3| Si Anak Baru

1.3K 144 1
                                    

"Nanti pulang sekolah dijemput sama pak Damar ya, Kay. Jangan jajan aneh-aneh lagi." Suatu pagi di hari Senin ada Mawar, Gafian, dan Kayla yang tengah menyantap sarapan di ruang makan. Kayla hanya mengangguk mendengar Mawar, lalu kembali menyantap roti panggang yang menjadi menu sarapannya pagi ini.

Jam masih menunjukan pukul enam lewat lima menit, matahari di langit sudah mulai menunjukan sinarnya. Gafian sudah rapi dengan setelan jasnya, disebelahnya ada Mawar yang terlihat anggun dengan dress santai berwarna putih.

"Oh ya! Papi jadi ke China hari ini?" Kayla bertanya.

Gafian mengangguk, "Iya, ini langsung ke bandara nanti. Adek mau dibawain apa?"

Wajah Kayla cemberut, menghabiskan roti panggang yang ada di mulutnya sebelum membalas Gafian. "Nggak mau apa-apa. Adek mau ikut kesanaaa," katanya dengan nada merengek.

"Kamu masih harus masuk sekolah, Kay." Kali ini bukan Gafian yang menjawab, melainkan Mawar yang sudah selesai dengan sarapannya.

Mendengar jawaban ibunya, Kayla makin cemberut. "Bolos deh seharii, aku mau ketemu Oma tau. Mami juga ikut ke China?"

"Yes, Oma ask all of us to come. Tapi kamu, abang, sama kakak masih pada sibuk."

"Tuh kan! Udah nggak apa-apa, Mi. Bolos sehari gak apa-apa kok," ujar Kayla semangat.

"Tetep nggak. Lagian dari China Mami langsung pulang kok, Papi sih lanjut lagi ke Jepang."

Dengan begitu Kayla pasrah. Kemudian acara sarapan pagi itu selesai setelah Mawar membereskan piring-piring dan membawanya ke dapur.

Gafian dan Mawar sudah pergi ke bandara, tersisa Kayla yang sedang mengenakan sepatu sekolahnya di teras rumah. Sambil menunggu Pak Damar, supirnya, mengambil mobil di garasi.

Tesla hitam terparkir di depan teras, tanpa berlama-lama Kayla membuka pintu bagian penumpang belakang dan masuk. Pak Damar kemudian melajukan mobilnya untuk mengantar Kayla sekolah.

Jarak dari rumah ke sekolah cukup jauh, biasa ditempuh dengan waktu kurang lebih setengah jam. Beruntungnya, jalanan yang biasanya dipenuhi oleh kendaraan tidak terlalu macet pagi itu.

Pernah suatu kali saat gadis itu sudah muak dengan macet-macetan di jalan raya, Kayla datang ke sekolah dengan helikopter. Dikendarai oleh salah satu ajudan Gafian yang mahir dalam bidang itu, helikopter yang ditumpangi Kayla berhasil mendarat di helipad Nusantara International Highschool. Tentu itu adalah hal yang biasa bagi siswa-siswi disana, mengingat sekolah sampai menyediakan helipad di salah satu sisi halaman.

"Pak nanti aku pulang kaya biasa ya. Habis itu aku ada golf sama temen-temenku, jadi nanti langsung ke tempatnya," kata Kayla sebelum membuka pintu mobil.

"Siap, Non." Pak Damar mengangguk.

"Oke. Makasi, Pak."

Lobby sekolah tidak terlalu penuh. Hanya ada beberapa murid yang berjalan dan menengok mading sekolah. Baru beberapa langkah berjalan, Kayla dikagetkan dengan ulah salah satu temannya.

"KAY!" Ada gadis berambut panjang lurus yang kini berdiri disebelah Kayla. Namanya Thalia, sepergaulan dengannya dan Naresha. Mereka bahkan sudah berteman sejak keduanya masih menduduki bangku sekolah dasar. Tak heran kalau kadang tingkah aneh Thalia sudah bisa dimaklumi Kayla.

NarawangsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang