Chapter 18

18 9 0
                                    

Hati-hati typo bertebaran-!!!
And
Happy Reading-!!!

_______________________________________

"Reina?" Orang-orang yang ada didalam ruang langsung menoleh saat Angel menyebutkan satu nama tapi sangat berdampak untuk mereka

Arin yang awalnya menunduk langsung menaikan kepala nya dan melihat adiknya berdiri di depan pintu dengan air mata yang sudah membanjiri pipinya, Rafael yang tadinya mengelus kepala Arin hanya bisa menatap mata Reina yang kini sudah turun hujan

Mereka berdua langsung lari dan menghampiri Reina yang lain hanya diam di tempat karna mereka juga tidak tau apa yang harus mereka lakukan

Reina yang awalnya mau memberitahu Verell karna dipanggil oleh pembina osis harus di hadapkan oleh kenyataan. Kenyataan bahwa kakak nya pergi karna dirinya dan membenci dirinya

Teka-teki yang dia coba pecah kan akhirnya terjawab sudah dan Jawaban dari teka-teki itu adalah dirinya sendiri sungguh Reina benar-benar benci pada dirinya sendiri karna sudah membuat kakak nya menderita selama ini

"Reii" Arin memegang tangan Reina yang bergetar

Reina melihat kakaknya itu dengan wajah yang nelangsa "kak Putri pergi karna Reina kan kak?"

Arin menggeleng "engga... "

Tapi sudah dipotong oleh Maya yang menatap nya sinis "lo tadi udah dengar semuanya kan Reina lo penyebab dari semua kekacauan ini" Reina langsung berlari Rafael yang melihat itu langsung mengejar Reina membuat Angel menatap nyalang

"Lo apa-apaan siih hah" Dorong Arin membuat Maya terbentur pintu

"Aww.... " Ringis nya karna sungguh tadi itu benar-benar sangat sakit

"Lo apa-apaan siih hah kok lo dorong-dorong temen gua, seharusnya lo sadar kalau ini semua emang kesalahan lo dan Reina" Angel menatap Arin nyalang dia tidak rela temannya disakiti seperti itu

"Rinn udah mending kita kejar Reina ngeladenin mereka mah gak akan ada habisnya, ayok" Arin dan Anggun meninggalkan orang-orang di ruang osis dengan kebingungan setelah Arin dan Anggun pergi si dua medusa juga ikut pergi darisana

"Gua belum bilang lohh kalau Putri lagi ada di atap sekolah" Ucapan Rekall membuat mereka semua memandang dia nyalang lalu sama-sama berlari menuju ke atap sekolah dia harus mendapatkan orang dari penyebab kerusuhan ini

Dilain tempat

"Reina berhenti" Teriak Rafael mengejar Reina yang terus berlari

"Reii.... Na" Nafas nya terengah-engah saat dia menangkap Reina dan menggenggam tangan wanita itu

"Lo harus dengar penjelasan dari kakak lo dulu Reii lo gak bisa kayak gini" Reina hanya menangis

Bugh.....

Reina kaget saat tiba-tiba ada seseorang yang memukul Rafael dan betapa kagetnya dia saat menemukan Aldo yang memukuli Rafael

Aldo yang awalnya mau ke kamar mandi tidak sengaja mendengar nama kekasih nya dipanggil oleh seseorang dan dia sangat kaget saat menemukan Reina menangis dan tangan digenggaman oleh kakak nya itu dia berfikir kakak nya telah berbuat sesuatu yang tidak wajar yang membuat Reina menangis apalagi dia mendengar tentang jelas menjelelas hal itu membuat emosi nya naik hal hasil dia memukuli kakak nya itu sampai menghiraukan teriakan dari teman-teman nya yang menyuruh nya berhenti dan menghiraukan ketakutan Reina

"Woyyy udah goblok lo bikin cewek lo takut" Tarik Rean paksa lalu dibantu oleh Edo sedangkan Gilang membantu Rafael berdiri, Rafael menatap Aldo datar begitu pun dengan Aldo yang menatap nya juga tak kalah datar

Reina|Rebecca Klopper (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang