8

331 57 0
                                    

Sunghoon sedang membantu Heeseung membereskan baju-bajunya. Baju Heeseung gak banyak, satu tas aja muat.

Tapi, yang bikin ribet itu hewan peliharaannya Heeseung. Heeseung punya hewan peliharaan lima ekor kucing di rumah. Gimana gak ribet, tuh, si Heeseung ngurusin semua kucingnya? Ditambah Sunghoon jadi ada enam. Gila ga, tuh?

Saat dalam perjalanan ke rumah Sunghoon, dua kucing Heeseung kabur. Yang satu mati gara-gara kelindes motor, yang satunya lagi pergi gak tahu kemana. Dan kini, kucingnya tinggal tiga--ditambah Sunghoon jadi empat.

Heeseung kaget, shock. Untung gak pingsan, bisa ribet Sunghoon bawanya. Heeseung cuma nangis pas nguburin kucingnya yang mati di dalam tanah.

Heeseung terus terisak, padahal mereka sudah sampai di rumah Sunghoon. Sunghoon mencoba menenangkannya.

"Kak Heeseung, udah. Jangan nangis terus, gak enak dilihat orang," Sunghoon mengelus-elus punggung Heeseung.

"Ku-kucing aku mati, Sunghoon ... kucing aku!"

"Shttt, iya, Kak. Aku tahu itu kucing Kak Heeseung. Tapi, Kak Heeseung jangan sedih gini, aku gak suka lihatnya."

"Sunghoon ...."

Terlampau sedih, tanpa sadar Heeseung memeluk tubuh Sunghoon. Awalnya, Sunghoon terkejut atas tindakan yang tiba-tiba dari Heeseung, tapi tak lama ia balas pelukan dari Heeseung.

"Ternyata Kak Hee itu cengeng."

Heeseung melepaskan pelukan mereka. Heeseung mengelap sisa air mata, "enak aja kalau ngomong. Aku gak cengeng."

"Iya iya, terserah Kek Hee saja. Ayo, kita masuk, Kak. Kaki aku udah pegel berdiri terus di sini."

"Kalau mau masuk, ya, masuk aja. Kenapa masih di sini?"

"Gak tahu, ah. Dedek capek."

Sunghoon masuk ke dalam rumah meninggalkan Heeseung yang masih berdiri di luar.

Sunghoon duduk di sofa, menunggu Heeseung untuk masuk. Tapi, yang ditunggu orangnya ga dateng-dateng. Sunghoon langsung cek ke luar, Heeseung masih kuat berdiri sambil gendong tas sama kucingnya.

"Kak Heeseung kenapa masih di situ? Astaga."

"Sunghoon gak ajak aku buat masuk."

"Ya ampun, Kak. Yaudah, ayo masuk."

Akhirnya, Heeseung pun masuk ke dalam rumah Sunghoon.

"Kak Heeseung mau tidur di mana? Ada dua kamar kosong di sini. Yang satu di atas, di sebelah kamar aku. Yang satunya lagi di bawah, agak dekat sama dapur. Tapi, ya, Kak Heeseung, kalau di bawah sendirian. Apalagi rumah ini luas."

"Oh, jadi kamu mau nakut-nakutin aku?" Heeseung terkekeh, "mempan, aku bakalan tidur di kamar atas."

Sunghoon tersenyum puas, "pilihan yang tepat. Yaudah, Kak Heeseung beres-beres dulu sana, aku mau ke dapur dulu."

"Iya."

Sunghoon ke dapur buat ambil air minum di kulkas. Capek dia, tuh. Padahal gak ngapa-ngapain.

"Harus beli handphone baru lagi ini, mah."

Dari dulu sampai sekarang, Sunghoon enggak pernah awet punya handphone. Pasti ilang terus, alasannya, ya, itu.

Hampir 27 kali Sunghoon ganti handphone. Untung saja orang tuanya orang kaya, jadi kalau handphone-nya hilang bisa beli baru.

Cuman, ya, Sunghoon capek gonta-ganti handphone terus. Sunghoon pasrah sama hidupnya. Tak lama kemudian, terdengar bel rumah berbunyi. Sunghoon yang mendengernya ia berjalan untuk membukakan pintu, ternyata yang memencet bel rumahnya itu Jay.

"Eh, Jay. Ada perlu apa ke rumah?"

Jay menyodorkan tas pada Sunghoon, "ini, aku melihat tasmu di jalan, beberapa bukunya sudah aku keringkan. Tapi, handphone-mu sudah mati."

Sunghoon mengangguk, "tidak apa-apa, terima kasih sudah mau mengantarkannya ke rumah, Jay. Jay mau mampir sebentar?"

"Boleh?"

"Tentu, ayo masuk."

Mereka berdua masuk ke dalam rumah.

"Jay, mau aku ambilkan minum?"

"Tidak usah, Sunghoon. Aku hanya ingin berbicara denganmu, ini soal--"

"Ada tamu, Sunghoon?"

Heeseung terlihat dari balik pintu kamarnya.

"K-kak Heeseung?" ucap Jay pelan.

"Iya, Kak. Jay mengantarkan tasku dan buku yang hilang kemarin."

Heeseung mengangguk. Lalu, ia masuk kembali ke kamarnya.

"Oh, ya, Jay mau bilang apa tadi?" Perhatian Sunghoon beralih dari Heeseung ke Jay.

"Itu ... tidak jadi, nanti saja," Jay mencoba tersenyum agar terlihat baik-baik saja.

"Ngomong-ngomong, Kak Heeseung kenapa ada di sini, Hoon?"

"Kak Heeseung tinggal di sini sekarang, karena ia bekerja untukku."

"Oh, begitu. Baguslah."




















to be continue

duh, maaf  y jadi dianggurin
masih ada yang nungguin kh?

Something Unforgettable [heehoon] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang