Jungsoo sedang memanggang daging, seraya memastikan kematangannya sesuai yang dia inginkan. Membiarkan adanya beban berat di punggungnya, dalam arti harfiah, bukan kiasan.
Karena sedari tadi, Heechul memang bertengger di punggungnya. Memeluk pinggangnya erat dari belakang.
"Kapan matangnya?"
"Sebentar lagi, sayang. Sabar ya."
"Lapar."
"Iya, sebentar ya."
Heechul kembali diam, kepalanya kembali ia sandarkan di bahu Jungsoo. Indra penciumannya mencium aroma steak yang sedang dimasak pemilik dekik itu, juga parfum dengan wangi maskulin namun segar dari tubuh yang sedang dia peluk.
"Meow."
Heechul memutar bola matanya. Kedatangan Heebum dan mengeong pada mereka justru membuatnya jengkel. Seolah-olah makhluk berbulu itu tidak mau membagi kekasih majikannya dengan majikannya sendiri.
"Ya! Sana main dengan Kibok!"
Tidak mengacuhkan majikannya, Heebum lebih memilih mendekati kaki Jungsoo.
"Meow."
"Dia minta makan sepertinya, Chul. Heebum tahu aku sedang wangi daging."
"Memang dia sekarang sukanya dengan kamu, aku dilupakan," dengusnya. Jungsoo yang mendengarnya hanya bisa tertawa kecil.
"Kalau bukan kamu yang kasih makan, dia akan tambah kesal sama kamu."
Akhirnya dengan setengah hati, Heechul melepaskan pelukannya dan pergi mengambil makanan untuk Heebum, yang diikuti dengan senang hati oleh makhluk berbulu itu. Jungsoo yang melihat tingkah keduanya, hanya bisa tersenyum.
Jujur saja, padahal dia baru hari ini masuk ke apartemen Heechul, tapi dirinya sudah merasa seperti di rumah sendiri. Ada suasana yang membuatnya nyaman dan betah berlama-lama di sana. Yang dia yakini, nanti setelah dia pulang, akan dirindukannya.
Mungkin dalam waktu dekat aku akan kembali menginap, pikirnya.
"Ya! Sabar sebentar! Nanti dulu, aish!"
Jungsoo hanya bisa tertawa mendengar Heechul yang memarahi Heebum. Di otaknya sudah tergambarkan Heebum yang sedang merecoki majikannya yang sedang menuang makanannya.
"Heebum! Kayak kucing kelaparan aja, astaga!"
Jungsoo kembali tertawa lebih keras. Namun tawanya terhenti saat ponsel miliknya berbunyi panjang, tanda ada yang meneleponnya.
"Jungsoo! Ada telepon nih! Aku-"
"Biarkan saja, sayang! Nanti aku ke sana!"
Jungsoo buru-buru mematikan kompor dan mengangkat steak yang untungnya sudah matang. Dengan langkah panjang, dirinya berhasil menghampiri ponselnya sebelum panggilannya tidak terjawab. Pun dia langsung menuju ke arah balkon apartemen Heechul dan menutupnya erat.
Membuat Heechul bertanya-tanya dia mendapat telepon dari siapa.
Akhirnya, dengan mengendap-endap, Heechul mendekati balkon apartemennya dan menempelkan kupingnya di pintu kaca yang memisahkan ruang tamunya dengan balkon.
"Besok aku pulang. Tidak apa-apa, kan?"
"Sudah makan? Pesan delivery saja, tadi aku belum sempat masak."
"Use your own money. No, nope. We already talked about this m-"
"Okay. Just this once."
Mendengar percakapan Jungsoo, justru membuat kening Heechul semakin berkerut dalam. Berbagai kemungkinan sudah berkelebat di pikirannya.
Sepertinya benar dia sudah punya istri, tapi sedang mengurus perceraiannya karena dia tidak mau uangnya dipakai oleh perempuan itu, batinnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/213075274-288-k545138.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly (蝶) [Teukchul Fanfic]
Фанфик"I'm just a butterfly caught in the trap of love." "The tenderness you wrap around me is like a spider's thread." Inspired from Acid Black Cherry - Chou (蝶) Rated : M Genre : Boys love/yaoi, drama, hurt/comfort Pair : LeeteukxHeechul, HeechulxOC War...