"Beritahulah, Sesungguhnya Itu Dapat Membantumu. Meskipun Sedikit"
-Asp-
👑🧹👑🧹👑"KASIAN, Sa. Puri manis gitu, imut lagi"
Gaksa menatap tajam Kassa. Beraninya lelaki itu memuji-muji gadis udik yang berani merusak salah satu mimpi yang ia tunggu selama ini. Gadis yang gila menurut Gaksa yang berhasil membuat emosinya meledak.
Kassa yang ditatap hanya tercengir, "Santai bro. Kaku amat" Dia mencolek lengan Gaksa dan ditatap tajam oleh sang empunya.
"Bukan gue yang buat dia dalam masalah ini. Tapi dia sendiri" Dendam masih memburu didalam dadanya. Emosinya pun kadang tak tertahan.
Haris mengangguk setuju, "Lagian dapetin Piala itu susah, man. Gaksa perlu perang otak dulu dengan bule-bule disana" Katanya, membuat suasana menjadi panas. Memang ya Haris itu, hobby nya gak jadi kompor ya jadi gasnya. Sama-sama perantara berkobarnya api dan rasa panas
Benar. Meskipun memiliki otak yang Pintar, Gaksa masih belajar mati-matian untuk mendapatkan Juara Olimpiade Matematika di Amerika saat itu. Dari usaha dan kerja kerasnya itu, Gaksa berhasil mengalahkan ratusan manusia berotak jenius yang berasal dari berbagai negara. Gaksa yang ditunjuk sekolah untuk mengikuti Olimpiade tersebut, tidak mengecewakan sekolah sekaligus negaranya. Gaksa yang mendapatkan banyak pujian itu pun senang dan menikmatinya.
Itulah. Semenjak Insiden kemarin sore, Kesenangan dalam dirinyapun hilang. Seorang gadis gila telah menghancurkannya. Makanya, Gaksa tidak bisa menerima itu semua. Seenaknya saja gadis itu!
"Kalau gue enggak bilang, Piala itu gue bawa kerumah. Habis tu cewek gila" Gaksa berkata sewot.
Kassa menoyor kepala Gaksa dengan jari telunjuknya, "Keluar juga sisi malaikat lo. Ya meskipun enggak ikhlas" cowok itu merangkul Gaksa.
Gaksa hanya menyeringai.
"Eh, Sa. Puri bukan?" Empat pasang mata menyipit melihat arahan telunjuk Vido yang mengarah kepada gadis yang tidak mengenakan Almamater sekolah, tampak celingak-celinguk seperti sedang mencari seseorang.
***
Membawa dirinya untuk menemui Gaksa, bukanlah kesalahan bukan pula hal yang benar, tapi dia harus melakukan ini agar masalahnya dengan Gaksa tidak semakin membesar.
Puri telah sampai di lapangan basket belakang, Enterluis High School. Lapangan yang sering dipakai oleh Siswa maupun siswi yang tinggal di Asrma itu juga menjadi tempat kedua anak STAR berkumpul, entah itu hanya untuk bersantai maupun membicarakan target .
Puri mencoba berani mencari keberadaan Gaksa, sesuai arahan yang diberikan oleh Neo tadi. Dia berjalan kearah Tribune, melewati jalan setapak yang dipinggirannya ditanami banyak pohon-pohon kecil.
Meskipun jantung bedegup takut, gadis itu mencoba mengedarkan pandangannya, mencari sosok yang ingin ia ajak bicara. Sampailah matanya bertemu dengan Lima sosok lelaki tampan namun membuat dirinya takut. Kelima cowok itu duduk santai dengan mata mereka menatap Puri.
Ia menalan salivanya kasar, dan memberanikan diri mendekati mereka.
"Wah! Stupid punya nyali nih!"
KAMU SEDANG MEMBACA
King And "Babu"
Teen FictionSudah jadi siswi beasiswa, disuruh ganti rugi pula. Bagaimana tidak? Memang benar itu salahnya. Tetapi ganti rugi ini sangatlah memberatkannya. Kenapa? karena gadis itu harus menjadi babu dari sebuah geng yang dikenal suka membuli disekolahnya. Masa...