Sunghoon sedang berada di gerbang sekolah, menunggu bis datang. Tapi, bis yang Sunghoon tunggu tak kunjung tiba sampai hujan turun.
Tubuh Sunghoon mulai basah karena terguyur air hujan yang turun dari langit.
Sunghoon kedinginan, ia tidak tahu harus apa. Apalagi, hari sudah mulai gelap. Rumah Sunghoon sangat jauh dari sekolah. Tidak mungkin ia harus berjalan kaki, keburu malam yang ada.
Tak lama rintikan hujan berhenti untuk dirinya. Tidak, hujan masih berlangsung, mengapa dirinya tidak merasakan rintikan hujan tersebut? Ternyata, ada yang memayungi Sunghoon, itu Jay--temannya Sunghoon.
"Kamu kenapa masih di sini, Sunghoon?"
"Aku menunggu bis datang."
"Tidak usah menunggunya, lebih baik kamu ikut pulang bersamaku."
"Aku takut merepotkanmu."
"Tidak akan, sebentar lagi malam akan datang. Tidak mungkin kamu berubah di sini, apalagi sekarang hujan. Bukannya kucing tidak suka dengan air?"
Sunghoon mengangguk.
"Ayo, kita ke mobilku."
Jay menggandeng tangan Sunghoon. Lalu, mereka berjalan ke tempat mobil ayah Jay diparkirkan.
Jay dan Sunghoon tak sadar ada seseorang yang melihat interaksi mereka. Karena suara rintikan hujan yang cukup deras, yang ia dengar pun samar-samar.
"Kucing memang tidak suka dengan air, tapi apa maksudnya ia bilang begitu pada Sunghoon? Apa Sunghoon memiliki kucing di dalam tasnya? Atau...."
Heeseung menepuk pipinya, "ah, tidak mungkin."
Seseorang yang melihat interaksi Jay dengan Sunghoon adalah Heeseung--orang yang memergoki Sunghoon tengah menangis di belakang sekolah.
"Lebih baik aku cepat pulang."
Heeseung pulang dengan memegang payung di tangannya. Ia berlari agar lebih cepat sampai di rumah. Rumah Heeseung tidak jauh dari sekolah tempat ia bekerja, berbeda dengan Jeongin yang rumahnya sangat jauh dari sekolah.
"Eh, siapa tuh lari-lari?"
Karena Heeseung membelakangi mereka, Jay tidak bisa melihat wajah yang sering ia lihat di kantin itu.
"Aku seperti sudah melihatnya. Ah, itu Kak Heeseung."
"Kamu mengenalnya?" Tanya Jay pada Sunghoon.
"Ya, kami tidak sengaja bertemu di saat aku menangis di belakang sekolah. Karena dia memergokiku, aku ajak kenalan sekalian."
"Kamu menangis? Kenapa?"
"Aku dibully lagi."
"Apa?! Aish, murid di kelasmu itu kurang hajar sekali. Biarkan aku menghajar mereka sekali-kali, Sunghoon."
"Sudah, tidak apa-apa. Lagi pula, sebentar lagi aku akan ke luar dari sekolah."
"Kamu akan pindah?"
"Tidak seperti itu. Maksudku, sebentar lagi kita akan lulus, Jay."
"Oh, begitu."
Mereka terus berbincang sampai
Jay selesai mengantar Sunghoon pulang ke rumahnya. Ya, mereka sudah sampai di rumah Sunghoon."Jay tidak mau mampir?"
"Tidak, terima kasih, Sunghoon. Kalau begitu, aku pulang, ya?"
"Terima kasih, ya, Jay. Karena sudah mengantarku pulang dan hati-hati di jalan!"
"Yaa."
Setelah melihat mobil Jay menjauh, Sunghoon pun masuk ke dalam rumah.
Rumah Sunghoon cukup besar, rumah ini adalah pemberian dari kedua orang tuanya. Sunghoon tinggal sendirian, orang tua Sunghoon? Mereka ada. Namun, di luar negeri. Orang tua Sunghoon jarang pulang. Mereka pulang setahun sekali, itupun kalau mereka ingat.
Sunghoon sedih tentunya, Sunghoon merasa kalau ia tidak diinginkan, sering diabaikan oleh kedua orang tuanya sendiri.
Sempat Sunghoon ingin bunuh diri. Namun, hati Sunghoon lebih memilih untuk mencintai diri sendiri.
Jika orang lain tidak mencintainya, maka Sunghoon akan mencintai dirinya sendiri. Setidaknya, ada yang mencintai Sunghoon walaupun hanya seorang.
Sunghoon menaruh tasnya. Lalu, ia pergi mandi. Selesai mandi, Sunghoon senyum-senyum sendiri mengingat betapa tampannya orang yang menceramahinya di belakang sekolah. Sunghoon sedang memikirkan Heeseung sambil berbaring di ranjang empuknya.
"Aish, kenapa aku memikirkannya? Meong."
Itu suara kucing, lebih tepatnya suara Sunghoon yang berubah menjadi seekor kucing.
Jay tahu mengenai hal itu. Makanya, ia menawarkan agar Sunghoon pulang bersamanya. Walaupun seandainya Jay tidak tahu, ia tetap akan mengantar pulang sebagai teman yang baik.
Sunghoon terkena kutukan, entah dari mana asalnya, Sunghoon tidak tahu. Sebenarnya, ia kesal, karena hal ini, ia tidak dapat bepergian di saat malam tiba.
Katanya, kutukan itu akan hilang bila ada seseorang mencintainya dengan tulus. Sampai saat ini, belum ada yang mencintai Sunghoon, yang ada ia mendapatkan kebencian dari orang-orang.
Teman Sunghoon hanya satu, Jay. Cuma, kelas mereka sangat jauh. Jadi, mereka jarang bertemu.
Namun, Sunghoon tetap berteman dengannya karena dia sangat baik. Saat Sunghoon sakit, Jay lah yang senantiasa menjenguk. Membawakan makanan untuk Sunghoon, dan lain-lain.
Sunghoon sangat bersyukur mempunyai teman seperti Jay.
to be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Something Unforgettable [heehoon]
FanfictionSunghoon memiliki kutukan yang membuat ia tenggelam dalam kesepian. Seseorang harus rela berkorban agar Sunghoon bisa menjadi manusia seutuhnya. Seseorang itu harus mencintainya dengan sepenuh hati, tapi apakah Sunghoon rela? ! bxb bahasa baku sedik...