pada zaman dahulu, ada sebuah desa yang damai, penduduknya hidup berdampingan dengan roh penyeimbang alam, saling membutuhkan satu sama lain
Hingga suatu hari, terjadilah peperangan di desa itu melawan kerajaan timur. Tidak diketahui pasti apa penyebab peperangan itu, tetapi dampak peperangan itu sangat besar, para roh murka, mereka mengutuk desa.
Bertahun tahun seluruh desa hidup dalam kutukan, tidak bahagia.
Hingga satu hari, datanglah seorang ratu dari negeri jauh, dia adalah seorang pemilik kekuatan, dia bisa mengendalikan roh alam, menjadi jembatan antara para penduduk desa dan roh alam. Penduduk desa sangat menghormati ratu,
Dia membebaskan desa itu dari kutukan para roh, lalu penduduk desa hidup bahagia dibawah pimpinan ratu
Kini mereka sedang duduk menjeplak di rumput. Nenek memutuskan keluar dari ruangan pengap tadi. Nenek sekali lagi menceritakan dongeng lama itu. marlyn seketika teringat perkataan nenek sebelum membawanya kemari,
"Itu bukan dongeng, Marlyn. Itu kisah nyata. Sejarah desa kita."
"Kalian berdua juga sudah tahu dongeng ini, kan?" Nenek bertanya pada raib dan Seli, keduanya mengangguk. Marlyn pernah menceritakannya.
"Sebenarnya, cerita itu belum selesai. Cerita itu tidak berakhir bahagia-" intonasi suara nenek berubah sedih. Raib menyodorkan air sungai yang sudah mereka tampung dalam daun berbentuk mangkuk. Nenek meminumnya, lalu memulai cerita masa lalu itu
"Dulu, desa sihir adalah desa yang sangat sejahtera. Bagaimana tidak? Mereka sangat terbantu dengan adanya para roh. Mereka bisa dengan mudah mendapatkan air bersih, membangun rumah, memasak, dan hampir seluruh aspek kehidupan lainnya tidak lepas dari bantuan para roh.
Suatu hari, datanglah rombongan kerajaan dari timur, mereka memang terbilang sering berkunjung untuk menyambung tali persaudaraan.
saat itu ayah nenek adalah kepala desa yang menjabat. Dia menyambut rombongan raja itu dengan sukacita, menjamunya dengan berbagai jenis makanan.
Sang raja meminta kepala desa untuk berbicara privat dalam ruang tertutup. Karena hormat, kepala desa langsung menuruti kemauan sang raja. Dia menyiapkan sebuah ruang privat. Tetapi sang raja ternyata mempunyai rencana jahat, dia menikam kepala desa dari belakang. Tidak jelas apa motifnya.
Tidak ada saksi mata dalam kejadian itu, lagipula seorang raja mustahil akan mendapat hukuman meskipun hal itu benar benar dilakukan olehnya. Apalagi kali ini hanyalah sebuah rumor
Seiring berjalannya waktu, para penduduk desa mulai berbisik-bisik soal terbunuhnya kepala desa mereka, tidak sedikit juga yang menuduh sang raja sebagai pelakunya. Bisik bisik itu ternyata sampai di telinga kerajaan, seisi kerajaan geram dan mengutus pasukan untuk menyerang desa sihir. Perang pun meletus, menghanguskan persaudaraan mereka selama ini
Itulah, yang membuat para roh marah, dan mengutuk desa. Melarang siapapun keluar dan masuk kedalam desa kami."
Nenek menghela napas, sekali lagi meminum air dari 'mangkuk'.
"Lalu, apa yang terjadi, nek?" Seli bertanya, Raib menyikutnya pelan, melotot. nenek sedang minum, tidak sopan mendesaknya. Seli mengangkat bahu, nyengir.
"Baiklah, akan ku lanjutkan," nenek tersenyum melihat Seli yang sangat antusias. Ah, siapapun akan senang bercerita jika seli yang mendengarnya. Dia benar benar pendengar yang baik
Sejak saat itu, penduduk desa sangat terpuruk, tidak ada lagi tawa riang di sela sela hari, semuanya bersedih.
Sampai suatu hari, datanglah dia. Seorang ratu yang sekaligus pemilik kekuatan dari negeri jauh. Dia berhasil membuat para roh melenyapkan kutukan itu. seperti yang pernah di tuliskan dalam ramalan kuno, dia adalah roh kelima, jembatan yang menghubungkan manusia dan para roh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengungkap
FanfictionMenceritakan petualangan mereka membantu Tuan Muda Ali mengungkap suatu rahasia. Rahasia apa kira kira? Apakah mereka berhasil? Kali ini bukan hanya kemampuan bertarung yang di uji. Mereka membutuhkan kekuatan lain.kekuatan apakah itu? Temukan kisa...