27

49 4 0
                                    

.
.
.
.
Happy Reading

Suasana ruangan terus mencekam, nyawa antara hidup dan mati seseorang dipertaruhkan. Semua hanya bisa terus berdoa, agar semuanya bisa lancar dan keadaan kembali seperti semula lagi.

Memandangi Feliks yang sekarang tangannya dialiri darah, berharap agar dia bisa selamat.

"Berkat donoran darah dari Woona, Feliks... berhasil terselamatkan" ucap Dokter.

Semuanya langsung menghela nafas lega, seakan seribu beban terangkat dari bahunya.

Tapi ternyata beban itu bukan terangkat, tapi tergantikan. Woona sekarang hanya terbaring lemah karna tekanan darahnya yang menurun drastis.

Dia berhasil meyakinkan semuanya kalau dia akan baik-baik saja, dan ia pun mendonorkan darahnya. Tentu saja tebakannya benar, dia sekarang masih bisa bernafas tanpa gangguan, walau dengan badan yang lemas dan mata berkunang-kunang.

"Sayang kamu gapapa kan?" Tanya Changbin cemas sambil mengelus rambut Woona.

Woona mengangguk pelan lalu tersenyum, ia kemudian meraih tangan Changbin yang sedang mengelus rambutnya, lalu menggenggam dan memeluk tangan kekar itu manja.

Sungguh pemandangan yang uvvu tapi juga membagongkan bagi ketujuh sahabat Woona yang lain.

"Yaudah, gue pergi dulu ya guys. Titip salam ke Feliks kalau dia udah siuman" pamit Bangchan.

"Huwaaa Bangkotannn" ucap Yeonjun dan hendak memeluk Bangchan, tapi kepala nya ditahan oleh Bangchan.

"Baik-baik ye, jaga kesehatan" ucap Mark sambil merangkul Bangchan.

Yang lainnya pun bergantian merangkul sahabat yang jarang bertemu dengan mereka itu. Menyampaikan pamit dengan sungguh-sungguh karna mereka pasti akan bertemu beberapa bulan kemudian.

"Gue balik dulu bro" ucap Bangchan sambil menjabat tangan Changbin.

"Bye Na"

"Bye... baik-baik disana ya" ucap Woona sambil tersenyum tulus.

Bangchan pun melangkah keluar ruangan.

"NUNA....!!!~ HUWAAA..." teriak Taki yang menerobos masuk dan menabrak badan Bangchan, Taki pun refleks terpental kebelakang.

"Yak! Jangan lari Taki" ucap Dohyun sembari masuk ke ruangan.

"Bin, kok bang Dohyun tau sih..." bisik Woona.

"Sorry Na tadi aku kepaksa jawab, aku gak mau kehilangan restu kakak ipar" bisik Changbin.

Woona hanya tersenyum dengan pelototan horror nya.

"Jadi gimana hah?? Berhasil kamu bikin abang khawatir??" Tanya Dohyun ngegas.

Woona hanya nyengir kuda tanpa dosanya.

"Yamaap" ucap Woona.

"Nyenyenye" Dohyun hanya mengumpat tanpa suara.

"Permisi" ucap seseorang yang baru saja masuk.

Semua orang pun menoleh ke sumber suara. Ternyata orang itu adalah Chaewon, adik tiri Feliks. Semuanya memandang Chaewon, dengan tatapan bertanya-tanya dia itu siapa.

"Ah, saya Chaewon. Adik Feliks oppa" ucap Chaewon memperkenalkan diri.

"Feliks punya adik cewe??" Tanya Lucas tak percaya.

"Mirip banget jir" ucap Shotaro.

"Eh bentar-bentar. Kok mukanya kek ga asing ya" ucap Woona sambil mengedip-ngedipkan matanya, setelah berpikir sebentar dia baru ingat.

"Oh! Tunangannya Rocky. Ya gak?? Yang dijodohin ama lu ky" ucap Woona sambil menyenggol Rocky.

Rocky mengangguk malas.

"Jadi lu besanan ama Feliks nih wkwk??" Tanya Han.

"Jir lah kok selama ini gue gak tau apa-apa sihh" ucap Yeonjun dengan muka cengo nya.

...

"Lu gila Na, fix lu harus masuk RSJ" ucap Feliks dengan tatapan horrornya.

"Si anj- gue bantuinnya lu ya"

"Lu bisa-bisanya ngebahayain nyawa begitu"

"Serah gua elah yang bakal mati juga gua" ucap Woona dengan santainya.

Feliks memutar bola matanya malas. Taman rumah sakit itu dipenuhi bunga-bunga cantik, aromanya dengan lembut dihirup oleh indra pencium. Menenangkan siapapun yang memandangnya, bahkan dua orang yang sekarang sedang berdebat sekalipun.

"Ngerti sih gue, pasti lu mau bales budi ke Felix kan" ucap Feliks sambil memandangi jemari kakinya yang sengaja ia gerak-gerakan.

"Maksud lo??" Tanya Woona.

"Ya gue kan sodara kembar Felix-"

"Ctak"

"Aww! Ih lu ngapain siii" ringis Felix sambil mengelus jidatnya yang baru saja mendapat sentilan dari Woona.

"Gue lakuin ini buat lo, bukan Felix. Lu sahabat gue anju, bukan karna lu sodaranya Felix. Gue smekdon baru tau rasa" ucap Woona dengan sarkasnya.

"Ya-yamaap" ucap Feliks dengan tangan yang masih setia memegangi keningnya padahal sudah tidak sakit.

"Well, thanks ya. Kayanya gua ga pernah bisa nemu sahabat kaya lo lagi" ucap Feliks akhirnya.

"Hm. Sekarang gue tanya, lu gimana ngejelasinnya ke pacar lu hah??" Tanya Woona.

"Eee... ehehehe gue juga ga tau" jawab Feliks sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ctak"

"Awww..." Woona menyentil jidat Feliks untuk kedua kalinya.

"Oh iya Na, gue baru inget. Pas gue koma kok lu bisa sih ngobrol ama gua- ehh! Heh mau kemana lu??"

"Balik haha bye" ucap Woona sambil meledek.

"Tungguin gue!!!" Teriak Feliks sambil memutar kursi rodanya cepat-cepat.

27-1= 26
.
.
.
.
TBC

Pendek dulu ya guys🙂❣
HAPPY 1K😭 NEOMU² KAMSAEYO MY READER😭👍👍

SEMUA KARAKTER, ORGANISASI, TEMPAT, DAN KEJADIAN HANYA FIKSI BELAKA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEMUA KARAKTER, ORGANISASI, TEMPAT, DAN KEJADIAN HANYA FIKSI BELAKA.

Bedain Rl ama Wp ya😊🤙
JIKA ADA BIAS KALIAN DISINI AND KALIAN CEMBURU SAAT ADA ADEGAN ROMANTIS DISINI, LEFT THE GROUP DEH🙏!

My Hurt, My HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang