(13) Dinner Date

113 17 9
                                    

Heechul berdiri di depan cermin toilet kantornya. Hari ini dia mengenakan kaos berwarna putih dengan jas berwarna biru dongker, serta celana panjang berwarna senada. Rambutnya pun baru saja dia sisir klimis, dengan sedikit menggunakan minyak rambut.

Terlalu terlihat mengeluarkan tenaga untuk pertemuan yang dia lakukan setengah hati.

Sekali lagi dia memperhatikan penampilannya di cermin, sebelumnya akhirnya memutuskan untuk berangkat. Karena dia tidak ingin ada perkataan buruk yang sampai pada orang tuanya, terutama ibunya.

Menghela napas panjang, Heechul keluar dari toilet dan pergi menuju elevator. Seraya berharap teman-temannya sudah pulang agar dia tidak menjadi bulan-bulanan mereka.

"Wah, mau kencan ya, Chul?"

"Parfumnya kurang banyak!"

"Bawa pengaman? Jangan lupa dipakai!"

Sayang sekali harapannya semu. Walaupun sudah ada beberapa teman satu bagiannya yang pulang, tapi teman yang lumayan dekat dengannya masih membereskan meja dan barang bawaan masing-masing.

"Berisik!" teriaknya, dengan pipi yang bersemu kemerahan. Buru-buru dia pergi ke arah elevator sebelum teman-temannya kembali meledeknya.

Kali ini dia beruntung. Di dalam elevator, dia tidak bertemu dengan Kyuhyun atau temannya yang lain.

Sampai di tempat parkir basement, Heechul kembali menghela napas panjang. Sebenarnya dia tidak yakin, apakah harus menuruti permintaan ibunya atau dia bisa membatalkan mendadak kencan makan malam ini.

"Ah, tapi nanti eomma malah lebih berisik," gerutunya pelan. Mudah-mudahan saja pasangan kencan butanya ini bisa diajak kompromi.

~*~

Heechul melangkahkan kakinya ke dalam restoran fine dining yang sering dikunjungi oleh keluarganya. Sudah merasa familier dengan suasana juga interior klasik bergaya Inggris di dalam sana, dia langsung didatangi oleh pramusaji dengan memastikan sudah reservasi atau belum.

Kemudian dia diarahkan ke meja yang sudah dipesankan atas nama dirinya oleh ibunya. Duduk sendirian di sana, tepat di sebelah kanannya Heechul bisa melihat pemandangan kota pada malam hari. Matanya memandang lurus ke arah yang dia yakini salah satu rumah sakit besar yang ada di sana. Membayangkan seseorang yang mungkin sedang gelisah menunggu keluarganya dirawat.

"Bagaimana kabarnya Jungsoo ya," gumamnya pelan.

Ingin bertanya, tapi dia menyadari kalau atasannya itu sedang menjaga jarak dengannya. Walaupun dia cukup beruntung tadi siang Jungsoo merespon pesannya.

"Permisi, dengan Heechul-ssi?" suara lembut perempuan menyapa gendang telinganya, membuat Heechul menoleh ke arah sumber suara. Matanya bertemu dengan seorang perempuan cantik tinggi semampai dengan rambut yang tergerai rapi. Pakaiannya pun tidak berlebihan menurut Heechul. Hanya memakai kemeja putih dengan blazer berwarna merah muda serta celana panjang berwarna sama. Senyumnya manis, tidak terkesan dibuat-buat.

"Ya, betul. Silakan duduk, Jin Ae-ssi."

Setelah memperkenalkan diri dan bertanya-tanya sedikit mengenai pekerjaan masing-masing, mereka dilanda keheningan yang menurut Heechul cukup canggung.

"Heechul-ssi, maaf mungkin pertanyaanku sedikit menyinggung, tapi aku penasaran. Kamu benar-benar sedang tidak punya pacar? Padahal dari kesan pertama yang aku lihat, kamu tampan, sopan, baik juga." Mendengar itu, Heechul merasa tersipu juga. Dia memang menyadari kalau dirinya tampan, tapi kalau mendengarnya dari orang lain, rasanya berbeda.

"Terima kasih. Sebenarnya aku sedang dekat dengan seseorang, tapi belum menjalani hubungan apapun dengannya karena masih pendekatan," jawabnya jujur dengan sedikit kebohongan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Butterfly (蝶) [Teukchul Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang