satu malam panjang

528 58 45
                                    

[BAG : 7]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[BAG : 7]

dalam rima, kehati-hatian, dan debar yang tidak pernah kau pedulikan arahnya.

panas, satu helaan dihembuskannya berat. pelipis lagi-lagi mengucurkan bulir kawanan keringat, ada mungkin seujung kelingking? ah, jennie tak memperhatikannya, namun begitu jatuh di dasar pakaian—diameternya lumayan juga. keadaan seperti ini sudah biasa ia temui sebab kelenjar kupu-kupunya memproduksi hormon tiroid terlalu banyak, pernah sekali begitu parah sampai berat badannya menurun drastis, tulang pipinya hampir tampak, matanya yang tak sipit-sipit amat itu tampak menonjol dari dasar kantung. hingga sekarang ia tak bisa terlalu capek dan kelelahan, kalau sampai batas maksimal, matilah, penyakitnya bisa kambuh lagi.

jam berapa sih ini? dipasangnya tatapan kesal pada jam tangan yang membalut pergelangan. lalu menyadari jarum panjang dan pendek memisah agak jauh, ia berdecak.

jam setengah tiga, tak heran baskara masih enggan mengurangi teriknya.

"jennie!"

menoleh setengah capek, didapatinya pemuda berambut coklat gelap tengah melambai dengan satu eksemplar di genggaman kiri—warnanya masih segar, seperti baru habis dijilati tinta mesin pencetak. pasti dari ruang organisasi, mencetak beberapa foto model, mungkin?

sebentar, ini, terasa sangat familier, tapi—di mana, ya? jennie tidak bisa mengingatnya dengan baik. ah mungkin perasaannya saja.

"hai," dibalasnya teriakan itu seadanya. jennie pikir jimin sendirian, ternyata salah—ada jungkook pula di belakang. pemuda itu tengah mengalungi tube—benar-benar khas anak arsitek yang dihantui tugas dimanapun. hari ini ia pakai kemeja dengan motif floral agak gelap warnanya, dipadu dengan jeans hitam sedikit robek di lutut, di punggungnya melayu sebuah leather jacket dengan masyhur. tunggu, sejak kapan dua orang ini menjadi seakrab ini?

ingatannya masih melekat dengan kejadian di lintasan beberapa hari yang lalu, malam itu, jimin memandang jungkook dengan tidak suka, sangat kentara, pupilnya yang sudah kecil itu semakin terlihat beringas tatkala melihat jungkook berada di dekat mereka, siapa pun langsung bisa melihat seberapa besar kebencian itu jimin tanamkan terhadap jungkook hanya dari sekali lihat saja. tapi ini—ini, terasa sangat cepat dan buru-buru untuk dua orang yang saling membenci satu sama lain.

ah, ngomong-ngomong soal lintasan. ia tidak pernah lagi bertemu taehyung sejak malam itu, ini sudah tiga hari lebih presensi pria itu memilih mengabsenkan diri dari hadapan jennie—katakan ia gila, tapi ia benar-benar merasakan kekosongan yang kentara itu ada di dalam dirinya.

"ah, jungkook? sejak kapan—"
"cerita yang cukup panjang, untuk saat ini alangkah baiknya kau ikut dengan kami sekarang juga." seolah tahu apa yang ada di pikiran jennie, jimin lantas memotong kalimat perempuan itu sebelum ia menyelesaikannya. jungkook hanya bisa tersenyum simpul, tidak banyak yang ia bisa lakukan karena ia masih beradaptasi dengan situasi yang terjadi diantara-Nya dan jimin.

COLORS OF THE WIND : JENNIE ft KIM TAEHYUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang