"Ah.." nenek mengusap wajahnya, Marlyn yang duduk dihadapannya menatap tak berkedip. prediksinya barusan, benarkah?
"Nenek?"
"Ah..Bukan, nak. Aku bukan ratu itu. tapi aku sangat mengenalinya, lebih dari aku mengenal diri sendiri." Nenek menunduk sangat dalam saat mengatakannya, Marlyn bisa merasakan sebuah penyesalan besar yang tersirat dalam kalimatnya
"Ratu itu..dia.." wajah sendu nenek tiba tiba berubah awas, dia merasakan sesuatu yang tidak beres.
"Apakah nenek baik baik saja?" Marlyn ikut menatap cemas, "Aku baik baik saja, nak. Yang buruk itu Raib dan Seli. Kita harus menemui mereka. Segera pegang tanganku Marlyn, bergegas!"
Splash! Tubuh nenek dan Marlyn sudah menghilang dari gudang. Menyisakan lengang.
...
"Ali! Lihat ini!" Elisha berseru antusias, Ali yang fokus membaca menoleh, mendekat
"Bacalah, aku menemukan ini" Jemari Elisha menunjuk salah satu paragraf. Paragraf itu menceritakan kalau pintu kristal tidak hanya ada 1, tapi ada banyak dan tersebar di banyak tempat. Ali menatap tak percaya, "Kalau begitu, kita harus mencari pintu yang lain. Semoga yang satu itu tidak ada penjaganya."
"Tepat sekali! Itu yang kupikirkan juga saat pertama membaca buku ini. Kita benar benar serasi!" Elisha berseru riang.
Ali tertegun, wajah Elisha sempurna mendapat perhatiannya sekarang. Matanya yang biru, rambutnya yang panjang, tawa riangnya,
"Cantik-" Ali menepuk bibirnya, aduh, keceplosan!
"Kamu mengatakan sesuatu, Ali?" Elisha menoleh, Ali bergegas memalingkan wajah, "Tidak! Aku tidak bilang apa apa kok. Jadi, kapan kita akan mencari pintu lainnya?" Pengalihan isu yang mulus!
"Sebentar, rasanya aku pernah melihat catatan lokasi pastinya. Dulu, aku mengabaikannya karena kupikir pintu itu hanya ada satu- yang di kapal itu. Tapi kali ini, catatan itu akan sangat membantu. Nah, ketemu! Lokasinya ada di... Laut kegelapan?!"
"Ada apa disana? Kamu tampak cemas." Komentar Ali "Kabarnya laut kegelapan tidak pernah mengalami surut. Air nya selalu pasang dan berombak besar. Itu laut yang berbahaya." Jelas Elisha
"Kita akan baik baik saja, kamu tidak sendiri." Ali berkata yakin. Elisha dihadapannya mengangguk, kembali bersemangat.
...
Marlyn menghembuskan napas, tersengal. Kepalanya hendak meledak karena banyak sekali pertanyaan yang muncul di kepalanya
Kenapa nenek bisa membawanya hilang muncul begini? Mereka hendak kemana? Lalu bagaimana dengan ratu itu? Lalu Raib dan Seli.. mereka kenapa?
Namun gerakan hilang-muncul nenek semakin cepat, nenek terlihat sangat segar dan bersemangat, Marlyn tidak punya kesempatan untuk bertanya.
Nenek melepas pergelangan tangan Marlyn, sepertinya mereka sudah sampai.
Marlyn mengenal tempat ini- dari dongeng ibunya. Sungai para raksasa.
"Nek...aku takut" suara Marlyn mendecit, matanya jeri melihat para raksasa yang sedang tertidur di sungai, badan yang besar itu saling tumpang tindih di dalam aliran sungai.
"Mereka tidak akan bangun jika kita tidak membangunkannya. Ayo bergegas Marlyn! Raib membutuhkan kita." Nenek mendorong perlahan perahu kecil yang ada disana -entahlah itu milik siapa. Lalu dengan isyarat, nenek meminta Marlyn naik.
Marlyn menelan ludah. Baiklah. Tidak ada pilihan lain.
Air mengalir tenang, kalau saja tidak ada para raksasa itu, sungai ini sangat indah. Airnya jernih, batu koral berwarna warni terlihat dibawah sana
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengungkap
FanfictionMenceritakan petualangan mereka membantu Tuan Muda Ali mengungkap suatu rahasia. Rahasia apa kira kira? Apakah mereka berhasil? Kali ini bukan hanya kemampuan bertarung yang di uji. Mereka membutuhkan kekuatan lain.kekuatan apakah itu? Temukan kisa...