(3) Work

689 40 23
                                    

Warning : mature content

Tidak terasa sudah satu minggu sejak acara pembukaan kafe milik temannya, Yesung. Waktu berlalu begitu cepat untuknya. Hari-harinya pun kembali seperti biasa, bahkan terasa lebih sibuk dari biasanya. Tumpukan dokumen yang tak kunjung selesai di atas mejanya, membuatnya menghela napas berkali-kali.

"Tidak akan selesai kalau hanya kamu pelototi, Heechul-ssi." Dirinya menoleh, mendapati teman kerjanya sedang berdiri seraya mendekap setumpuk dokumen di dadanya. Heechul mengerang.

"Jangan bilang itu dokumen yang perlu aku jurnal juga." Temannya hanya tertawa. Dia menaruh dengan perlahan dokumen yang dibawanya di tumpukan dokumen di mejanya. Heechul hanya bisa menghela napas lelah seraya menatap tumpukan dokumen yang kian menggunung.

"Semangat ya." Heechul hanya mendengus, apalagi saat merasakan tepukan di pundaknya.

"Aku itu butuh bantuan, bukan hanya semangat saja," gerutunya pelan setelah temannya pergi.

Kembali menghela napas untuk yang kesekian kalinya, Heechul memulai kembali pekerjaannya.





~*~

Pekerjaannya yang tak kunjung selesai, membuat Heechul stres juga. Dirinya yang berniat untuk bersenang-senang di kelab malam setelah semua dokumen yang menumpuk di mejanya selesai sebagai bentuk menyemangati diri sendiri, justru membuatnya putus asa sekarang. Dia tidak tahu kapan niatnya itu akan bisa terlaksana.

Dan hari ini, entah sudah yang keberapa kalinya dia lembur. Tangannya masih menari di atas papan ketik, sesekali berhenti untuk meregangkan otot lehernya yang kaku dan jemarinya yang pegal.
Melirik jam digital di pojok kanan bawah layar komputernya, dia sedikit terkejut melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 21.00. Dirinya kemudian mematikan komputer dan membereskan dokumen yang berserakan di mejanya, berniat menyudahi acara lemburnya sebelum terlalu malam.

Setelah selesai, Heechul memulai perjalanan pulang. Untungnya jarak antara apartemennya dengan kantor bisa ditempuh dengan jalan kaki. Dirinya beruntung bisa menemukan apartemen yang kosong di tengah kota waktu itu.

Saat tiba di persimpangan jalan, dirinya tertegun, dilema memilih jalan yang akan diambilnya. Otaknya membutuhkan sesuatu untuk mengurangi kadar stres nya. Sedangkan tubuhnya menginginkan dirinya untuk istirahat.

"Tidak ada salahnya untuk minum satu-dua teguk," gumamnya, seraya mengambil jalan menuju bar yang biasa dia kunjungi, yang berlawanan arah dengan apartemennya.

Karena jaraknya yang memang terbilang dekat, Heechul sudah sampai di bar. Seorang bartender yang sudah dikenalnya, menyapanya ramah. Heechul duduk di meja panjang yang memisahkannya dengan sang bartender, memilih untuk duduk di sana karena dia tidak ada teman minum. Setidaknya, dia bisa berbincang sedikit dengan bartender kenalannya itu.

"Yang biasa." Heechul mengangguk saat melihat lelaki di belakang meja bar itu menaruh minuman di depannya. Dengan sekali teguk, minuman yang baru saja diracik itu sudah tandas.

"Sedang banyak pekerjaan di kantor?" Heechul mengerang sebelum mengangguk. Rasanya, mendengar kata "pekerjaan" saja dirinya otomatis memikirkan tumpukan dokumen di mejanya.

"Ingin melepas penat dulu. Mumpung besok hari Sabtu juga." Sang bartender mengangguk. Dia mengambil gelas tinggi yang sudah habis isinya itu, berniat mengisi ulang dengan minuman yang sama.

"Tidak perlu refill. Bawakan saja Vodka." Tahu bahwa pelanggannya memang punya toleransi alkohol yang tinggi, bartender itu tidak merasa khawatir dan mengambil sebotol Vodka serta gelas yang sudah berisi es batu, menaruhnya di hadapan Heechul. Tanpa pikir panjang, Heechul langsung membuka botol tersebut dan menuang isinya pada gelas miliknya. Satu gelas, dua gelas, hingga hampir satu botol minuman keras itu dihabiskan oleh Heechul seorang. Pandangan matanya kabur, kepalanya terasa berat namun juga ringan di saat yang bersamaan. Dia yakin masih bisa merasakan satu-dua teguk lagi sebelum dirinya benar-benar mabuk.

Butterfly (蝶) [Teukchul Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang