Happy Reading Guys!^^
FARRIZ POV
“ Kemana mamaku, kenapa kamu disitu?” Tanya gadis berhijab itu. Aku tak sengaja menatap matanya. Subhanallah!! Sungguh indah mata gadis itu. Tak pernah aku melihat mata yang seperti itu. Kebanyakan yang kulihat, tak bersinar indah seperti gadis berhijab itu.
“Mau beli susu” jawabku mencoba mengalihkan pandangan mataku agar tak menatapnya lagi. Aku tak sanggup.Aku sungguh gugup. Membalikkan badan adalah cara tepat kupilih untuk tak berduaan bersama gadis itu. Aku berjalan menyusuri lorong-lorong supermarket dan membayar susu ke kasir.
“Eh, Mas Farriz, tumben beli susu?. Biasanya kan Ibu yang bawa pulang.” Tegur sapa si kasir didepan. Aku mengenal semua karyawan yang ada disini.
“ Ya, Nanda. Tadi, Ibu minta untuk bawa pulang susu” jawabku bermalas-malasan. Aku tak ada mood baik untuk menjawab pertanyaan yang diajukannya. Mungkin, jika Nanda tak senyam-senyum sendiri saat bertanya padaku, aku akan senang menjawabnya.
“Lohh.. bukannya Ibu lagi disini. Ibu bilang tadi ada temen lamanya mau belanja disini. Jadi, Ibu mau bertemu temennya” jelasnya dengan mata memandang kepadaku serta tangannya tetap memasukkan barang ke paperbag.
“Lohhh… kok Bunda ada disini. Bukannya tadi Bunda bilang ia dirumah. Ngeselin banget deh.. masa Bunda bohongi aku sih” batinku. Aku mengambil barangku dan celingukan cari Bunda.
“Mas, cari Bu Emily ya?. Ibu lagi ngomong tu di belakang” Tanya Nanda seraya menunjuk ke arah Ibu-Ibu yang sedang ketawa-ketiwi serta ditemani seorang gadis dengan muka kebingungan. Aku mengangguk. Aku melangkahkan kakiku kearah Ibu-Ibu. Seorang Ibu berbalik seolah menyadari kedatanganku. Ibu itu tidak terlihat tua diusia tuanya. Badannya bak model terkenal. Ia menghadiahi senyum untukku. Senyumnya semanis gula aren membuatku terpana. Ia menghampiriku untuk memberikan pelukan hangat dari seorang Ibu. Ia ialah Bundaku.
“Nda.. kok Bunda ada disini?. Tadi, waktu telpon, Bunda bilang, Bunda lagi dirumah habistu minta beliin susu lagi” kesalku pada Bunda.
“Kamu sih, bandel. Udah disuruh pulang, gak mau pulang. Bunda bilang aja gitu, biar kamu mau pulang” bela Bundaku. Setiap Bunda memintaku pulang. Pasti aku akan memberi berjuta alasan. Aku takut pulang. Karena, kalau aku sudah dirumah pasti tidak akan siap pekerjaanku. Bundaku akan bercerita banyak cerita.
Bunda menggandeng lenganku dan memperkenalkan aku ke temannya dan gadis berhijab itu. “Zahra, Ike, ini putraku.” Mama memberitahukan namaku pada gadis itu dan mamanya. Mamanya sangat mirip dengannya dan cantik. Sepertinya, saat usianya menginjak hari tua ia akan mencopy layaknya mamanya. Aku menyalim Tante Zahra dan ketika ingin menyalim gadis itu. Ia seperti pertama aku bertemu dengannya, hanya tersenyum, menelungkupkan tangan didepan dada, dan menganggukkan kepala seraya mengatakan “Namaku Ike” katanya.
Wuahhh… suaranya lembut. Perasaan saat ia terkejut tadi tidak selembut ini. Apa telingaku yang kena gangguan?. Namanya Ike. Nama yang indah. Terjawab sudah rasa penasaranku akan namanya.
IKE POV
Barang-barang yang kuperlukan sudah terisi semua ke troli. Susu sudah dapat, saatnya lihat mama dan ajak pulang.
Aku menghampiri dua orang Ibu-Ibu. “Mama, udah siap ni, Mama ada rencana kemana lagi?” Tanya dengan senyum tersungging indah dibibirku. Tante Emily menatapku penuh kasih.
“Kayaknya langsung pulang aja. Ayah udah pulang tadi. Tapi, kita pulangnya lama dikit, ya?. Mama mau ngomong-ngomong sama Emily” tukas mama dengan wajah minta dikasihani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijab In Love
Spiritual- Azrianzka Farriz Hamzah - Ike, nama yang cantik. Mampu menyulap degub jantungku. Menghipnotis senyumku dalam hitungan detik. Dia istimewa. Tatapannya sungguh indah. Aku ingin bersamanya. Cara bicara dan senyumnya itu mampu membuatku tak tidur sema...