Chapter 3

37 18 0
                                    

Hati-hati typo bertebaran-!!!
And
Happy Reading-!!!

_______________________________________

"Lo gakpapa? " Tanya Rafael tiba-tiba sambil memegang tangan Reina sontak saja hal itu membuat rahang Aldo mengeras.

"Ehh.. Hmm.. Gakpapa kak" Reina sungguh gugup sekali apalagi saat ia melihat ke arah Aldo.

"Ini susu buat lo biar muka lu gak terlalu pucet" Ucap Rafael sambil menyodorkan kemasan susu berukuran sedang.

"Hmm... Makasih kak" Setelah Reina mengambil susunya dia langsung pergi dari meja Aldo dkk dan Rafael dkk sungguh tadi itu sangat menegangkan.

"Bukannya kalau muka pucet itu di kasih lipstik ya bang biar kagak terlalu keliatan pucet? " Tanya gilang.

"Hooh bukannya lipstik ya bang kok ini malah susu siih bang"Edo juga ikut-ikutan bertanya.

" Udah diem ngapa, mungkin itu ciri khas dari seorang Rafael Dirgantara, ya gak El"ucap galuh sambil menaik turun kan alis nya sontak semua yang ada di meja itu bergidik gelii melihat tingkah Galuh. Kok gua bisa ya punya abang kek nih orang, ucap Gilang dalam hati.

Rafael ngasih susu pemberian gua ke bocah itu? Seriously, sungguh menyebalkan, awas aja lu ya adek kelas caper tunggu apa yang akan gua buat. Dia mengatakan hal itu sambil menatap ke arah Reina dengan sinis.

°°°°

"Rei langsung ke kamar ya istirahat" Peringat sang kakak, karna sejak ke jadian di kantin wajah Reina berubah jadi pucat dan itu membuat Arin sangat khawatir.


"Iya kak" Reina langsung pergi setelah mengatakan itu, ntah kenapa badan nya begitu lemas hari ini dan kepala nya juga berdenyut begitu cepat, seperti nya tadi pagi Reina lupa meminum obat nya.

Setelah Reina pergi ke atas Arin langsung duduk di sofa sambil menunggu seseorang.

"Put kakak mau bicara" Ucap Arin setelah dia melihat kedatangan seseorang yang dari tadi dia tunggu.

"Apa lagi siih kak putri tuh udah capek mau istirahat" Putri berjalan ke arah kakak nya dengan malas.

"Kenapa kamu pake topi Reina? " Tanya Arin dengan tajam.

"Reina yang suruh" Ucap Putri dengan sangat malas.

"Kamu kan tau kulit Reina itu sangat sensitif kalau da iritasi gimana, kamu mau tanggung jawab hah" Marah Arin dan Putri hanya memutar matanya malas, dia sudah menduga hal ini pasti akan terjadi.

"Lagian yang nyuruh Putri pake topi Reina itu juga dia sendiri kok bukan kemauan Putri, Putri juga udah nolak tapi Reina maksa ya udah aku pake aja" Jelas Putri.

"Intinya hal ini gak boleh terulang kembali, faham? " Tanya Arin dengan tegas.

"Emang kenapa siih kak, kakak gak pernah loh kayak gini ke aku, kenapa perhatian Reina itu beda banget sama kakak ngasih perhatian ke aku, kakak gak adill" Putri langsung lari setelah mengatakan itu sambil berteriak dan menangis.

"Putri kembali kamu kakak belum selesai bicara" Marah Arin dengan menggebu-gebu.

Sedangkan Reina yang sejak tadi menguping pembicaraan Arin dan Putri sudah mengluarkan air mata dia tau bagaimana rasanya jika di perlakukan tidak adil rasanya memang sangat lahh sakit.

Reina|Rebecca Klopper (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang