SbMS💚 | 14

157 26 1
                                    

Waktu terus berlalu dan seseorang yang tengah ditunggu akhirnya menampakan batang hidungnya.

"Maaf Gun, tadi aku mengambil jalan memutar untuk menghindari kerumunan karena terjadi kecelakaan tunggal."

"Tidak apa phi, khobkun khrap."

"Auu lalu bagaimana dengan Off?" tanyanya sambil menunjuk ke arah Off.

"Tinggalkan saja dia."

"Apakah kalian sedang dalam mode marahan?"

"Tidak. Ayo phi aku ingin segera beristirahat."

"Khrap, naiklah."

Off yang menyadari keberadaan Gun yang menghilang, dia mengakhiri obrolan keduanya.

"Aku harus segera pergi, sampai jumpa." ucap Off mengakhiri percakapan secara sepihak.

"—OFF——OII OFF–" teriak Param.

Off tidak merespor. Dia memilih untuk tancap gas menuju ke tempat Gun berada.

***

Off berpapasan dengan Singto dan Kit yang berjalan bersama ke arah luar asrama kampus.

"Oii Singto, apakah kau tau dimana Gun?"

"Khab tadi terakhir aku melihat dia berjalan masuk ke kamar. Apakab kau sudah memeriksanya ke sana?"

"Khab sudab, tetapi aku tidak menemukan siapa-siapa di sana."

"Ouhh aku tidak mengetahui ke mana dia sekarang." ucap Singto melangkah meninggalkan Off.

"Oii Gun dimana kau berada? Kemana kau pergi—?" Off berbicara dengan dirinya sendiri.

Sesaat seletah itu, terlintas dalam benaknya untuk pergi ke perpustakaan dan memastikannya di sana.

Off langsung bergegas menuju perpustakaan kampus.

Terlihat dari kejauhan cahaya lampu yang memancar tidak terlalu terang dari dalam perpustakaan.

"Sawatdee Khab, apakah ada seseorang yang datang ke sini?" tanya Off pada penjaga perpus.

"Sawatdee Kha, terakhir seseorang ke sini sekitar dua puluh menit yang lalu."

"Apakah kau tahu siapa itu?"

"Khab, aku tidak tahu tetapi kau bisa memastikannya melalui buku kunjungan." ucap penjaga perpustakaan dan menyerahkan buku kunjungan.

"Ouhh apakah aku boleh melihatnya?"

"Chai,"

"Khobkun khab."

"Memang siapa dia?"

"Pacarku." ucap Off dengan tegas sebari terus mencari nama terakhir pada buku kunjungan.

Penjaga perpus sedikit terkejut karena dia mengingat betul yang terakhir kali melakukan kunjungan ke sini— dua puluh menit yang lalu adalah laki-laki.

"Apa kau serius dengan perkataanmu?"

"Khab."

Setelah menemukan namanya Off bertanya kemana laki-laki itu pergi.

"Apakah kau tahu kemana dia pergi?"

"Setelah keluar dari perpustakaan aku melihat dari kejauhan dia berjalan ke arah kolam."

"Khobkun khab." ucapnya mengangkat kaki meninggalkan perpustakaan.

Dari kejauhan Off melihatnya tengah duduk di tepi kolam menatap dalam ke arah langit. "Gun kenapa kau tiba-tiba menghilang?" tanya Off dengan suara lembut.

Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut Gun.

Lelaki itu bangkit dan beranjak pergi dari sana untuk menghindari pembicaraan dengan Off.

Untuk menghentikan langkahnya, Off memegang erat pergelangan tangan Gun. "Beri aku kesempatan untuk menjelaskannya kepadamu."

"Sekarang ini aku terlalu muak untuk melihatmu." Gun berbicara dengan suara datarnya.

"Aku telah memberitahukan kebenarannya pada Pram. Aku tidak menutup-nutupi hubungan di antara kita. Aku mengatakan semuanya."

Bibir Gun sedikit tertarik ke atas. Tersenyum kecil.

"Dan kau harus tahu Gun, —Prem. Dia juga tidak menyukai laki-laki."

Setelah mendengar semua ucapannya, entah itu kebenaran atau kebohongan— Gun meninggalkan tempat itu tanpa berucap sepatah kata pun.

***

banyakin vote comment share
happy reading
sorry typo

see u next chap and luv u babii💚

Stay by My Side [OFFGUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang