Suara ketukan pintu membuat fokus Kayla pada piano yang dimainkannya teralihkan. Kayla menoleh ke arah pintu dan menemukan Mawar sedang berdiri disana.
"Kay? Mami ganggu kamu nggak?" tanya Mawar.
Kayla menggeleng. "Nggak kok, aku lagi iseng aja. Kenapa emang, Mi?"
"Bantuin Mami yuk beres-beres album foto di lantai tiga. Ada beberapa yang belum dimasukin ke lemari." Mawar menghampiri Kayla, mengusap lembut pucuk kepala gadis itu.
Kayla mengangguk lalu mengangkat jarinya dari tuts piano dan beranjak keluar dari ruangan yang penuh dengan alat musik itu bersama Mawar. "Boleh, aku juga bingung mau ngapain lagi. Ayo!"
Dan disinilah mereka berdua sekarang, duduk di karpet yang tergelar rapi di ruang keluarga lantai tiga. Di depan mereka sudah ada tiga tumpuk album foto.
"Kayanya ini album foto abang sama kakak deh, Mami lupa ternyata simpen di lantai tiga" ujar Mawar sambil membuka album foto yang tertumpuk paling atas. Menemukan sekumpulan foto yang dicetak rapi kemudian dimasukan ke plastik dalam album.
Sekumpulan foto itu berisi foto-foto masa kecil Noah dan Nathan. Ada yang foto masing-masing, ada yang foto mereka berdua. Dari bayi sampai menginjak usia anak-anak, beberapa peristiwa terekam dalam memori berbentuk foto.
Seperti foto berlatar rumah sakit yang diabadikan ketika Noah dan Nathan baru datang ke dunia, ada Gafian dan Mawar yang tersenyum sambil menggendong kedua bayi laki-laki mereka. Dan pesta ulang tahun Noah dan Nathan yang pertama. Ada juga saat mereka berlibur ke Hawaii, dua anak laki-laki itu berpose di pesisir pantai yang indah.
"Abang sama kakak waktu kecil lucu deh. Kemana-mana pasti selalu berdua." Suara Kayla membuat Mawar tertarik kembali ke dunia nyata setelah beberapa saat tenggelam dalam lamunannya. Tak menyangka dengan membuka album foto saja bisa menumbuhkan rindu pada putra kembarnya.
"Iya, dulu pasti kemana-mana selalu berdua mereka. Barang-barangnya juga gak kalah kembar. Sekarang mah mana mau kaya gini lagi," balas Mawar sambil terkekeh kecil.
Kayla ikut menengok album foto milik kakaknya. Ada beberapa foto yang memuat dirinya disana. Tetapi sesuatu tiba-tiba melintas dalam benaknya. Sesuatu yang selalu ingin ia tanyakan pada Mawar ataupun Gafian. Dan mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk bertanya.
"Mi, aku boleh nanya gak?"
"Go ahead," balas Mawar yang kini menaruh atensinya ke Kayla.
Kayla tampak ragu untuk bertanya, namun kalau bukan sekarang, kapan lagi ia akan mendapatkan kesempatan yang tepat. "I-itu, sebenernya gak penting sih, tapi aku penasaran aja," katanya.
"Pertanyaan gak penting sekalipun akan Mami jawab, Kay. Ada apa?"
"Kok gak ada fotoku waktu masih bayi atau anak kecil gitu ya? Foto-foto aku yang sering aku temuin kebanyakan waktu aku udah masuk SD kayanya."
Serentetan kalimat yang barusan keluar dari mulut Kayla berhasil membuat Mawar bungkam. Kayla menyadari perubahan ekspresi di wajah ibunya itu. Apakah ada yang salah dengan kata-katanya tadi? Atau itu sesuatu yang tidak wajar ditanyakan?
Menurut gadis itu tidak ada yang salah. Selama bertahun-tahun menjadi anak Gafian dan Mawar, sepertinya Kayla tidak pernah menemukan foto dirinya saat masih bayi. Berbeda dengan kedua kakak laki-lakinya yang fotonya bahkan disimpan beralbum-album.
Tetapi tidak untuk Mawar, wanita itu memutar otak untuk menjawab pertanyaan Kayla. Berusaha untuk mencari jawaban logis yang dijadikan alasan. Mawar belum siap jika Kayla mengetahui alasan sebenarnya mengapa tidak ada satupun foto masa kecil putrinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Narawangsa
FanficMenjadi keluarga yang termasuk dalam jajaran crazy rich tidak selamanya menyenangkan. Lika-liku kehidupan yang kejam mulai muncul di dalam keluarga, dan itu tidak bisa diselesaikan hanya dengan uang berapapun nominalnya. Tentang Narawangsa yang sia...