Sunghoon memutuskan untuk memakan sarapan. Lalu, pergi ke sekolah. Sunghoon menunggu bis sekolah datang di sebuah halte yang tidak jauh dari rumah. Saat bisnya datang, Sunghoon langsung masuk dan membayar ongkos perjalanannya. Lalu, ia duduk di kursi yang masih kosong.
Pikiran Sunghoon ambyar, selalu saja Heeseung yang ada di dalam pikirannya. Entahlah, bagi Sunghoon wajah itu sangat sulit untuk dilupakan.
Wajah dingin, tapi hangat di dalam, Sunghoon menyukainya.
"Dia orang yang baik," guman Sunghoon.
Setelah sampai di sekolah, ia pun turun dari bis yang ia naiki. Habis itu, Sunghoon berjalan dari gerbang menuju ke kelas.
Tidak lama, ia melihat seseorang yang sedang kesulitan membawa banyak barang menggunakan kedua tangannya. Sunghoon yang berniat membantu langsung menghampiri orang tersebut.
"Apa Tuan membutuhkan pertolongan? Aku bisa membantu."
"Sunghoon?"
"Lho, Kak Heeseung? Kakak tampak kesulitan membawa barang-barang itu, mau aku bantu?" Tawar Sunghoon sekali lagi.
"Boleh." Jawabnya singkat. Lalu, ia memberikan sebagian barang-barangnya kepada Sunghoon.
"Terima kasih, Sunghoon. Kamu anak yang baik."
"Kita harus membantu orang yang sedang kesusahan, kan, Kak? Apalagi yang sedang membutuhkan pertolongan."
"Tapi, aku tidak minta pertolongan padamu, Sunghoon."
"Itu namanya aku peka, Kak Hee." Jawab Jeongin menunjukkan senyuman manisnya.
"Kamu ini ...."
"Sial, jantungku" batin Heeseung.
"Kak Heeseung, kenapa diam?"
"Ti-tidak tidak apa-apa, bawa barangnya kita ke kantin." Setelah mengucapkan itu, Heeseung meninggalkan Sunghoon sendirian.
Sunghoon yang merasa ditinggal segera mengejar Heeseung.
"Kak Heeseung, tunggu aku!"
Sunghoon mengejar Heeseung, ia menyamakan langkahnya dengan Heeseung agar ia tidak ketinggalan.
"Kak Hee, kenapa kabur begitu?"
"Tidak."
"Huh," Sunghoon mengerucutkan bibirnya, merasa kesal.
Heeseung melihatnya dan tersenyum, tapi sayang sekali Sunghoon tidak melihatnya.
"Oh, ya. Sunghoon, kemarin aku mendengar pembicaraanmu dengan temanmu."
"Hm? Apa yang Kak Heeseung dengar?"
"Aku dengar temanmu mengatakan kucing, apa kamu selalu membawa kucing, Sunghoon?"
Sunghoon tengah berpikir keras, bingung bagaimana menjawab dari pertanyaan Heeseung.
"Gimana, ya? Aduh, susah dijelasin."
"Ceritakan saja kalau kamu mau, Sunghoon. Aku tidak akan memaksamu."
Sunghoon berdehem menanggapi. Sunghoon diam. Ia ingin memberitahu yang sebenarnya. Namun, ia masih di lingkungan sekolah yang tentunya ada siswa-siswi di setiap sudut ruangan. Kalau siswa-siswi sekolahnya tahu kalau ia seekor siluman kucing, yang ada Sunghoon mendapatkan bully-an lagi, dan semakin banyak yang membencinya karena hal itu.
"Aduh."
Sunghoon mendapatkan ia ada di depan sebuah tembok, ia menabraknya. Terlalu larut dalam pikirannya si Sunghoon ini.
Heeseung terkekeh, "kamu terlalu fokus memikirkan sesuatu, sampai kamu tidak sadar sudah menabrak tembok, Sunghoon."
"Sialan, siapa yang menaruh tembok di sini?!"
"Dan kini kau malah menyalahkan tembok, jelas-jelas itu kesalahanmu, Sunghoon."
Sunghoon senang sekaligus kesal pada Kakaknya yang satu ini. Sunghoon dapat melihat Heeseung sedang tertawa puas akibat ulahnya sendiri. Sebenarnya, ia malu, tapi kalau didepan Heeseung ... INI MENJADI SEMAKIN MEMALUKAN.
"Kak Hee, bukannya menyadarkan aku dari lamunan malah ngebiarin aku nabrak tembok."
Heeseung selesai dengan acara menertawakan Sunghoon, "maaf."
Sunghoon menatap wajah Heeseung.
"Habisnya, kamu terlalu serius. Aku merasa tidak ingin menganggumu."
Sunghoon hanya diam.
"Ayo, kita ke kantin, Kak Hee."
Sunghoon melencang begitu saja melewati Heeseung.
"Tadi, aku yang meninggalkanmu. Sekarang, kamu yang meninggalkanku, Sunghoon."
"Hey, tunggu aku, Sunghoon."
Setelah sampai di kantin, Sunghoon dan Heeseung menaruh barangnya di suatu tempat.
"Apa yang akan Kak Hee lakukan dengan barang-barang ini?"
"Aku akan memasaknya, dan kamu harus mencicipi makanan yang aku buat."
"Mengapa aku?"
"Kamu tidak mau mencicipi masakanku?"
"Tentu aku mau mencicipi masakan Kak Heeseung."
"Kalau begitu, kamu harus ke kelas sekarang. Belajar dengan rajin dan jangan lupa untuk ke kantin mencicipi masakanku."
"Baik, Kak Hee." Sunghoon mengacungkan jempol kanannya kepada Heeseung.
"Sana pergi."
"Kak Hee, kamu mengusirku? Baik, kalau begitu aku akan pergi."
Sunghoon berbalik, ia berjalan menjauh meninggalkan Heeseung sendirian.
"Sunghoon."
Panggilan Heeseung membuat langkah Sunghoon berhenti. Sunghoon menoleh ke arah belakang.
"Jangan lupa tersenyum."
Sunghoon pun menunjukkan senyuman manisnya pada Heeseung.
"Aku pergi ke kelas dulu, Kak Hee," setelah mengucapkan itu, Sunghoon pergi.
"Ya."
"Mengapa aku menyuruhnya tersenyum sampai jantungku lebih berdebar dari pada biasanya pagi ini?"
to be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Something Unforgettable [heehoon]
FanfictionSunghoon memiliki kutukan yang membuat ia tenggelam dalam kesepian. Seseorang harus rela berkorban agar Sunghoon bisa menjadi manusia seutuhnya. Seseorang itu harus mencintainya dengan sepenuh hati, tapi apakah Sunghoon rela? ! bxb bahasa baku sedik...