Bagian 6. Hal Baru

729 65 37
                                    

"Bosan terhadap sesuatu adalah hal wajar. Tapi jangan sampai bosan pada hidupmu, ya~"

---BeautifulSea25---

•••

"Queenza! Lo mandi apa semedi, sih?! Lama banget, oy!"

"Kalau di kamar mandi, ya pasti lagi mandilah, Om!" Queenza balas berteriak dari dalam kamar mandi. "Lagi pula lama dari mana coba? Perasaan, Queen baru masuk kamar mandi," oceh Queenza yang tengah berendam di dalam bathup dan meniup-niup busa sabun di tangannya.

"Baru masuk apanya?!" Krish kembali berteriak. "Lo sudah satu jam di kamar mandi! Buruan keluar! Gue juga mau mandi!" perintahnya galak.

Merasa tak ada sahutan, Krish menggedor pintu kamar mandinya keras. "Queenza!" panggilnya. "Buruan keluar atau gue seret lo secara paksa keluar?!" ancamnya.

"Iya, iya!" sahut Queenza kesal. "Sabar dong, Om. Kata Grandmama; kalau orang lagi mandi tidak boleh diburu-buru. Nanti kurang bersih dan kurang wangi," cerocosnya.

"Serah. Keluar sekarang, Queenza!" Krish mulai tidak sabar.

"Sabar! Queen pakai bathrobe dulu!" Queenza segera membersihkan diri. Bisa gawat kalau Krish marah. Bisa-bisa lelaki itu tak, 'kan mengantarkannya pulang.

Krish berdecak kesal. Tapi, ia sudah lebih tenang sekarang. Ia berjalan---duduk di tepi ranjang besarnya lalu memainkan sebuah game di ponselnya. Merasa Queenza belum juga keluar dari kamar mandi, Krish berdecak. "Queenza!" panggilnya tak sabar. Tapi mata dan jemarinya tetap terfokus pada layar ponsel di tangannya.

"Om tidak punya bathrobe, ya?!" teriak Queenza dari dalam.

"Enggak. Pakai saja yang ada!"

"Tidak mau! Queen biasa pakai bathrobe setelah mandi!" tolak Queenza.

"Itu, kan di rumah lo," Krish mendelik jengkel. "Serah lo, Queen! Mau bugil kek, apa kek---serah! Yang penting lo keluar dari kamar mandi gue sekarang!"

Queenza berkedip. "Kalau Queen keluar tanpa bathrobe, nanti Queen telanjang dong?" gumamnya pelan. Ia mengigit bibirnya resah. "Tapi kata Grandmama; Queen tidak boleh telanjang di depan lelaki asing. Tapi, Queen tidak biasa pakai handuk seperti itu," Queenza menatap sebuah handuk serba salah.

"Queenza!" teriak Krish keras.

Mengabaikan teriakan Krish, Queenza mengusap dagunya---tampak berpikir. "Tapi, Om Krish bukan lelaki asing, kan, ya? Om Krish adalah penolong Queen. Jadi, tidak apa-apa dong kalau Queen telanjang di hadapan Om Krish?"

Queenza sibuk bicara pada dirinya sendiri. Matanya berbinar. Itu ide yang sangat cermerlang, pikirnya. Akhirnya, kakinya melangkah pelan menuju pintu kamar mandi---keluar dari sana.

Krish tampak serius memainkan game cacing di ponselnya. Cacingnya sudah sangat panjang sekarang. Membuatnya semakin bersemangat.

"Om, Queen sudah selesai."

Krish mendelik. Akhirnya keluar juga si putri keraton gagal. Ia melirik Queenza singkat. Seketika matanya membulat syok. "Kenapa lo bugil?!" jeritnya tanpa mengalihkan pandang. Bajingan memang. Suara tampak syok tapi matanya menatap Queenza bak santapan lezat.

Queenza mengernyit. "Ada yang salah?"

"Ada yang salah?!" ulang Krish melotot. Lalu, membuang mukanya yang memerah. Sialan! Permainan cacingnya bahkan sudah kalah. Tapi, bukan itu yang terpenting.

Vampire King's ObssessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang