"aku lebih merindukan dirimu."
[BAG: 6]
"kau serius membawaku ke sini?" jennie menatap sosok di sebelahnya dengan setengah semak hati. ini bukanlah lingkungan yang ia sukai, nona-nona berbaju minim, ganda raksi alkohol yang begitu kuat—tentu membuatnya gelisah bukan main. ia ingin segera pulang lalu bertemu dengan kasur setelah melakukan kegiatan yang panjang sebagai pekerja paruh waktu di co-nut and caffe.
"jim, aku harus pesan taksi online. aku serius ingin pulang, ini sudah jam dua belas malam, jim."
"tenanglah," jimin masih mengusahakan badan keduanya untuk menembus barisan padat umat dengan suara teriakan yang pekakkan rungu, "taehyung akan melakukan dua kali match hari ini, lawannya sudah kembali. ini adalah bagian yang paling seru, jane. setidaknya kau harus melihatnya sekali seumur hidup. kapan lagi, bisa melihat orang yang kau sukai terlihat tampan dua kali lipat!"suasana hatinya jelas gondok bukan main, mengapa pula makhluk yang hampir sama kerdil dengan dirinya ini terlalu memaksakan kemauan. jennie benci berada dalam himpitan daksa yang ricuh ini.
orang gila, bagian apanya yang terbaik?
"kau bilang dua kali match? apakah kau bisa memastikan dirinya baik-baik saja setelah ini? kenapa kau tidak menghentikan teman bodohmu itu?"
"kau khawatir?"
"menurutmu? apakah nada bicaraku tak cukup untuk memberitahu?"jimin memutar bola matanya malas, tepat setelah itu jemarinya menggamit buku demi buku milik jennie dengan erat, ia tidak ingin sahabatnya itu hilang. jangan salah, dalam keadaan begini tubuh jennie akan seratus persen ia serahkan kepada orang yang memiliki kendali, jika tak dipegang, ia tentu akan kehilangan sahabatnya itu dalam sepersekian detik saja.
"sejak kapan taehyung menyukai hal-hal seperti ini?"
"enam—tahun yang lalu mungkin?"
"apakah, hal ini disebabkan perempuan itu?"jimin sedikit menarik nafas, ia akan menyesali segala macam perkataanya setelah ini.
"kau mengetahui perihal perempuan itu?"
jennie sedikit menimang, matanya menatap jemari keduanya yang saling bertaut, taehyung juga pernah melakukannya, sekali. secara tak sengaja, menyeretnya keluar dari apartemen laki-laki itu, naif memang karena kasusnya sedikit berbeda dengan aksi yang sedang dilakukan jimin ini. mengenai stella, ia tak seyakin itu untuk menjawab iya. hanya sekali dua kali, ia mendengar nama itu dari ibunya taehyung, memang tak sebanyak puluhan apalagi ratusan—namun, melihat bahwa nama itu pernah disebut oleh ibu taehyung dalam obrolan yang tergolong berat, jennie sudah bisa memutuskan bahwa perempuan itu memiliki peran penting dalam kehidupan taehyung.
"entahlah, samar-samar."
"kau benar, taehyung melakukan hal ini setelah kepergian stella."
"jadi benar, perempuan itu adalah penyebabnya?"
"awalnya mungkin memang begitu, tapi semakin ke sini. taehyung menjadikan hal ini sebagai hobby."
"siapa yang mengenalkan taehyung hal semacam ini?"
"apa yang membuatmu sepenasaran ini?"
"entahlah, mungkin insting?"
"itu karena semasa kepergian stella, kakak sepupu perempuan itu merangkul taehyung dengan baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
COLORS OF THE WIND : JENNIE ft KIM TAEHYUNG
Fanfictionpertanyaan itu masih bersemayam di bilik hatinya, apakah rasanya persis seperti mandi hujan untuk pertama kali? atau seperti menemukan dalam kehilangan? atau pula senyum dalam cantingan sendu? tulisan ini ditulis, ketika hujan merindu. 𝗟𝗢𝗪𝗘𝗥𝗖...