Bab 3

88 6 0
                                    

Pria itu terus berlari menyusuri hutan yang putih dipenuhi salju,jubah bulu yang ia kenakan berkibar bersamaan dengan kecepatan larinya, mata hitam legamnya sesekali melirik ke belakang menandakan ia tengah mengamati apakah masih ada yang mengejarnya atau tidak. Hutan itu tampak sepi tak ada kehidupan, pria bersurai hitam legam itu berhenti diujung jurang yang curam, nafasnya tersenggal-senggal saling memburu, tangannya ia tumpukan di atas lutut sambil menghirup udara secara rakus, sesekali mata hitam nan tajam itu melirik ke arah belakang melihat mereka yang mulai mendekat.

"Huhh..huh..huh...sialan! "umpatnya pelan.

"Akhirnya kau berhenti juga pangeran, apa kau sudah lelah? lebih baik kau menyerah," pria berjubah hitam dan lima lainnya tersenyum sinis melihat buronannya terpojok dan tak berkutik.

"Cih...jangan harap kalian bisa menang, kau bahkan sama busuknya dengan kakakku itu, kalian biadab yang mengatasnamakan kemurnian untuk kegelapan," pria yang disebut pangeran itu mengepalkan tangannya mencoba mengendalikan diri untuk tak mengumpati kakak biadabnya itu.

"Oh kau merasa lebih hebat dari pangeran dewa agung hah? kau hanya pangeran pungut dan bukan darah keturunan negeri kami, jadi tahta negeri dewa tertinggi adalah milik pangeran mahkota Xiu Fei yang merupakan keturunan murni Kaisar Dewa,dan kau sebaiknya mati." ujar pria berjubah hitam yang paling depan.

Pria bersurai hitam legam itu terkekeh sinis, "Aku memang lebih hebat darinya maka dari itu AYAH memintaku menjadi putra mahkota dan bukan pangeranmu itu.Dan karena pangeranmu itu tidak suka aku disanjung dan dijadikan pengganti Kaisar Dewa maka dia menyuruh kalian membunuhku, dia takut kalah denganku, dia tidak lebih dari seorang pengecut.Dan satu lagi ku tegaskan AKU ADALAH PUTERA KANDUNG KAISAR DEWA DAN PERMAISURI DEWI YANG PERTAMA dan pangeran yang kau sebut keturunan asli itu hanya putera selir dewi yang bahkan bukan keturunan kaisar dewa,dan yah kalian semua sama busuknya sebagai kubu yang menyembunyikan fakta itu pada kaisar dewa, kelak akan ku rebut tahta yang menjadi milikku.DASAR TIDAK BERGUNA CIH"

"KAU!!!"

"Selamat tinggal" itulah kata terakhir pria pemilik manik hitam itu sebelum ia melompat ke jurang curam yang merupakan perbatasan antara negeri manusia dan negeri dewa.

Di tempat lain....

"Jian,besok kau temani aku ke danau ya, aku ingin berlatih dengan senjata baruku," ucap Victoria yang saat ini tengah menonton film di kamarnya dengan Jian disampingnya.Setelah kemarin mereka pulang dari taman sakura,Victoria langsung meminta Jian menemaninya nonton film dirumahnya keesokan harinya, dan jadilah Jian pagi ini sudah stay di kamar Victoria sambil ngemil beberapa snack berbentuk bulan.

"hem" dehemnya, ia masih fokus pada film yang menampilkan adegan aksi yang begitu seru di matanya.

"Bisakah kau tidak menghabiskan camilanku" Victoria mulai menyadari camilan kesukannya hanya tinggal separuh padahal ia baru makan tiga.

"Hehehe maaf habisnya kamu ngoceh terus,aku kalau lagi fokus kadang lapar jadi bukankah kamu tau itu Vic? " ucapan dengan ekspresi tanpa dosa itu membuat Vic mendengus lelah,sudah tak ada harapan lagi bagi camilan-camilanku yang lenyap, malang sekali camilanku masuk ke dalam perut karet Jian, batin Victoria. Dia begitu sedih meratapi camilannya yang lenyap di perut sahabatnya.

"Huh baiklah, dasar kebiasan," ketusnya yang malah dibalas cengiran Jian.

"Vic vic lihat wah lihat bagaimana mereka melakukan gerakan segesit itu, wah pria topeng itu sangat hebat," Jian menirukan aksi pria topeng dalam film itu sembari berkata dengan hebohnya dan hal itu membuat Victoria memutar mata jengah dengan kelakuannya.

The Queen Of Ice (on going,revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang