takut

21 7 2
                                    

Hawa dingin bisa dirasakan oleh gadis yang mendiamkan diri dibalkon atas. Menggunakan pakaian tipis tak berlengan membuat kulit tubuhnya terekspos sangat jelas. Bergumam menatap indahnya bulan dan bintang yang sepertinya sedang tertawa,lebih tepat adalah menertawakan dirinya.

Eunbi menguncir rambut panjangnya yang dirasa terlalu mengganggu. Matanya menyipit saat melihat sinar bulan itu mendadak terang dan menampilkan wujud wanita cantik dengan balutan dress putih.

"E-eomma? eomma itu kau?"

wanita yang berada disisi bulan kini mengangguk sambil tersenyum namun kemudian senyumanya kini menghilang saat melihat Eunbi menangis. Anak kesayanganya sedang menangis.

"kenapa kau menangis bi-ya?"

Eunbi menghapus air matanya "Apakah aku jahat bu? aku selalu berpikir bahwa aku adalah pembawa sial,aku merebutmu darinya dan aku juga mengucilkanya dulu bahkan sifatnya sudah berbanding terbalik saat kau tiada bu--Hiks"

"Jangan begitu,menangis tidak ada gunanya. Bangunlah dan buat dia kembali seperti dulu,buat dia merasakan apa itu kebahagiaan. Ibu juga ikut salah karena mengacuhkan saudaramu, ibu juga sempat membentaknya tapi tidak denganmu. Aku ibu yang pilih kasih"

Air mata Eunbi kembali jatuh. Disini dialag yang salah,sepatutnya Eunbi tidak lahir saja jika awalnya bahagia tapi di akhir?

"apa yang harus aku lakukan?"

"Lakukan apa yang dia lakukan padamu dulu bi-ya,hilangkan rasa egoismu karena inu tidak menyukai itu. Buat apapun yang dia inginkan terwujud termasuk kasih sayang---Eunha hanya kekurangan kasih sayang dari seorang ibu"

setelah itu gambaranya menghilang.

***

"A-air air"

Eunha yang ditugaskan menjaga Jieun segera mengambilkan air walaupun hatinya tidak sudi karena masih larut dalam kesalah pahaman. Matanya memandang tajam sosok wanita hamil didepanya. Tak luput dari pandangan Ny Jeon yang kebetulan memasuki kamar.

'anak itu belum menjelaskan semuanya,dasar!'  gerutuny dalam hati

"maaf"

Eunha dan Ny Jeon menoleh menatap Jieun yang sedang menunduk.

"istirahatlah,akan kubuatkan sup" ucap Eunha melangkah.

namun sebelum itu tanganya dicekal oleh Jieun. Mata keduanya saling menatap tajam,manik Jieun gelap yang memerah karena kelelahan menangis dan manik Coklat terang milik Eunha yang mengkilat.

"bisa buatkan aku fanta?" ucapnya setelah melepas genggaman

"jika ingin menggugurkan kandunganmu gunakan cara yang lebih elit"

Jieun tidak mengerti hanya bisa menatap Eunha bingung. Pandanganya beralih pada Ny Jeon yang menatapnya tulus.

"Minuman yang bersoda bisa saja membuatmu keguguran nak"

mendengar kata 'nak' rasanya Eunha ingin mengambil kresek untuk menampung semua isi perutnya.

sial

Pintu kamar terbuka. Jungkook masuk dengan tatapan tajam menatap Eunha.
Gadis itu langsung meremang merasakan aura tidak mengenakan. Tubuhnya gemetar,linangan air mata jatuh tanpa diduga. Traumanya kambuh.

Jungkook mendekat.

"Jangan"

Ny Jeon dan Jieun sontak mengalihkan pandangan keduanya ke arah pojok dimana Jungkook tengah mencengkram kerah bahu Eunha.

"S-sakit awhh"

"Katakan apa yang sudah pria itu lakukan padamu?!"

Eunha tidak menjawab ia mencoba menahan tubuh Jungkook yang semakin mendekat.

"KATAKAN!!"

tubuhnya tersentak. Semakin gemetar dan dadanya pun sakit.

"p-pisau,darahh,j-jarum s-suntikk"

Jungkook masih belum mengerti. Matanya melihat Eunha kesakitan membuat hatinya ikut berdenyut. Cengkramanya mengendur saat melihat Ny Jeon tengah menatapnya seperti singa yang sedang menahan amarahnya.

kemudian Jungkook mengalihkan perhatianya dengan memeluk Eunha erat. Gadis itu menangis sesenggukan,menyembunyikan wajahnya diceruk leher Jungkook.

"J-jangan seperti itu a-aku takut Hiks

Tanganya mengusap pelan bahu yang memerah.

"Kooky-a siapa gadis itu?"




Si Kembar😒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang