.
.
.
.
Happy ReadingJadi beginilah diriku sekarang, wanita paruh baya dengan dua anak kesayangan. Jika diceritakan, takan berakhir bahkan 1000 lembar dengan huruf terkecil sekalipun.
Hukumanku telah lepas, lega rasanya. Walau kini umurku terbatas dan takan berlanjut lagi. Agak kejam didengar, tapi ketahuilah, kehidupan adalah kekejaman itu sendiri.
Dunia sebenarnya indah, manusia yang menodai fakta itu. Membuatnya jadi hal paling ditakutkan, bahkan melihat matahari yang menyapa pun tak senang.
Seseorang mengatakan padaku, bahwa ada yang lebih menakutkan dari sesosok hantu, yaitu manusia. Tak bisa dipungkiri bahwa makhluk itu lah yang menyebabkan kekhawatiran akan nasib masa depan. Tak bisa bisa dipungkiri pula bahwa kita adalah salah satunya.
Jika dibuat memilih untuk hidup atau tidak, sebagian orang akan memilih untuk tidak dilahirkan sama sekali. Sisanya itulah orang-orang yang berhasil menemukan secercah cahaya dari gelapnya dunia. Manusia beruntung yang bisa melihat senyum manis dari orang tersayangnya setiap hari, manusia beruntung yang bisa menghirup harumnya hidangan sarapan, manusia baik yang berbangga diri karna telah menjadi alasan dari terpatrinya senyum orang tersayang.
Sederhana bukan?
...
Author POV
"KITA UDAH LEPAS DARI TARGET! KAMU GAK ADA ALESAN APA-APA LAGI BUAT ITU!" Bentak Inyeop.
Woona terdiam mendengar gelegar bentak dari suaminya itu. Selagi Yoonjae dan Sunoo menunduk di balik tembok tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya. Yoonjae menggenggam erat tangan Sunoo, ingin rasanya Ia membela Woona. Tapi apa daya, dia terlalu takut menghadapi ayahnya.
Setelah kejadian 3 tahun lalu, saat Woona mencekik leher Inyeop untuk memenuhi targetnya, rumah tangga mereka sudah tak sama lagi. Tentu saja, ingat kan jika target Woona tak akan dihitung jika si target kembali ke sikap awalnya dan tak berubah sama sekali.
Kini hubungan mereka tak luput dari pertengkaran dan cekcok mulut setiap harinya. Ya walau pun mereka selalu berakhir saling meminta maaf, hal itu tak bisa membuat semua terasa sama.
"Maaf" ucap Inyeop setelah sadar kalau dia sudah kelewatan.
"Udah lah, aku capek" ujar Woona sebelum akhirnya beranjak menuju nakas disamping kasurnya.
Ia meraih ponsel dan dompet lalu segera keluar dari kamar. Rasa sesak menjalar kala sadar jika Inyeop tak mencoba menghentikannya sama sekali.
"Eomma mau kemana??" Tanya Yoonjae melihat Woona yang hendak pergi keluar rumah.
"Eomma ada urusan" jawab Woona singkat tanpa melirik sedikit pun.
"Eomma Onu pengen ikut..." ucap Sunoo sambil menahan tangan Woona.
Mau tak mau Woona menghentikan langkah dan menatap geram pada anak keduanya itu.
"Eomma bilang Eomma ada urusan! Yoonjae, jagain adik kamu" ujar Woona dan menepis tangan Sunoo.
Ia pun beranjak pergi keluar rumah dengan perasaan yang sudah hancur tak karuan. Sedangkan anak-anaknya hanya bisa mengatupkan mulut, menahan tangis yang sedari tadi hendak keluar. Tapi jika keluar? Katanya ingin melindungi Eomma-nya, masa begitu saja nangis.
...
"Nunna, berhenti minum!" Seru Taki sambil meraih gelas soju dari tangan Woona.
Woona yang sudah setengah sadar itu malah meraih botol soju dan meminumnya langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hurt, My Heaven
Фэнтези[SEDANG DIREVISI TOTAL] I'm a Fuck Girl, so what?? Kisah seorang fuckgirl brengsek yang memiliki lebih dari 5 kekasih. Tapi siapa sangka, ada rahasia besar dibalik itu semua. -don't judge a book by it's cover- Hey, cerita ini bisa masuk ke genre his...