SbMS💚 | 02

301 34 2
                                    

"Silakan masuk, maaf agak berantakan." ucap Gun.

Off mengedarkan pandangan melihat setiap penjurunya. Foto Gun dengan senyum bahagia terbingkai apik di atas meja dengan beberapa foto bersama temnnya.

"Kau begitu cantik di foto ini." ucap Off saat memperhatikan foto lainnya.

"Ohh thank you,"

Gun menyiapkan semuanya. Mereka akan menontonnya melalui LCD agar rasa kepuasan terisi penuh.

Dari mematikan lampu, Gun beranjak menuju dapur untuk mengambil beberapa makanan ringan untuk teman nonton.

"Eii Gun filmnya akan segera dimulai,"

"Khrap phi."

Di tengah-tengah asyiknya menonton tangan keduanya tak sengaja saling bersentuhan kala mengambil snack.

"Em maaf," ucap Off.

Gun dibuatnya salah tingkah. "Khrap phi,"

Mereka pun melanjutkan menonton.

***

Berjalan di trotoar mereka berdua saling menikmati pemandangan dan moment malam ini.

"Kit," nada lembut keluar dari mulut Singto. Tidak seperti biasanya.

Kit sekilas melihat ke arah Singto. "Khrap?"

"Mungkinkah perkataan Gun waktu itu dapat tersentuh oleh sang takdir?"

Kit menghentikan langkahnya dengan muka memerah tersipu malu. "I don't know, aku pun berharap."

"Dua titik yang saling terhubung akan menjadikan garis lurus." Kata itu diutarakan Singto saat terlintas di benaknya.

Kit paham akan maksudnya itu.

Kit menarik tubuh Singto agar lebih mendekat. Lalu, disenderkannya kepala pada bahu Singto. Menatap lurus cahaya malam.

Beberapa saat telah berlalu.

"Sebaiknya kita kembali ke asrama, udara malam semakin dingin. Nanti kamu bisa sakit."

Kit mengangguk mempersetujuinya. Mereka berjalan kembali ke arah asrama.

Sesampainya di depan kamar, Kit mengetuk pintu dan membukanya secara perlahan.

Di sofa memperlihatkan dua orang tanpa jarak tengah menikmati film yang mereka putar. "Apakah kalian sudah selesai?" tanya Kit secara tiba-tiba.

Sontak keduanya terkejut dan saling berpeluk karena kebetulan film yang sedang terputar adalah film horror. Itu merupakan kemauan Off, dimana Gun kurang menyukai film horror karena rata-rata berisi jump scare.

"Eii Kit," decak Gun kesal.

"Maaf, aku tidak bermaksud mengejutkanmu." jawab Kit dengan senyum kepuasan.

"Itu cuddle gak mau dilepas?" sindir Singto pada Gun dan Off.

Spontan mereka melepas dan mendorong tubuh untuk menjauh.

"Khrap. Sebentar lagi selesai, sudah mencapai klimaks." jawab Off.

"Ohh kalau begitu aku akan menyiapkan makan malam. Kebetulan aku membeli beberapa makanan untuk kita makan bersama. Kalian berdua belum makan kan?" tanya Kit.

"Atau sudah saling memakan?" timpa Singto bermaksud menggoda.

"Khrap, kita haanya memakan camilan ringan ini." jawab Gun sebari mengangkat sebungkus camilan di tangannya.

"P'Sing berhentilah menggoda mereka berdua, bantulah aku di dapur." Kit menarik paksa lengan Singto menuju dapur.

Memang asrama tempat mereka kuliah tergolong mewah.

"Kit apakah kau mau kubantu?" tanya Gun menawarkan diri.

"Tidak usah. Kalian selesaikan saja film itu,"

"Khrap."

Kit membuka peti es dan mengambil sebotol susu lalu menuangkannya pada empat gelas secara merata dan meletakkannya di atas meja makan.

"Phi tolong bawakan dua lainnya ke meja makan,"

"Khrap." jawab kit sambil tersenyum.

"Eii Gun, makan malam dulu. Sudah siap semuanya, kau pun juga Off. Kemari dan makanlah,"

"Khrap," jawab keduanya.

Off dan Gun beranjak menuju meja makan.

"Makasih phi," ucap Gun.

Mungkin jiwa keibuan Kit telah dibawanya sedari lahir. Begitu juga Gun, tetapi tak se–terlihaat Kit.

***

hai update
vote comment and share
sorry typo
see u babii💚💚💚

luv u all🐣💛💚

Stay by My Side [OFFGUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang