Sebuah pertemuan pertama yang kemudian sangat berarti kadang gak terduga atau gak berkesan sama sekali. Malah kadang juga menghasilkan kesan pertama yang bisa dikategorikan gak bagus atau kasarnya jelek banget.
Seperti dua insan yang sedang berdebat di tengah supermarket. Yang satu emosian yang satu berusaha sabar.
"Mbak, itu troli saya." ucap si pemuda masih berusaha meyakinkan setenang mungkin.
"Jelas-jelas ini troli gue. Kok lo ngotot, sih?"
"Yang ngotot itu kamu. Saya bicara baik-baik dari tadi."
"Lo daritadi ngotot kalo ini punya lo."
"Memang punya saya."
Si gadis merotasikan bola mata. "Gak usah basa basi deh, buktinya apa kalo ini troli lo? Isinya belanjaan gue kok."
"Kamu memang beli stok soda sebanyak itu?"
"Itu sepupu gue pasti yang ambil, buat temen-temennya."
"Kamu aja gak yakin itu punya sepupu kamu."
"Kata siapa? Gue yakin."
Si pemuda merotasikan maniknya. Mulai lelah.
Ada ya orang ngeselin banget kayak gini.
"Kak hera!!"
Sebuah seruan dari seorang pemuda yang datang agak terburu-buru dengan sebuah troli tiba-tiba mengalih atensi keduanya. "Ini kenapa kakak tinggal di deket eskalator, sih?! Untung aku sadar tadi!"
"Hah?"
"Loh, bang heeseung? Kenal sama kak hera? Ini troli siapa? Kak hera ambil yang baru?" tanya pemuda itu tidak sabaran.
"Aduh, jungwon diem dulu. Ini troli siapa?"
"Troli kitaa ngapain kakak tinggal?"
Hera menatapnya ragu. Setelah mengecek barang di troli jungwon, gadis bernama hera ini diam beberapa saat. Sebelum akhirnya menghela napas dan memberanikan diri untuk menatap pemuda jangkung di hadapannya hati-hati. Takut kena semprot.
"Jadi ini? Punya saya kan?" Heeseung mengangkat sudut bibirnya sedikit.
"Hehe. Sorry." Hera mendorong pelan trolinya agar lebih dekat pada heeseung. "Gue kira punya gue, abis belanjaannya hampir sama. Maaf ya."
"Kan saya udah bilang." Heeseung terkekeh. "Iya, gapapa. Santai aja. Tapi lain kali cross check dulu kalau ada apa-apa."
"Iyaa. Maaf."
"Saya permisi." Heeseung senyum sebelum pergi lebih jauh. Tidak lupa untuk pamit. "Gue duluan, won. Awas lo balik kemaleman."
"Siap, bang!"
Setelah heeseung hilang dari pandangan. Sekarang giliran jungwon yang kena introgasi dadakan ala hera. "Won, lo kenal?"
Jungwon mengangguk. "Kenal. Dia satu asrama sama gue. Bang heeseung ketua asrama."
Manik hera membola. "Bohong ya? Jungwon, lo diajarin bohong sama siapa ngaku?"
"Apa sih, bener kok."
"Asrama pelatihan dance sama nyanyi lo itu, kan?"
Jungwon mengangguk lucu. "Iyaa, kenapa sih kak?"
"Aduh, sial. Malu banget gue!" Hera menggigit bibir bawahnya tidak nyaman. Jarinya mengetuk-ngetuk pegangan troli. "Mana ganteng lagi. Ahh, hera bego, mau ditaro dimana ini muka!"
---
Sedang asik menikmati malam, menyantap mie sambil menonton film di ruang tengah bersama anak asrama, sebuah notifikasi tiba-tiba masuk ke ponsel jungwon. Dari heeseung, tanpa babibu jungwon buka.
Karena gak biasanya heeseung menghubungi via chat atau telpon saat berada di tempat yang sama. Apalagi sama-sama di asrama.
Jungwon pikir penting, ternyata...
---
Vote + komen!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
troli - lee heeseung
Fanfictionheeseung x oc (hera) : lokal Berawal dari troli ketuker. Yang satu berusaha sabar yang satu emosian. enjoy ya, engene!!