9_Kapal

475 38 5
                                    

Vote dulu sebelum baca😉 enjoyy!!

"Ra, aku mulai mual! Seli memegangi perutnya, aku juga mulai merasakan hal yang sama, kami terbanting dan berputar putar di dalam angin ini wajar saja

Angin menyebalkan! Aku mengangkat tanganku, sarung tangan bulan yang membungkus jemariku mengeluarkan kesiur angin,

SPROOMM!! Energi dingin keluar dari tanganku, aku berusaha membekukan gerakan cepatnya

Perlahan tapi pasti, angin puting beliung ini mulai melemah, deru anginnya berkurang, dan perlahan kakiku sudah bisa menjejak tanah, begitu juga Seli dan Ali

Splash! Aku mendorong angin yang tersisa, braakk! Pohon disekitar kami tersibak, angin itu berhasil pergi, hilang sama sekali

"Kalian baik baik saja?" Aku menoleh, Ali dan Seli mengangguk. syukurlah, kami tidak terluka

Kami sekarang terdampar ditengah hutan, jauh dari desa, tidak tahu harus melakukan apa

"Hei, apakah kalian tidak merasa aneh?" Ali tiba tiba bertanya

"Aneh apanya?"

"Angin itu, dari banyaknya penduduk desa, kenapa hanya kita yang terbawa? Ini seperti sebuah kesengajaan" Ali menggaruk kepalanya - tanda ia sedang berpikir.

"Ya! Aku juga berpikir seperti itu, bukankah ini sangat aneh?" Aku menimpali, setuju dengan pernyataan Ali

Tapi pertanyaannya, siapa yang melakukannya?

Wusshhhh!! Angin berhembus lagi, kami semua menoleh, jangan jangan puting beliung itu kembali. Tapi ternyata bukan, itu angin biasa

Hei! Apa ini? Kenapa angin ini berputar putar dikepalaku? Rambutku dibuat berantakan olehnya, Seli juga mengalami hal yang sama, angin itu menggelitik lehernya, membuat Seli terkikik geli

Tetapi, lain dengan Ali dia menepis angin itu, "Hei! Aku tidak suka diganggu seperti ini! Pergilah! Menyebalkan sekali" kedua alisnya bertaut, wajahnya yang sedang kesal itu lucu sekali, aku tertawa melihatnya

"Heh, Ra! Kamu jangan menertawakan aku ya!" Ali melotot galak, "Kamu marah marah terus nih, lagi pms ya, li?" Aku malah menggodanya, "Apa katamu?!"

"Apakah ini roh angin, Ra?" Seli bertanya, memutus pertengkaran ku dengan Ali, "Mungkin, tapi aku tidak tahu pasti" jawabku sambil mengangkat bahu

Aku melirik Ali, kukira biang kerok itu akan ribut bilang sihir itu tidak ada lah, jangan percaya, tapi dia malah menatap kosong, seperti sedang memikirkan sesuatu

"Ali? Ada apa?" Ternyata Seli juga menyadari ekspresi ali yang tiba tiba berubah itu

"Eh, tidak apa apa, tiba tiba saja perasaanku tidak enak." Untuk seorang Ali yang biasanya masa bodo akan banyak hal, perkataan barusan artinya serius sekali, apa yang akan terjadi?

Hening sejenak, "Hei, Ra, Ali, lihat! Anginnya kembali!"

Aku menoleh, Angin itu kembali, kali ini dia menerbangkan 4 kristal berkilauan, kristal yang cantik sekali, aku dan seli merangkak mendekat, tertarik melihat motifnya

"Hei Ali, bukankah ini bentuk yang sama dengan gambar yang ada dibalik foto orangtuamu?"

Aku ikut memperhatikan kristal kristal itu, Seli benar, kristal itu masing masing memiliki corak yang berbeda, persis dengan yang kami lihat di foto dan di 4 pilar besar itu.

Belum sempat Ali melihat kristal itu, angin membawanya pergi lagi, masuk kedalam hutan dibelakang kami.

Entah apa yang dipikirkan Ali, dia bangkit dari duduknya dan berlari mengejar kristal itu. Aku dan Seli refleks menyusulnya, "Ali, tunggu!"

MengungkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang