kangen

400 76 9
                                    

Setelah peristiwa troli setahun lalu. Entah bagaimana hera dan heeseung menjadi sangat dekat.

Dimana ada hera disitu ada heeseung. Padahal beda sekolah. Tapi tetap, pulang pergi sama heeseung. Kalau heeseung ada halangan, maka anak asrama jadi tumbal.

Terutama geonu yang kebetulan bersekolah di sekolah yang sama dengan hera. Satu kelas pula.

Walaupun begitu, namanya pendekatan pasti gak selalu mulus. Setelah pdkt terjebak friendzone pula. Nasib.

Waktu berlalu hingga mereka sampai di penghujung jenjang SMA. Jadi tidak ada salahnya untuk memfokuskan diri pada ujian-ujian yang ada di depan mata ketimbang pacaran. Itu menurut heeseung, dan hera setuju.

Tapi kelamaan, keadaan itu juga lah yang membuat hera uring-uringan.

Mereka jadi jarang banget kontakan.

Hera kangen. Mau ngajak ketemu tapi takut ganggu anak orang. Sedangkan dia mau belajar jadi gak fokus, kepikiran heeseung terus.

Jangankan ketemu deh, hera mau chat duluan pun jadi gengsi. Dari tadi dia masuk ke jendela chatnya sama heeseung tapi keluar lagi, gitu terus.

Pengennya, heeseung ngechat duluan. Tapi apa daya, heeseung tetaplah heeseung yang ngechat kalo bener-bener butuh. Katanya kalau mau basa-basi langsung ketemu aja, atau paling nggak lewat telpon.

Setelah berpikir lumayan lama, hera membulatkan tekad.

Gak ada salahnya kan? Lagian, biasanya juga hera duluan yang mulai.

Diluar perkiraan hera, ternyata heeseung langsung menjawab hanya selang beberapa detik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diluar perkiraan hera, ternyata heeseung langsung menjawab hanya selang beberapa detik.

Diluar perkiraan hera, ternyata heeseung langsung menjawab hanya selang beberapa detik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyum hera terbit seketika. Sampai tiba-tiba ada panggilan video masuk dari heeseung, hera sedikit panik.

Mencoba untuk terlihat biasa saja.

"Halo." sapa heeseung lengkap dengan senyumnya yang super membuat hera pengen senyum juga, tapi ia tahan.

"Apa? Kenapa lo nelpon?"

"Harusnya aku yang nanya. Kenapa emotnya gitu? Kayak orang sedih."

"Gapapa. Kan tadi udah bilang? Gapapa."

"Aneh kamu."

"Harusnya gue yang ngomong gitu."

"Tapi kamu emang aneh."

"Terserah."

Hening beberapa saat.

"Heeseung.."

"Iya?"

"Gue kangen..."

"Kenapa?"

Hera berdecak, "Ga mungkin lo ga denger."

"Loh emang apa?"

Hera berdecak. "Bohong."

Heeseung tertawa. Tawa favorit hera. Candu banget. Mau hera setel seharian kalau aja dia rekam. "Yaudah apa coba kamu ulang, beneran ga kedengeran ini niki berisik."

"Gue kangen. Tuh udah."

Suara halus di sebrang kembali tertawa. "Iya aku juga ."

"Seung, ayo nonton."

"Nonton apa?"

"Nonton bioskop, atau layar tancap. Atau nonton di laptop lo juga gak papa. Asal sama lo."

"Ayo, mau kapan?"

"Lo bisanya kapan?"

"Sekarang? Mau aku jemput?"

Hera diem. Hatinya bergemuruh, jantungnnya dugem, perutnya kemasukan kupu-kupu.

Gak karuan! Salahin heeseung pokoknya!

"Hera? Kok diem?"

"Heeseung..." panggil hera. Suaranya agak bergetar.

"Kenapaa?"

"Jangan manis-manis... Mau bikin gue diabetes?"

Heeseung ketawa lagi. "Gak bisa ya, aku emang manis."

"Bener sih. Lo kayak gini juga kan ke semua orang?"

"Nggak. Seingetku sama kamu doang."

"Tuh kan, seingetku."

"Yaudah itu ralat. Kenapa emangnyaa?"

"Gue baper!"

Heeseung senyum. "Iya tau."

"Lo jadi jemput gak?"

"Oh iya... Tapi pipi kamu merah. Apa gak meledak kalo aku dateng?"

"Heeseung, diem gak!" ucap hera dengan rahang agak terkatup. Nahan biar gak teriak keras-keras sambil meluk bantal erat. "Yaudah, gak jadi deh nontonnya. Nanti aja kapan-kapan."

Kalau mereka lagi hadap-hadapan langsung,  hera yakin pasti badan heeseung udah biru-biru. Suruh siapa hobinya ngeledek.

"Hera.."

"Hmm."

"Bulan depan udah mulai ujian masuk kampus."

Hera menghela napas. Menenangkan hati dan pikirannya lalu mengangguk. "Iya, tapi lo kan udah keterima jalur undangan."

"Iya, tuh tinggal kamu. Belajar yang bener."

Hera cuma senyum.

"Aku mau bilang sesuatu tapi nanti aja selesai kamu tes."

"Sekarang ajaa, seung. Emang apa? Nanti gue malah gak bisa mikir karena penasaran gimanaaa?"

"Ngarang kamu. Mana ada kayak gitu." Heeseung lagi-lagi ketawa.

"Apaaa? Sekarang aja! Gue maksa."

"Janji kerjain bener-bener tapi nanti ujiannya."

"Iyaa. Janji."

"Hera..."

"Iya, kenapaaa??"

"Gak jadi deh."

"HEESEUNG!!"

---


vote + komen!

troli - lee heeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang