Bagian 4. HP Masa Gitu?

513 59 7
                                    

"Rasa bersalah membuatmu tak tenang karena karma itu nyata adanya~"

---BeautifulSea25---

•••

"Eh, eh? Kenapa nih?"

Krish menatap heran mobilnya yang berhenti mendadak. Ia mengumpat saat melihat jika bensinnya habis. Ia mengarahkan tangannya pada stir kemudinya dan membaca sebuah mantera, dengan harapan kekuatannya dapat ia gunakan untuk kembali menyalakan mobilnya ini. Beberapa kali ia mencoba namun hasilnya nihil.

"Kekuatanmu hanya berlaku saat fajar tiba sampai senja berakhir."

"Sial!" Krish kembali mengumpat saat mengingat ucapan gurunya. Ia merogoh semua kantongnya, mencari uang yang tersisa. Lalu, mengacak rambut frustasi saat uangnya hanya tersisa dua ribu rupiah!

"Gue benar-benar sial banget hari ini." gumam Krish tersenyum kecut. "Apa gue kena karma, ya, karena udah ingkar janji sama tuh bocah?" imbuhnya gusar.

Krish menyandarkan tubuh ke kursi yang didudukinya dengan kepala mendongkak dan mata terpejam. "Maafin gue, Queen ...." Ia merasa bersalah pada Queenza, tapi setidaknya ... gadis itu bisa pulang ke rumahnya dengan selamat. Terlebih, polisi yang menjaganya.

Ketukan di kaca yang berada di sampingnya membuat Krish duduk tegak. Ia terkejut saat sosok yang mengetuk kaca jendela mobilnya adalah seorang polisi yang sama dengan polisi yang mengantar Queenza.

Krish keluar dari mobilnya dan menatap polisi itu heran. "Ada apa, ya, Pak?"

"Om ...." Queenza yang bersembunyi di belakang tubuh besar polisi pun keluar dari persembunyiannya---menghambur ke arah Krish. Memeluknya seerat mungkin seolah takut jika ia regangkan sedikit saja ... Krish akan kembali meninggalkannya. Lalu, menangis sejadi-jadinya di dada Krish yang bidang.

Krish terkejut bukan main. "Queen?"

"Jangan tinggalkan Queen lagi, Om," kata Queenza memohon. "Queen takut ...."

"Kamu harusnya pulang sama bapak polisi," Krish balas memeluk Queenza. Mengusap kepalanya menenangkan.

Queenza menggeleng kuat dalam pelukannya. "Queen cuma mau om yang antar Queen pulang." katanya seakan memohon.

Krish mengulum bibir---menahan kesal karena Queenza banyak maunya.

Polisi itu tersenyum tipis. "Adik ini tidak mau jika saya yang antar pulang. Jadi, saya percayakan adik ini sama kamu. Saya percaya kamu bisa melindungi gadis ini."

Krish tersenyum kecut.

"Kalau begitu, saya pamit." Polisi itu pergi setelah Krish berterima kasih dan meminta maaf karena Queenza yang sudah pasti merepotkan.

Setelah polisi itu pergi, Krish mengurai paksa pelukan Queenza, meremas lembut bahunya sembari menyorot kesal. "Kenapa lo gak pulang sama Mang Lisi aja, sih?!" tukasnya setengah berteriak.

"Siapa ... Mang Lisi?" Queenza bertanya sesegukan.

"Polisi tadi!"

Queenza menggeleng lemah. Ia lelah dan pusing karena banyak menangis. "Queen ... maunya sama om," katanya lemah.

Krish terdiam. Wajah pucat, mata sembab, jejak air mata di pipi dan hidung Queenza yang memerah membuatnya tak tega. Jemarinya yang kokoh menghapus lembut air mata Queenza yang sempat mengalir.

"Gak usah nangis! Soalnya, lo makin jelek kalau nangis," ejek Krish berbohong.

Di matanya, gadis itu adalah gadis pertama yang terlihat cantik saat menangis.

Vampire King's ObssessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang