Bab6

534 45 19
                                    

"Menarik Kesimpulan Berdasarkan Fakta, Jangan Hanya Yang Terlihat Oleh Mata."
-Asp-

👑🧹👑🧹👑

PURI menatap pintu kayu berwarna hijau muda di depannya. Gadis berambut sebahu itu sempat tidak percaya dengan dirinya, bisa-bisa kakinya menginjak tempat ini. Basecampnya Para Anggota STAR! Tempat berkumpulnya para serbuk berlian.

Tempat ini apabila hanya dilihat dengan sekali lewat seperti tidak terlihat. Tempat kumpul anggota STAR itu agak menjorok kedalam dari dinding gudang buku. Di Pintunya terdapat sticker bintang berwarna hijau tua berukuran sedang dengan tulisan kecil dibawahnya, -STAR-.

Kalau kalian heran, mengapa Anggota STAR diperbolehkan tempat itu dijadikan Basecamp oleh anak STAR serta mengapa pihak sekolah kadang tidak pernah mempermasalahkan tindakan - tindakan yang dilakukan oleh Geng tersebut?  Mudah saja, Enterluis High School  adalah sekolah swasta milik keluarga salah satu anggota STAR, yaitu Angkasa.

Banyak orang memanggil Angkasa dengan sebutan Aksa seorang anak pemiliki Sekolahan swasta elite ini. Ditambah lagi isi Geng STAR adalah para serbuk berlian Sekolah, mereka pintar, berprestasi, dan terlebih terlahir dari keluarga kaya. Jadi pihak sekolah akan berpikir dua kali untuk menegur dan mempersalahkan mereka. Lucu bukan.

Kembali pada Puri, masih dengan perasaan ragu Puri menatap pintu itu. Dirinya dilema, hati mengatakan untuk masuk kedalam, sedangkan pikiran menyuruh untuk meninggalkan tempat itu. Tapi lain sisi hatinya berkata lagi, apa salahnya masuk kesana, toh Ketua gengnya sendirilah yang menyuruhnya masuk kedalam sana. Tapi tetap saja Puri masih takut. Jelas! Bagaimana dia tidak takut, yang dimasukkinya itu adalah kandangnya King Bullying. Mungkin hanya orang-orang yang punya keberanian lebih yang berani kesini. Dan percayalah Puri bukan salah satu dari mereka.

Tapi apa boleh buat, mau tidak mau Puri harus melakukannya. Jangan biarkan pengorbananya sia-sia,  lihatlah sampai - sampai dirinya rela datang ke sekolah pagi-pagi sekali.

Bell masuk sekolah akan berbunyi tepat Pukul 06.30 nanti. Dan Puri datang ke Sekolah Pukul 05 lewat 45 menit. Catat! 05.45 menit!! Itu pun dia harus membuat alasan kepada Ayahnya.

Dengan embel-embel untuk melanjutkan tugas kelompok, akhirnya Puri dibiarkan pergi ke sekolah sepagi itu. Kalau Ayahnya tahu apa yang sebenarnya terjadi, entah apa yang akan dilakukan oleh Gani. Ribet memang.

Aduh, masuk enggak ya? 

Puri mengedarkan pandangannya pada penjuru gedung Bahasa untuk memastikan bahwa tidak ada yang melihatnya sedang berada disini. Memang saat ini kondisi di sekolah masih sepi dan langit masih agak  redup, belum banyak murid yang datang sepagi ini.

Memejamkan mata sembari mengatur napas untuk meyakini dirinya untuk masuk. Lalu, Puri mengambil kunci yang diberikan oleh Gaksa kemarin di dalam saku tas punggungnya.

Ceklek.

Pintu terbuka. Berbagai campuran harum parfume khas cowok terasa di indera penciuman Puri.  Gadis itu mengedarkan pandangan matanya keseluruh sudut ruangan, kedua bola mata Puri terperangah menatap kagum ruangan ini. Ruangan dengan warna dinding didominasi berwana hijau putih dan hitam itu lumayan luas dari perkiraan Puri. Tak disangka, dari luar ruangan itu terlihat biasa saja dan kecil. Tapi ketika masuk kedalam luasnya hampir dua kali lipat dari satu ruang kelas sekolah ini.

Kakinya melangkah masuk lebih dalam, memberanikan diri untuk menutup pintu agar tidak ada yang melihatnya. Jantung Puri berdegub kencang, masih sempat merasa tidak percaya bahwa dirinya bisa masuk kedalam sini.

King And "Babu"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang