(07) ¬ , ¬

524 42 2
                                    

Selamat Membaca...

By the way, Nanti ada sedikit anu... Yeah cuma sedikit kok!
Hm, anggap aja cuma pemanis :V
Ah, semoga kalian suka...
^^

.

.

.

.

Makhluk itu menyeringai lebar.

Sial! Dia menghina ku.

Berani sekali dia menempel pada Naruto.

"Te-teme,apakah kau marah padaku?"tanya Naruto dengan lirih.

Jika di tanya, apakah aku marah atau tidak... Maka jawabannya sedikit.

Aku pernah berkata pada nya, untuk jangan pernah pergi ke rumah Kiba walau hanya sebentar. Tau alasan nya?

Karena rumah Kiba adalah sarang mereka. Yeah, bukan sarang juga sih sebenernya... Hanya saja, makhluk dari sana pasti akan menempel ataupun mengikuti siapa pun yang mampir ke rumah itu.

Aku terdiam,mataku masih menatap tajam dengan raut wajah  menggambarkan ketidaksukaan yang tampak sangat jelas.

Melihat respon ku, Naruto tersentak pelan.

"Hey,jangan marah okay? Maafkan aku karena lupa memberi ka—"

"Kau dari rumah Kiba..."desis ku memotong ucapan Naruto.

"A-ah! Bagaimana kau bisa tau?"ujar Naruto kembali melanjutkan langkahnya menuju ku.

Raut wajah kaget nya terganti dengan raut wajah bingung.

Kini kami duduk bersebelahan,tentu saja dengan suasana mencengkam yang di ciptakan oleh ku, aku melirik tajam ke arah Naruto.

"Ayo lah sayang! Jangan marah okay? Oh! Atau kau cemburu ya?"tebak Naruto memasang senyum.

Cih, pria ini tidak peka sama sekali!

"Tidak"sahut ku datar.

"Walaupun Kiba uke,aku tidak akan pernah berpaling dari mu...kau tau kan aku hanya mencin—"

"Aku tau!"sela ku memotong coletahan Naruto.

Mencondongkan tubuh ke arah Naruto.

"He-hey! Kau mau melakukan apa?"cicit Naruto dengan rona merah tipis di pipinya.

Bukankah itu terlihat mengemaskan? Ah, tunggu apa yang barusan aku katakan?!

"Diamlah dan tutup mulut mu!"titah ku, mencoba kembali fokus membasmi makhluk itu.

Tangan kanan yang terangkat,merangkul pundak Naruto.

Naruto hanya mampu melirik bingung atas tingkah aneh ku.

Ah, semoga saja ia tak curiga dan menganggap tingkah aneh ku kumat lagi.

Aku mengusap pundak kanan sampai tengkuk Naruto.

A Big SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang