rumah

1.2K 55 3
                                    

Suasana hari ini cukup dingin, bukan karena pendingin ruangan, tapi hujan. Memang cuaca yang beberapa hari terakhir kurang menentu. Karena itu lah siang ini heeseung memutuskan untuk berdiam di rumah hera.

Sebenarnya, cuaca bukan alasan.

Hanya saja, hera dan heeseung masih dalam masa libur antara kelulusan SMA dan masuk kuliah. Jadi yaa menghabiskan waktu bersama, kenapa tidak?

Lagipula, ini bukan kali pertama heeseung datang ke rumah hera. Ayah hera benar-benar menaruh kepercayaan besar pada pemuda itu. Bahkan tidak jarang ayah hera sendiri yang meminta heeseung untuk ke diam di rumahnya saat dia harus alfa.

Keduanya kini sedang berada di ruang tengah dengan heeseung yang duduk di karpet menyandar ke sofa sedang hera duduk di atas sofa. Hera yang minta, katanya biar leluasa memainkan rambut heeseung sambil sama-sama menonton tv.

"Hera, bikin gorengan yuk?" Heeseung membuka suara dengan menoleh ke belakang sedikit. "Enak hujan gini makan yang digoreng-goreng."

Sebelum menjawab, hera tau-tau mengacak rambut heeseung sedikit kasar. "Gorengan teruss. Kemaren udah."

"Kapan?"

"Kemarenn, di warung depan lo makan gorengan banyak. Ngga lagi ya." jawab hera tegas. "Coklat panas aja, mau?"

Heeseung mempoutkan bibirnya kecil sambil berbalik sepenuhnya menghadap hera. "Beda lahh gorengan kan asin, coklat kan manis."

Hera menggeleng yakin. "Ngga boleh pokoknya. Radang baru tau rasa. Lo mau diusir papa gara-gara makan gorengan terus?"

"Ya engga dong."

"Yaudahh, makanya jangan gorengan terus. Cream soup deh, sama-sama asin. Mau?" tawar hera lagi.

Heeseung akhirnya mengangguk lalu berdiri. "Oke kalo itu. Ayo!"

"Ngapain?" Hera mengerutkan dahinya bingung.

"Bikin cream soup?"

Kini giliran hera yang terkekeh lalu ikut berdiri. "Gue aja, lo tungguin disini yaa, anak bayii."

"Siapa yang bayi. Enak aja." bela heeseung. "Aku lebih tinggi dari kamu."

"Lo. Lo anak bayi pokoknya." Hera kembali terkekeh. "Udah ah, sana duduk lagi. Gue ke dapur dulu."

"Ikut."

"Heeseung!"

"Kenapa sih? Dapur kamu ga bakal hancur juga kalo ada aku."

Hera merotasi matanya malas. "Ga gitu, kalo papa pulang terus liat gue sama lo berdua di dapur gimana?"

Kali ini giliran heeseung yang mengerutkan dahi. "Ya gapapa? Itu dapur emangnya mau ngapain? Kalo kamar baru kamu nanya 'gimana'."

"Sama aja." bela hera. "Udah lo tinggal nunggu di sini bentar sambil nonton, ga usah banyak protes."

"Udah kamu tinggal ke dapur, masak, aku ikut, ga usah banyak protes." Heeseung membalikkan kata-kata hera membuat hera kembali membola manik coklatnya.

"Terserah." Hera melangkah duluan menuju dapur diikuti heeseung di belakangnya.

"Sayaang." panggil heeseung saat hera sedang menyiapkan panci dan bahan masakan.

"Apaa? Tuhkan, ga usah mulai gitu manggilnya. Merinding."

"Apa sih." Heeseung tertawa. "Semester satu krs-nya paketan, jadi ga bisa janjian buat cari jam kuliah yang sama."

Hera cuma mengangguk.

"Aku ga bisa selalu anter jemput kamu nanti kalo mulai ngampus, gapapa?" tanya heeseung sambil bersandar di pinggiran meja makan.

"Nggak mau. Maunya sama lo." Hera mengangkat bahu.

"Gimana caranya?"

"Kita nginep aja lah di kampus." kata hera asal.

"Diusir iyaa."

Hera berdecak. "Yaudah, gue bisa sendiri kok."

"Bener?"

Hera mengangguk. "Tapi tetep maunya sama lo."

Heeseung tertawa renyah. "Kalo bisa sama aku ya sama aku dong."

"Iya. Lo nginep disini aja bisa ga sih?" tanya hera tiba-tiba.

"Heh, ngaco. Aku cowok, hera."

"Terus kenapa? Papa juga cowok."

Heeseung terkekeh gemas. "Tapi beliau kan papa kamu."

"Tapi lo kan pacar gue."

"Emang mau ngapain kalo aku nginep?"

"Nonton netflix semaleman." jawab hera santai.

"Papa ga bakal bolehin, heraaa."

Hera berdecak. "Ngomong aja belom sama papa, pede banget ga bakal dibolehin."

"Yaudah, nanti aku bilang papa."

"Gue aja itu yang bilang." balas hera tidak mengalih fokus dari masakannya. "Heeseung?"

"Hm?"

"Lo ga ada perform lagi deket-deket ini?"

Heeseung tertawa renyah. "Kangen aku di panggung ya?"

"Ngga sih. Liburnya kelamaan sampe bingung harus jalan kemana lagi."

"Ada, satu minggu lagi. Nonton, ya." Heeseung berdiri di samping hera yang sudah menyelesaikan masakannya. "Sini aku bawa ke depan."

"Ga usah ih, gue aja. Sana sana." tolak hera sambil merapikan bekas masaknya tadi.

"Masa ga berguna banget aku kesannya, yangg." keluh heeseung.

"Yaudahh, gih bawa ke depan. Hati-hati panas."

"Sip."

---

23.17, sekalian jam segini, siapa tau ada yg nyari konten wibh di wp kan 😚

maaf kalo gaje ceritanya 😔💔
btw aku delete beberapa part karena menurut aku ceritanya lebih proper kalo ga pake part itu, gapapa ya :(

vote + komen

troli - lee heeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang