"Hm.. pakai baju apa ya besok?"
Seorang lelaki tampak sedang berdiri di depan lemari pakaian miliknya, masih dengan setelan kemeja dan celana panjang yang menjadi pakaian kerjanya hari ini.
Dia sudah pulang kerja dari beberapa jam lalu, tapi masih enggan untuk membersihkan diri dan mengganti baju karena terlalu sibuk mempersiapkan diri untuk besok.
Karena besok adalah hari yang ditunggunya.
Selama menunggu datangnya hari ini, dia sudah merencanakan matang-matang apa yang akan dirinya dan teman kencannya lakukan besok.
"Ini saja deh," ujarnya bermonolog, seraya mengeluarkan kaos putih dengan overcoat warna hitam. Dia juga mengeluarkan celana panjang berwarna hitam untuk bawahannya.
Setelah dirasa persiapannya untuk besok sudah cukup, dirinya kemudian pergi ke kamar mandi. Berniat membersihkan diri dan bersiap untuk tidur.
"Jadi tidak sabar," gumamnya pelan seraya bersenandung.
~*~Lelaki tersebut bergerak gelisah. Dering ponselnya yang tak kunjung selesai membuatnya terbangun dari tidur malamnya. Dia sadar saat ini belum waktunya dia bangun. Tapi mau tak mau dia beranjak sedikit dari ranjang dan mengambil ponselnya yang dia letakkan di meja nakas samping tempat tidur.
Tanpa melihat sang penelepon, dia langsung menjawab panggilan yang sepertinya mendesak itu, walaupun suaranya masih terdengar mengantuk.
"Yeoboseyo."
Seketika kantuknya hilang saat mendengar jawaban dari sapaannya di seberang sana. Dengan terburu-buru, dia beranjak dan pergi ke kamar mandi, sambungan teleponnya dengan seseorang masih berlangsung. Menaruh ponselnya di wastafel, dirinya mengaktifkan mode loud speaker agar dia bisa sambil mencuci muka.
"...tapi oppa tidak ada rencana kan hari ini?" Gerakan tangannya terhenti. Otaknya mencoba memperhitungkan waktu apakah dirinya bisa mengejar janji temunya nanti pukul 9.
"Ada, tapi lihat kondisi dulu terkejar atau tidak nanti," sahutnya kemudian. Namun di dalam hatinya, dia berharap urusan mendadaknya tidak akan mengganggu rencananya hari ini.
"Mianhae, oppa. Setelah mengantar aku dan eomma, langsung ting-"
"Gwaenchanha. Enggak usah kamu pikirkan, yang penting kita ke rumah sakit dulu ya. Kamu siap-siap saja, kira-kira aku sampai di sana 20 menit lagi."
"Gomawo, oppa."
Dia langsung mematikan sambungan teleponnya. Dirinya dengan cepat menggosok gigi dan membersihkan diri. Setelahnya dia buru-buru kembali ke kamar tidurnya. Matanya tertuju pada pakaian yang sudah dia persiapkan kemarin untuk rencananya hari ini. Dirinya bimbang apakah harus memakai setelan seperti itu ke rumah sakit atau dia harus mencari pakaiannya yang lain.
"Masa bodoh. Semoga saja tetap bisa kencan dengan Jungsoo."
.
.
.
.
Heechul menggigit bibir bawahnya pelan. Dia gugup, takut dirinya terpaksa harus membatalkan janji dengan Jungsoo. Dirinya melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, pemberian Jungsoo tentu saja, menunjukkan pukul 8 pagi. Artinya kurang lebih sudah tiga jam dia berada di rumah sakit.
Di satu sisi, dia tidak mau meninggalkan Yun Hee sendirian karena kondisi ibunya masih belum stabil. Tapi dia tidak ingin melanggar janjinya pada Jungsoo.

KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly (蝶) [Teukchul Fanfic]
Fanfiction"I'm just a butterfly caught in the trap of love." "The tenderness you wrap around me is like a spider's thread." Inspired from Acid Black Cherry - Chou (蝶) Rated : M Genre : Boys love/yaoi, drama, hurt/comfort Pair : LeeteukxHeechul, HeechulxOC War...