Perkataan Heeseung beberapa waktu lalu ternyata benar adanya, persis seperti yang dibilang Jungwon dua hari yang lalu, "Kak Hera, nonton gue ya nanti ada pentas di festival kota."
Nah, masalahnya adalah lagi-lagi festival. Kejadian beberapa waktu lalu masih membekas jelas di ingatannya, lalu bagaimana dia akan kembali datang ke acara sejenis? Tapi disini Hera sekarang, di backstage dengan Heeseung di sampingnya. Heeseung sudah terlihat tampan dengan make up dan atribut untuk lengkap tampilnya nanti. Tinggal menungu setengah jam lagi hingga penampilannya dimulai.
Tangan pemuda itu mengelus tangan Hera lembut, tahu bahwa gadis itu sedang sedikit cemas. Pasalnya klaustrophobia mungkin terdengar biasa saja bagi sebagian orang yang memang tidak mengalaminya, berbeda dengan Hera. Pun kejadian waktu itu tidak begitu parah tapi tetap saja membuat Hera was-was.
Beruntung Heeseung selalu paham tanpa harus ia jelaskan panjang lebar, "Kamu nonton dari sini aja lewat layar ya?"
Hera kontan menggeleng. "Gak mau lah. Kalo gitu gue mending diem di rumah aja."
"Nanti pusing dempet-dempetan kayak waktu itu. Kambuh lagi."
Hera tetap menggeleng yakin.
"Yaudah. Tapi di belakang ya?"
"Ga keliatan dong." Hera masih pada pendiriannya walaupun dirinya sendiri di dalam sana menyetujui ide Heeseung.
"Sayang."
Hera menghela napas jengah. "Gue juga pengen kayak orang-orang, Hee. Nanti gue OSPEK gimana coba? Kan dempet-dempetan, gue mau latihan."
"Kamu itu spesial." Tangan Heeseung kali ini tergerak untuk mengelus pipi Hera lembut. Menyingkirkan helai rambut dari wajah cantiknya. "Gapapa, kita latih bareng-bareng biar biasa lagi ya? Tapi sekarang nurut dulu. Aku ga tenang naik panggung kalo kamu masih gini."
Hera memilih diam.
"Ya?" tanya Heeseung lagi akhirnya mendapat anggukan setuju dari Hera.
"Bang, ayo bang." Jungwon menginterupsi keduanya sebelum Heeseung mengusak rambut Hera dan mengikuti Jungwon ke luar ruangan.
---
"Keren banget!!" seru Hera dengan tepuk tangan heboh saat Heeseung kembali ke ruang tunggu di backstage bersama dengan timnya. Napas Heeseung masih belum sepenuhnya stabil tapi senyumnya seketika hadir saat matanya menangkan presensi Hera yang menyodorkan sebotol air minum. Tadi, Hera akhirnya menuruti apa kata Heeseung untuk menonton lewat layar yang ada di ruangan ini. Dia tidak mau ambil resiko.
"Makasih."
Berbeda dengan reaksi Jungwon yang spontan mendengus malas melihat interaksi keduanya. "Pacaran aja terus."
Hera mendorong pundak sepupunya itu tidak begitu kuat. "Anak kecil ga usah iri. Tapi lo keren juga tadi sumpah, nih jarang kan gue muji gini."
"Tapi ada maunya pasti." timpal Riki tiba-tiba sambil berjalan mendekat. Tidak heran, memang Hera sudah dekat dengan anak asrama semenjak ia beberapa kali menyambangi tempat tinggal sementara Heeseung itu. Selama masih menjadi peserta pelatihan, maka ia akan tetap disana.
"Hehe." kekehan Hera sukses membuat Heeseung terkekeh juga. Gadis itu melanjutkan, "Kan lo nih Won ketuanya sekarang udah bukan Heeseung. Gue izin mau jalan hehe, ya ya ya? Minggu depan kita udah masuk OSPEK nih, jadi orang sibuk."
"Tuh kan. Gue ketua sementara doang tau." Jungwon memasang ekspresi wajah khasnya dengan manik mengarah keatas sejenak. "Yaudaaah, jangan malem-malem pulangnya nanti gue kunciin bang Heeseung di luar."
"Iya, aman." Heeseung menyahut.
Disahut lagi oleh Hera, "Ya gapapa sih kunciin aja, Heeseung nanti tinggal nginep di rumah."
"Gak. Ga boleh bang Heeseung besok pagi piket loteng. Lagian jungwon belom mau punya ponakan-"
"Heh ngaco ngomongnya!"
Hera memutar manik kecoklatannya. "Kamar di rumah ga cuma satu doang kalo lo lupa."
Tawa mereka tergelak seketika, sukses membuat suasana yang tadinya terasa pengap menjadi lebih segar.
---
maaf banget buat hiat lama kemaren-kemaren :(
---
Vote + Comment
KAMU SEDANG MEMBACA
troli - lee heeseung
Fanfictionheeseung x oc (hera) : lokal Berawal dari troli ketuker. Yang satu berusaha sabar yang satu emosian. enjoy ya, engene!!