Bab7

379 34 10
                                    

"Bosen gak? Sama gue juga. Pen meluk Sehun rasanya⛹️"
-Asp-

👑🧹👑🧹👑

AKTIVITAS di kantin  saat ini cukup ramai, para murid hulur ilir sibuk memesan makanan. Luas kantin sekolah ini setengahnya dari ruang makan dan saat ini meja dan kursi nya sudah banyak ditempati oleh para murid. Jangan salah, kantin dan ruang makan adalah tempat yang berbeda. Biasanya para murid waktu  istrahat pertama pukul 09.15, mereka akan pergi kekantin dan Istirahat kedua pada pukul 12.15 mereka diarahkan untuk makan siang di ruang makan. Sebenarnya di Sekolah ini terdapat tiga kali jam Istirahat, lain halnya dari Istirahat pertama dan kedua yang waktu Istirahatnya 45menit, sedangkan pada waktu Istirahat ketiga para murid biasanya hanya berdiam dikelas ataupun duduk santai karena waktu Istirahat ketiga hanya 15menit.

Dalam kantin yang cukup ramai ini berbagai aktifitas murid terlihat, ada yang sedang memakan pesanan mereka, bersenda gurau,  serta bergerombol dengan satu siswa yang sedang memainkan gitar. Bahkan ada yang sedang belajar sambil makan, jadi Double,  otak terisi perut pun terisi.

Sama layaknya mereka, Puri dan teman-temanya juga sedang menikmati bakso kuah yang mereka pesan. Mereka juga sembari mengobrol kecil disela makan mereka.

"Ri, tumben banget lo terlambat. Biasanya lo yang sering dateng duluan dari kita" celetuk Risa yang membuat Puri sedikit tersedak saat memakan bakso kuahnya.

"Hhuk..hhuk.."

"Eh, santai-santai" Dengan cepat Cahaya menyodorkan Es lemon kepada Puri yang tersedak dan langsung diambil oleh Puri.

"Aw, sakit bego!"

Cahaya diam-diam menyentil dahi Risa disaat gadis itu masih melihat pada Puri.

"Sory-sory. Lo juga Ris, udah tau dia lagi nguyah, pake ditanya-tanya lagi. Awas loh mati anak orang"

"Shutt! Cahaya ih, ngomongnya dijaga" ujar Nimas yang tiba-tiba menimpali.

"Omongan bisa jadi doa tau," sambungnya lalu lanjut melahap bakso pedasnya.

Cahaya meringis, "Astaga, iya iya"

Dia menjadi serba salah ketika berhadapan dengan teman-temanya. Hal tersebut sudah menjadi sesuatu yang biasa, karena dirinya seringkali tidak bisa mengontrol mulutnya yang asal ceplas ceplos.

"Udah-udah aku gakpapa, kuahnya pedes jadi keselek deh," alibi Puri untuk menghentikan cekcok teman-temannya. Tapi asli, telinga dan hidungnya menjadi panas akibat tersedak kuah pedas Itu. Bolehkah dia menyalahkan Risa yang cerewet Itu?

"Bener deh Ri, tumben banget lo lambat dateng ke kelas," Risa mengulang pertanyaannya tadi setelah melihat Puri telah menelan makanannya.

Puri terdiam sejenak, alasan apa yang tepat untuk menjawab pertanyaan Risa.

"Emm, emang gak boleh ya aku datang terlambat?" Jawabnya kikuk sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Ya bukan gak boleh sih," Cahaya meletakan sendok dan garpu, lalu meminum es tehnya sejenak. "Lo kan anak rajin, heran aja baru kali ini lo telat masuk" lanjut Cahaya sebelum memasukkan pentol bakso kedalam mulutnya.

King And "Babu"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang