6

3.3K 189 40
                                    

"Hai!!" sapa Tama didepan pintu dengan bibir berukir smile box miliknya menyapa pemilik rumah yang tampaknya baru setengah sadar.

"Pagi mas, ada yang bisa saya bantu?" tanya Airin yang masih mengusap pelupuk matanya dan menguap kecil.

"Saya kangen banget sama pemilik rumah ini!"

"Oh, pemilik yang terdahulu sudah pindah mas. Tapi saya tidak tahu alamat lengkapnya"

"Pemiliknya bahkan sudah ada didepan mataku" bahkan dengan beraninya memajukan tubuhnya, Tama mendesak untuk masuk ke dalam.

"Eh.. jangan kurang ajar!! Kamu siapa!" Airin yang kelabakan karena menyadari posisinya tersudut oleh badan gagah dihadapannya.

"Padahal aku lebih kurang ajar dari ini biasanya" berbisik tepat ditelinga gadis mungil menyudutkan Airin yang terus bergerak mundur hingga terpentok sudut kasur dan terjatuh.

"Good. Pilihan yang tepat sayang!" Tama mengerlingkan tatapan tajam yang begitu mematikan. Airin bahkan menahan nafas saat merasakan hembusan hangat dari pria berwajah tampan namun kurang ajar itu.

Salahkan Airin kecil yang selalu melarikan diri saat diajarkan teknik dasar bela diri oleh ayahnya. Karena merasa tidak membutuhkannya selagi masih ada Ayahnya yang siap melindungi diri, namun kini Airin sedikit menyesalinya.

Rupanya Airin sangat ingin memukul tapi kalau memukul pasti tenaganya tidak sekuat pria itu.

Jadi lebih baik karena posisi tubuh pria itu menindih tubuhnya dengan segera Airin memberi tendangan melalui tekuk kan lututnya tepat mengenai titik vital milik pria tersebut.

"Aw.. Airin tega banget kamu!! Kalau sampai kita susah punya anak bagaimana??" Pria itu menyebutkan namanya sembari menahan kesakitan diarea tengah miliknya.

"Siapa kamu?" tanya Airin, meski ketakutan tetapi Airin juga merasa bersalah pada pria yang tengah meringis tersebut.

Tanpa sadar Airin duduk didekat pria itu mengamati, seberapa besar pengaruh tendangannya hingga pria itu tampak memejamkan matanya.

Tidak! Jangan mati apalagi di rumah ini, Airin tentu panik melihat tersebut.

"Hei!! Mass!!.."

Srett~

Pria itu memang pandai menipu lawannya bahkan Airin langsung ditarik dalam dekapannya. Baik tangan dan kaki gadis itu sudah Tama amankan dengan kuncian.

Kali ini Airin tidak akan bisa kabur lagi. "Kau tidak merindukan ku baby? Mungkin akan aku ingatkan siapa diriku setelah ini" Tama mengendus leher Airin dan mulai memberikan jilatan ringan.

Tama melancarkan gigitan kecil dileher jenjang gadis itu, yang pastinya akan meninggalkan bekas keunguan setelah ini.

Hingga Tama merasakan tubuh gadis itu bergetar.

______________________________________

"Anak nakal! Kamu apakan calon mantu mama sampai pingsan seperti ini!!" Padahal ini baru pertemuan pertama mereka, tapi lihatlah ibunya itu.

Bisa-bisanya sudah berpihak pada calon menantunya, dan yang selalu disalahkan kini Tama.

Bisa dipastikan Airin akan menjadi mantu kesayangan setelah ini, "yampun pasti kamu nakalin ya, anak nakal dibilang sabar dulu. Kamu memang harus dihajar sama keluarga Airin bisa-bisanya nyolong start padahal belum sah."

"Airin juga mau kok!"

"Kalau gadis ini mau, kenapa dia sampai pingsan begini? Mau nipu mama lagi?"

Bahkan Tama mendengus kesal, alasannya memang tidak logis. Dirinya terlalu malah berpikir.

"Apa lihat mama seperti itu? Sudah mulai berani! Mau jadi malin kundang"

Salahkan saja terus jika waktu kecil dirinya sering disalahkan jika sedang bertengkar dengan Dipta. Kini keadaan akan kembali sama dengan cita rasa yang berbeda.

"Enghh.." desah Airin mengalihkan atensi seorang wanita paruhbaya yang sedang memegang minyak kayu putih ditangannya.

Tunggu ibu ini siapa? Airin mencoba menatap sekitarnya dan memang benar ini rumahnya lalu ibu ini siapa? Apa Airin mengalami Amnesia?

"Sudah sadar nak? Ayo diminum dulu teh hangatnya" Mama Tama menyodorkan teh hangat pada Airin dan diterima oleh gadis itu.

"Yampun kamu sekurus ini nak, astaga Tama kamu gak bisa ngajak Airin makan sampai mantu mama kurus begini?" protes wanita paruh baya itu pada anaknya yang sedang berdiri didepan pintu.

Tuhkan salahkan saja lagi dirinya.

"Iya nanti Tama bikin melendung 9 bulan"

Sontak saja mendapatkan lemparan batal dari Mamanya.

"Dasar anak nakal!!"

"Kamu kenapa mau sama Tama? Padahal anak Mama senakal itu, bahkan wajahnya dibawah standar"

"Ma, anaknya disini lho. Ganteng gini kok"

Kebingungan melihat interaksi Ibu dan anak ini, mereka siapa? Ini yang tuan rumah siapa sebenarnya?

"Ekhem maaf, tapi kalian ini siapa?" tanya Airin mencoba mencari eksistensinya dihadapan Ibu dan anak ini.

"Sayang kamu masih marah? Yampun, aku minta maaf" tangan pria itu dengan seenaknya mengelus kepalanya melihat wajah tengil pria yang mencoba mesum padanya membuat Airin kesal.

"Pergi dari sini" menepis tangan pria itu di kepalanya.

"Ma, anaknya marah. Bantuin dong!"

"Dasar tidak tahu diri. Mama jadi Airin juga pasti marah. Sana pergi"

Mengapa kaum hawa didepannya ini anti padanya padahal biasanya Tama selalu dicari apalagi dengan kehebatannya memuaskan di ranjang.

"Maaf, tante mungkin Airin tidak sopan. Tapi Airin minta tante juga ikut pulang dengan anak ibu itu?"

"Jangan panggil tante. Panggil saja mama, mama bahkan gak tega lihat kamu tinggal sendirian seperti ini. Cepatlah menikah dengan Tama, Mama pasti akan dukung kamu. Tama mungkin nakal, semoga kamu bisa mendampingi Tama. Ini pertama kali Tama memperkenalkan teman spesialnya tandanya dia serius sama kamu. Pertengkaran dalam hubungan asmara memang wajar nak, putus nyambung yang penting komitmennya kuat pasti lewat."

Airin bahkan kehilangan kata-kata setelahnya. Siapa Tama? Pria mesum yang tadi?

Mengapa harinya menjadi sekacau ini, semenjak kepergian Theo. Airin merasa harinya kembali membosankan.

Seharusnya anjing nakal kesayangannya itu dapat mengonggong dan menggigit orang asing yang tadi hampir memperkosanya.

Bahkan memikirkannya saja membuat bulu kuduk Airin meremang.

"Jauhkan bala!!" Airin menggunakan ritual penolak bala sambil mengetuk tembok tiga kali.

Rasanya yang Airin tendang kepala bawahnya bukan kepala atas milik pria itu. Apa sakitnya sampai ke kepala hingga pria tersebut menjadi aneh seperti tersebut?

Sekali lagi jauhkan bala, gadis itu menggelengkan kepalanya lalu tangannya kembali memukul kecil pada tembok yang tak berdosa.

_____________________________________

Hayo yang tadi mikirnya sudah jauh, siraman dulu sana wkwk..

I Need Doggy (M) 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang