Note: warning 18+
Anak kecil minggir, ini area otak saat sudah mulai liar!
Hati-hati sama sakit hatinya wanita saat disakiti atau kalian akan dikutuk seperti Tama, kutukan yang sialnya membawanya bertemu gadis yang tulus menyayanginya.
Sayang sebaga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Usai insiden lepas kendali Airin menjadi lebih suka memakai baju yang lebih tertutup. Melihat hal itu, tentu saja Theo kembali berulah dan menggigiti pakaian milik gadis itu.
"Theo aku pulang!!" teriak Airin menenteng banyak makanan untuk dirinya dan anjing kesayangannya.
Airin menemukan Theo berlari dengan lompatan kecil dari arah kamarnya. Ekor Theo bergerak ke kanan dan ke kiri menandakan dirinya senang akan ke datangan Airin.
"Bagaimana? Kamu hari ini ngapain?" pasalnya Airin sudah mewanti-wanti kenakalan anjing peliharaannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Baru kemaren makanan dikulkas berserakan ditambah habis makan anjing itu langsung naik tanpa memikirkan sampah bekasnya makan.
Airin heran mengapa tingkah anjing kesayangannya ini macam manusia pemalas dan nakal berhasil membuat Airin menggeleng mengenyahkan kekesalannya toh, wajar Theo anjing tidak mungkin dia melakukan pekerjaan rumah layaknya manusia.
Usai makan dan mengecek area dapur, wilayah kekuasaan Airin hari ini aman lalu dimana anjing nakal itu melancarkan aksinya?
Airin mengelilingi tiap sudut rumah dan masih belum menemukan keberantakan yang berarti saat sudah merasa lega dan aman hari ini tidak ada pekerjaan rumah.
Airin mencoba menuju pintu kamarnya dan tercengang melihat pakaian yang biasa dipakainya telah compang-camping akibat gigitan dari anjingnnya.
"Aa.. baju itu mahal banget dibeliin Mama. Theoo!!" adu Airin pada anjingnya yang santai bak tanpa dosa itu. Setelah mengigit semua pakaian Airin.
"Guguk..guguk.." (siapa suruh pakai baju rapih dirumah) dasar anjing tak tahu diri, Airin ingin sekali menyemburkan lahar panas yang tertahan didalam mulutnya.
Tapi begitu enggan menghabiskan tenaganya hanya untuk marah-marah pada seekor anjing yang tidak mengerti dimana letak kesalahannya.
Hingga akhirnya Airin menghubungi salah satu rekannya. "Iya, bisa tolong diantar segera? Baik saya tunggu"
Barulah melihat kearah Theo dengan tatapan diam namun begitu mengerikan bagi anjing itu.
Apakah Airin akan menyumbangkan dirinya? Ohh tidak, Tama sudah terlalu nyaman seminggu dengan rutinitas dirumah gadis cantik itu.
