(9) At-home Date

353 30 37
                                    

Seorang laki-laki tampak sedang membersihkan meja makannya yang sebenarnya sudah terlihat bersih. Berkali-kali dia mengelap mejanya dengan cairan pembersih dan lap berwarna putih.
Setelah dirasa cukup bersih, dirinya berpindah ke coffee table yang terletak di depan televisinya, dan melakukan hal yang sama persis seperti tadi.

Yap, dia punya janji kencan di apartemennya hari ini.

Tak berapa lama dia berdiri diam seraya memandang keseluruhan apartemennya yang sudah bersih mengkilap. Otaknya kembali memikirkan apa yang kiranya belum dia bersihkan atau bereskan, takut kalau-kalau tamunya nanti merasa risih atau dirinya merasa malu karena tempat tinggalnya yang tidak karuan.

"Ruang tamu, dapur, meja makan, kamar mandi sudah. Tinggal.."

Monolognya terhenti saat dia sadar bagian apartemen yang belum dia sentuh sejak tadi dia bangun tidur.

"Enggak bakal ke kamar juga kan? Tapi..."

Pipinya bersemu kemerahan dengan pikirannya yang sudah berpikir iya-iya. Walaupun mengingat pertemuan mereka yang didominasi acara saling mengenal luar dan dalam tubuh masing-masing, tak mengherankan otaknya langsung terbayang kegiatan di ranjang yang mungkin saja terjadi.

"Sudahlah, bereskan saja tidak ada salahnya."

.

.

.

.

Seorang laki-laki muda sedang mematut dirinya di depan cermin, dengan setelan oversized t-shirt berwarna biru dipadukan dengan celana berwarna cream. Di bahunya sudah tersampir messenger bag berwarna hitam. Rambutnya hanya ia sisir rapi, tidak diatur klimis dengan minyak rambut seperti biasa dia pergi kerja.

"Mau ke mana? Kencan?"

Suara perempuan yang dikenalnya menyapa gendang telinganya. Dia yakin sang perempuan sedang berada di ambang pintu kamarnya.

"Ya. Jangan ganggu. Let me have my own fun."

"Do what you want, I don't care."

Dia yakin sang wanita sudah meninggalkannya sendiri, walaupun dia tidak mendengar langkah kakinya. Setelah yakin dirinya cukup rapi dan tidak berlebihan, dia pergi mengambil kunci mobilnya yang berada di meja nakas samping tempat tidurnya.

Tanpa menoleh lagi ke arah ruang tamu, tempat perempuan itu biasanya berleha-leha, dia pergi ke pintu depan dan meninggalkan apartemennya.






~*~

Bel apartemennya yang berbunyi tiba-tiba, mengejutkannya dari aktivitas merapikan peralatan dapurnya. Tadi dia hanya membersihkan dapurnya saja, dan baru ingat tamunya berkata akan memasak makan siang dan malam, kalau perlu, sendiri. Tidak ada acara mereka memesan makanan. Dan sang pemilik apartemen yang jarang, hampir tidak pernah, memasak, jadi kalang kabut membereskan dan menyiapkan semuanya.

Tergesa-gesa dia pergi ke pintu depan apartemennya tanpa melihat intercom, karena hanya ada seorang tamu yang dia tunggu kedatangannya hari ini, dan langsung membuka pintunya.

Mendapati tamunya, yaitu bosnya sendiri garis miring gebetannya, berdiri dengan senyum yang begitu manis.

"Halo."

"H-halo."

Yang dibalas sapaannya tertawa pelan.

"Kok gugup? Are you nervous? Apartemen kamu berantakan ya?"

"E-enak aja. Enggak kok. Yuk masuk."

Sang pemilik apartemen, Heechul, bergeser sedikit dan menahan pintu agar tamunya, Jungsoo, bisa masuk ke dalam. Setelahnya dia membiarkan pintu tertutup dan terkunci otomatis. Matanya kemudian menelaah Jungsoo yang sedang mengganti sepatu dengan sandal rumah yang sudah disiapkannya, merasa ada yang janggal.

Butterfly (蝶) [Teukchul Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang