Dalam sejarah hidup manusia, pasti pernah mengalami serangan lapar yang datang secara tiba-tiba. Datangnya tidak pernah diharapkan, menghilangkannya pun perlu usaha besar. Itu yang dialami si bungsu sekarang. Perutnya keroncongan bukan main, sepertinya cacing-cacing di dalam sana sedang melakukan demo. Padahal jam sudah menunjukan pukul dua pagi, dapur di lantai satu pun sudah gelap gulita. Hanya diterangi lampu-lampu remang yang menembus dari halaman belakang.
Tak ada cara lain selain mengisi perutnya dengan makanan. Tetapi alih-alih langsung bergegas ke dapur, langkahnya malah menuju ke kamar di sebrangnya. Pintu kamarnya tertutup rapat, tetapi Kayla yakin Kakak laki-lakinya itu belum terlelap. Maka dia masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu, membuat Nathan yang masih bergelut dengan laptopnya mengeluarkan teriakan tertahan karena penampakan gadis piyama putih dengan rambut hitam dibiarkan terurai berantakan.
Yang namanya Nathan, bukan Nathan kalau tidak bikin jengkel seseorang. Dia langsung menutup layar laptopnya cepat-cepat. Lalu menarik selimut tebal untuk menenggelamkan dirinya yang berbaring membelakangi sang Adik. Kayla mendengus malas, motif Nathan ini sudah basi dipakai untuknya yang sering datang tiba-tiba ke kamar.
"Kakak," panggilnya sambil mendekati Nathan dan berusaha menarik selimut yang ternyata digenggam oleh Nathan dari dalam agar tidak bisa tertarik.
"Kakak bangun dulu please, Adek laper." Kayla akhirnya membiarkan selimut tebal itu masih menutupi Nathan. Akalnya untuk membangunkan sang kakak tidak habis. Dia naik ke atas tempat tidur kemudian membaringkan dirinya tepat diatas Nathan dengan pandangannya yang mengarah ke langit-langit kamar. Membuat Nathan yang masih nyaman dibalik selimut tertimpa oleh berat tubuh Kayla.
"Kakak temenin Adek ke dapur. Adek mau masak indomie," rengek Kayla. Badannya terlempar ke samping kala Nathan membuka selimut yang menutupinya tadi. Menampilkan wajahnya yang beler dengan rambut tak beraturan.
"Minta Abang gih, Kakak ngantuk banget aduh ini gak kuat." Nathan menguatkan dustanya barusan dengan mengucek matanya yang sayu.
Kayla ini sudah terbiasa dengan akal-akalan milik Nathan. Jadi dia tidak mudah dibohongi oleh Kakaknya itu. Tanpa mempercayai perkataan Nathan barusan, Kayla menarik paksa lengan Nathan untuk segera beranjak dari tempat tidur.
"Nggak mau, ayo Kakak please temenin aku ke dapur. Janji nanti aku yang masak indomienya," ujar Kayla yang membuat Nathan mau tak mau meninggalkan tempat tidurnya.
"Emang kamu bisa masak indomie?" Pertanyaan Nathan barusan membuat Kayla berpikir lagi. Iya juga, dia tidak ahli masak indomie. Bahkan menyentuh dapur hampir tidak pernah. Biasanya Mba Tri atau asisten rumah tangga lain yang akan membuatkannya.
"Heh aku bisa! Aku udah dapet kursus eksklusif memasak indomie dari Mba Tri, sekarang aku bisa masak sendiri." Kayla menjawab. Teringat dia yang tempo hari sedikit memaksa Mba Tri untuk mengajarinya memasak mie instan terkenal itu.
Jadilah kakak beradik itu menuju ke dapur di lantai satu. Melewati lorong rumah yang remang-remang dan menggunakan lift untuk sampai di lantai satu. Gelap gulita adalah kesan pertama kali saat pintu lift terbuka di lantai satu. Hanya ada cahaya dari lampu gantung kristal yang besar dari ruang tamu dan cahaya dari halaman belakang.
Kayla dan juga Nathan langsung bergegas menuju dapur. Hampir berlari karena mereka sama takutnya jika harus menyusuri rumah megah ini dalam keadaan gelap. Begitu sampai di dapur mereka langsung memulai aksi untuk misi memasak indomie. Dengan Nathan yang akhirnya mengambil alih untuk memasak karena tidak mau melihat dapur dan seluruh kitchen set mahal ini berakhir dilahap api kebakaran.
Sedangkan Kayla hanya duduk anteng di salah satu kursi pantry dapur, menunggu mie instan yang dimasak Nathan jadi. Keadaan begitu sunyi pagi itu. Hanya ada obrolan antara kakak adik yang mengisi dapur. Sampai butuh beberapa menit untuk menghidangkan dua mangkuk mie instan di atas meja pantry.
KAMU SEDANG MEMBACA
Narawangsa
FanfictionMenjadi keluarga yang termasuk dalam jajaran crazy rich tidak selamanya menyenangkan. Lika-liku kehidupan yang kejam mulai muncul di dalam keluarga, dan itu tidak bisa diselesaikan hanya dengan uang berapapun nominalnya. Tentang Narawangsa yang sia...