namanya jennie kim

573 98 18
                                    

[BAG 2]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[BAG 2]

-

lima jam sudah waktu yang mereka tempuh dari provinsi jeolla selatan untuk membuhul pertemuan hari ini ke suncheon bay, dan sahajanya, taehyung tak hanya merelakan dua jamnya untuk pertemuan ini, melainkan tiga jam lainnya sebagai bonus. selama perjalanan menaiki kereta, jennie hanya tidur dengan kedua telinga yang tersumpal earbuds sehingga ia tidak memiliki waktu untuk mendiskusikan pembatalan kencan buta mereka. di depannya, tumbuhan alang-alang sudah menggantikan lansekap gerak cepat yang ditayangkan gratis lewat jendela kereta. sedikit lebih banyaknya, ia merasakan lebih segar daripada satu jam yang lalu.

"kembalilah sebagai jennie yang aku kenal, sungguh yang tadi bukanlah dirimu," sepersekon detik, kata itu melesat begitu cepat setelah keduanya mendudukkan diri di pinggir jembatan. 

"bagus, aku sudah lama menunggu kata-kata ini keluar dari mulutmu, kau menahanannya selama lima jam. tidakkah itu melelahkan?" jennie terkekeh, satu senyuman tersungging gigih seolah menegaskan bahwa ia tidak akan pernah gentar untuk yang satu itu.

"kau hanya mengenalku lewat unit kegiatan mahasiswa fotografi dan modeling, kau seharusnya sadar bahwa hal itu adalah kamuflase yang umum dilakukan oleh orang-orang," jennie tak salah, selama ini taehyung jelas melihatnya sebagai sosok angkuh, cuek, acuh dan memiliki jiwa individualisme yang tinggi, itu karena ia menjunjung tinggi prinsip bodo amat dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari. ia tidak menyalahkan taehyung jika seandainya laki-laki itu tiba-tiba saja membencinya dan memutuskan untuk tidak ingin berbicara selama ini—itu, bukanlah sebuah kejutan. ia sudah tahu, dari awal, bahkan sebelum mata keduanya bertemu untuk pertama kali di dalam ruangan pemotretan—jennie tahu taehyung bukanlah sosok yang mudah untuk mengerti orang di sekitarnya, jadi tidak heran jika laki-laki itu dengan cepat menarik keputusan untuk memusuhinya.

"kau benar," teruna itu akhirnya berpaling, wajahnya kini hampir meraup habis jarak di antara mereka, membiarkan nafas keduanya memainkan ruang yang tersisa, "dan tanpa kau sadari, kau tetap lemah dan rapuh di mataku," taehyung tersenyum, membiarkan pupilnya menyaksikan pertahanan itu runtuh seketika.

"jennie, jika kau tidak ingin merubah apapun, maka katakan kepada ibuku bahwa kau ingin hal ini dihentikan," taehyung menyapu mata jelaganya, menatap hamparan ilalang yang menari hilir mudik diterpa bayu. anginnya syahdu, namun tak mampu meruntuhkan hawa mencekam di antara keduanya.

"aku tidak akan mengatakan apapun, taehyung. tidak semudah itu untukku bersikap jahat kepada ibumu. ibumu, sudah seperti ibuku sendiri," masih dengan pembawaannya yang tenang, teruni itu berusaha menyampirkan satu senyuman. taehyung bukanlah tipikal laki-laki yang mudah untuk diberi pengertian. jennie bisa melihat ambisi itu meletup-letup dari belakang pundaknya yang tegap.

"kau tahu jennie, ternyata tetap ada satu yang tidak akan pernah berubah dari kamuflasemu itu," jemarinya menari, membawa mereka berlabuh di surai jelita milik sang puan, "keras kepalamu, mereka begitu abadi di sini, tidakkah kau ingin melunakkannya barang sedikit untukku?"

COLORS OF THE WIND : JENNIE ft KIM TAEHYUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang