eigth

23 6 3
                                    





Jungkook--pria itu sedang dilanda masalah. Awalnya ia berpikir positif saat Eomma menyuruhnya berbicara empat mata,seperti biasanya mereka mungkin akan berbicara tentang kampusnya dan keseharian. Namun ini berbeda--Jungkook merasa terpojokkan atas pertanyaan Eommanya.

"A-apa yang Eomma katakan?"

Ny Jeon mendengus sebal atas pertanyaanya bukanya menjawab malah kembali bertanya. Menarik nafasnya panjang dan menghembuskanya kasar,menggenggam kedua telapak tangan putranya.

"Kau tidak bisa seperti ini kook"

Bagai krupuk yang mengering lidah Jungkook pun tak kuasa mengatakan apapun,bahkan untuk sekedar kata 'tidak' itu saja susah diucapkan. Bahkan waktu ia akan berbicara Eommanya sudah memotong terlebih dahulu.

"Huh--Eomma sudah tau kelakuanmu belakangan ini,kau mendekati keduanya tanpa tau-menahu perasaan masing-masing"

Jungkook meringis pelan ternyata aksinya ketahuan oleh sang ibu,berarti selama ini ibunya mengawasinya bukan.

"Jadi selama ini Eomma mengawasiku?" Ucapnya.

"Tanpa diawasi pun sudah terlihat kook"

Ny Jeon sebenarnya tak ingin ini terjadi ia tak ingin putranya bimbang atas pilihan. Menyukai kedua gadis memanglah tidak langka namun jika untuk memilih salah satu itu adalah hal yang sulit dicerna apalagi gadis bagai pinang dibelah dua.

Ia ingin memilih salah satu diantara keduanya namun terbesit perasaan kasihan pada yang lain. Sifatnya yang keIbuan lebih memihak pada pilihan putranya untuk menentukan hidup,ia tidak mau berurusan terlalu jauh.

"Eomma tidak ingin kau menjadi lelaki pecundang seperti ayahmu"

Jungkook sampai tersedak air liurnya sendiri ketika Ibunya malah berani menyindir ayahnya. Memanglah kekuatan seorang Ibu tidak pernah ada tandinganya.

"Aku mengerti Eomma"

"Apa yang kau mengerti?"

Skakmat

Otaknya terus mencari jawaban agar bisa menjawa pertanyaan ibunya juga sekaligus mencari jalan agar bisa keluar dari labirin terpencil ini. Munculah ide licik dari otaknya--namun setelah ini Jungkook bersumpah akan meminta banyak pengampunan dari tuhan.

"E-eomma tadi Eunha bilang padaku kalau dia akan membuatkan Pancake spesial untukmu" bagai ditaburi bunga-bunga Jungkook tersenyum senang ketika ibunya menampilkan aura gembira.

"Bernahkah?" Ia mengangguk

"Cepatlah Eomma aku akan menunggu diruang tamu"

Ny Jeon segera melesat menemui Eunha didapur. Jungkook---dia meluncur menuju kamarnya sambil merapalkan doa untuk keselamatanya karena telah berbohong serta tak ingin mendapat amukan.

Namun belum sampai lima menit berlalu telinganya sudah berdengung.

"JEON JUNGKOOK!!"

***

Tempat berdominasi kayu itu tampak ramai pengunjung. Bahkan lonceng berbunyi hingga tak bisa terhitung berapa banyak orang yang masuk,tempat itu begitu luas.

Cafe Toasted yang terletak di Paris kini menjadi berkembang pesat setelah beberapa bulan dikelola. Pemiliknya begitu bangga atas pekerjaan manajer yang begitu antusias,ia juga berjanji ketika Cafenya sudah sukses akan memeberikan suatu hadiah pada manajernya.

"Paman kemarilah" pria bermarga Kim itu menyuruh manajer untuk berbicara denganya.

Menanggapi dengan senyuman--pria Bernama Jung Jaehyun kini melangkah menuju bos besar. Dia membungkuk hormat setelah itu duduk berhadapan dengan remaja didepanya.

Si Kembar😒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang