadi ditempati oleh Putra dan Putri dia menengok ke bawah, ihhh kok tinggi banget ya, tidak mungkin Putra dan Putri terjun ke bawah dengan ketinggian yang sangat wow terjun darisini bisa jadi mereka akan langsung mati di tempat

"Terus mereka kemana dong" Kini Verell yang bersuara

"Mereka sudah pergi" Ucapan dari seseorang dari balik sofa yang sudah tidak terpakai membuat mereka semua menoleh ke arahnya betapa kagetnya mereka yang ternyata dibalik sofa itu  adalah Luna

Luna menatap mereka satu persatu dengan sendu jika mereka teliti mereka akan menemukan jejak-jejak air mata

"Terus mereka kemana sekarang?" Luna menatap Cakra sendu lalu menggeleng tidak tahu

"Lo ngapain disini, kenapa lo gak cegah mereka pergi?" Pertanyaan dari Rekall membuat Luna meneteskan air mata yang membuat mereka semua menjadi bingung, apa pertanyaan Rekall terlalu susah hingga dia tidak bisa untuk menjawab nya dan akhirnya dia menangis untuk meminta keringanan atas pertanyaan nya yang terlalu sulit hahaha tidak mungkin

"Lohh lo kenapa Kak Rekall nya galak banget ya atau gimana" Suci memeluk Luna yang akhirnya menangis tersedu-sedu Galuh yang merasa dicuekin karna pertanyaan nya tidak dijawab hanya bisa menatap Luna kasihan

°°°°

Reina menatap atap-atap rumah nya dengan air mata yang terus menerus tidak mau berhenti

"Maaf kak karna Reina kakak jadi Diperlakukan tidak adil oleh kak Arin seharusnya Reina gak pernah ada di dunia ini, maaf kak aku tidak apakah maaf ku ini bisa membuat kakak kembali ke rumah tapi aku mohon kak maafkan aku.. Hiks" Reina memegang dadanya yang terasa mulai sesak kebiasaan ditengah malam yang tanpa keluarga nya ketahui bahwa Reina akan merasakan sangat sakit ditengah malam itulah sebabnya Reina selalu terbangun dimalam hari

Reina buru-buru mengambil tisu dan meminum obat-obat nya dia merasa ada cairan yang harus dikeluarkan dari dalam mulut nya dan benar saja saat Reina memasuki toilet dan memuntahkan semua nya toilet

Reina menatap dirinya di pantulan cermin yang menampilkan dirinya yang mulut nya dipenuhi oleh darah Reina jatuh kebawah dia menangis sesenggukan sambil terus memukuli dadanya

"Kenapa aku harus kayak gini Tuhan apa yang sebenarnya terjadi pada ku... Hiks.... Aku ingin hidup normal seperti yang lainnya.... Hiks.... Tuhannnn.... "

Reina berbaring dikasur dengan sangat lemas dia menatap atap dengan pandangan kosong "Tuhan jika kau harus mengambil nyawaku hamba ikhlas" Ucap nya lemah

Krekkk......

Reina menatap pintu yang masih tertutup rapat "kak Putri?" Setelah nya Reina berjalan keluar kamar dan menemukan pintu kamar Putri yang terbuka

"Kak" Reina benar itu Putri dia tidak salah lihat

Dia benar-benar Putri yang sedang mengambil beberapa pakaian tapi harus terhenti karna aku panggilan nya

Reina|Rebecca Klopper (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang