jangan lupa vote nya ya mentemen!😁
enjoy!
Pukul 12 siang, di dalam ILY
"Ra, aku bosan." Seli mencolek bahuku, buku yang dibacanya barusan sudah dimasukan lagi kedalam tas.
"Yah, mau bagaimana lagi, Sel. Kita tidak bisa kemana mana." Aku mengangkat bahu, masih fokus membaca.
"Alii.. nyalakan mode suara ILY, dong. aku bosan." Sekarang Seli mengetuk kursi Ali.
"Hmm" Ali hanya berguman, entahlah apa itu artinya.
Tapi tiba tiba terdengar suara 'bip' kecil, menandakan ILY akan bisa 'bicara' dalam beberapa detik lagi. padahal Ali tidak mengetuk tombol manapun.
"Eh, kok nyala sendiri?" Seli terkejut, kepalanya melongok kedepan, penasaran apa yang Ali lakukan.
"Ish.. kepo. Sana jangan ganggu aku Seli!" Ali menggerutu, moodnya sedang jelek, sebaiknya jangan di ganggu.
"Ali nyebelin!" Seli kembali ke tempatnya, cemberut.
"Hai Seli, apa kabarmu?" ILY menyapa, demi mendengar suara ILY yang apa daya sama persis dengan Ily aslinya (yang lebih gwi yeo wun daripada Ali) Seli tersenyum riang, menyapa balik, "Hai juga, ILY. Kabarku baik, hanya bosan saja. Kamu mau menemaniku ngobrol ILY?"
"Tentu saja, Seli." Jawab kapsul perak itu.
"Terimakasih, ILY. soalnya daritadi Raib sama Ali sibuk sendiri, aku dicuekin." ILY tertawa, "Mereka selalu kompak, ya sel?"
"Iya. Memang selalu begitu. Oh iya ILY, kamu tahu tidak? Kemarin Ali menggendong Raib ke UKS, didepan banyak orang!" Seli cekikikan, seolah itu adalah kejadian yang lucu.
"Seli! Tidak lucu, tahu." Aku disebelahnya mendelik, mencegahnya melanjutkan kata kata.
ILY tertawa, "Aduh, andai saja aku bisa melihatnya, pasti itu lucu sekali, Sel."
"Iya, ILY. Bayangkan, satu sekolah melihat itu! Fans nya Ali langsung patah hati!" Seli sekarang terbahak, suaranya memenuhi kapsul.
Satu sekolah? Apa Seli tidak bergurau? Tapi iya juga sih, Ali menggendongku dari lantai 2 sampai UKS, pasti banyak sekali yang melihatnya, apalagi itu jam pulang sekolah. Ish, memalukan!
Pipiku memerah, Seli yang melihatnya langsung berseru, "Tuh kan, ILY. lihat, pipi Raib merah. Pasti dia mengingat kejadian kemarin."
"Seli! Diam deh, kamu nyebelin!" Aku mencubit perutnya, yang dicubit malah cengengesan, merasa tak berdosa.
"Oh iya, Seli. Apa kamu tahu, aku pernah memotret mereka berdua sedang berpelukan?" ILY berkata santai,
"APA?!" Seli menutup mulutnya, tak percaya. Aku dan Ali juga melotot, terkejut bukan main. Memotret?! Astaga ILY!
"Iya, aku akan kirimkan fotonya ke handphone mu sekarang." ILY melanjutkan kata katanya.
Tring! Handphone Seli berdenting, sebuah notifikasi pesan.
"Astaga, raib, Ali... Kalian bisa bisanyaa... Dan apa ini? Disekolah? Astagaa.." seli terlihat shock setelah melihat foto yang dikirimkan ILY.
"Eh, itu bukan seperti kelihatannya Sel. Kamu jangan berpikir macam macam!" Aku bergegas menyangkal, sambil berusaha merebut handphone nya. Foto itu harus segera dihapus.
"Bisa bisanya kalian... Tidak memberi tahu akuu?? Ini lucu sekalii Ra, aduh, ini benar benar pasangan serasi!!" Seli berseru gemas, seperti baru saja melihat adegan romantis di drama korea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengungkap
FanfictionMenceritakan petualangan mereka membantu Tuan Muda Ali mengungkap suatu rahasia. Rahasia apa kira kira? Apakah mereka berhasil? Kali ini bukan hanya kemampuan bertarung yang di uji. Mereka membutuhkan kekuatan lain.kekuatan apakah itu? Temukan kisa...