"Deryyyy!!!" panggil gue ke Hendery yang kebetulan banget lewat depan rumah setelah gue turun dari gojek tadi.
Hendery yang berjarak sepuluh meter disana menolehkan kepalanya ke belakang. "Naon??" teriaknya. Gue ngelambai-lambaiin tangan, bermaksud nyuruh Hendery buat kemari.
"Naon sih?"
Sumpah bodoh banget, kenapa pake acara turun dari motor segala. Kenapa gak puter balik aja sama motornya coba.
"Anterin gue ke sekolah lagi plis, tupperware gue ketinggalan!" pinta gue semelas mungkin supaya Hendery luluh.
"Gue bentar lagi ada tanding futsal di gor, gak bisa," katanya sambil berbalik badan lagi. Buru-buru gue tahan tasnya.
"Huee plis dong, ntar kalo Mamah gue nanyain gimana? Besok 'kan sabtu, sekolah libur."
"Enggak bisa, Naya oon. Lagian pikunan banget sih jadi orang."
"Iih Dery plis-"
"Koh Winwin!"
Tunggu? Koh Winwin? A Winwin maksudnya? Gue mengikuti arah pandang Hendery yang menatap ke ujung jalan sana. Dan yap, ada A Winwin dengan motor scoopy nya ke arah sini.
"Eh, Anaya," sapanya pada gue. Lalu beralih menatap Hendery. "Kenapa, Heng?"
Plis Hendery, kalau yang ada di pikiran gue saat ini bener, plis jangan ngomong apa-apa.
"Mau kemana, koh?" tanya Hendery.
"Ke depan, beli makanan kucing." pas A Winwin bilang mau beli makanan kucing matanya ke gue.
"Boleh direpotin gak, koh? Si Naya butuh tebengan nih."
Hendery a s u.
"Eh? Boleh dong, ayo naik, nay!" katanya sambil nepuk-nepuk jok belakang motornya.
"Buruan sana, ntar keburu ditutup gerbangnya."
Sebelum naik ke jok belakang motornya A Winwin, gue menyempatkan diri untuk mencubit perut Hendery lebih dulu.
"Pergi dulu ya, Heng!"
Omong-omong soal A Winwin, gue jadi keinget chat an kemarin malam sama Ci Melan. Entah kebetulan apa ternyata A Winwin itu anaknya. Dan chat terakhir yang Ci Melan kirim itu ternyata dari A Winwin -maksudnya A Winwin yang bales chat gue.
Sempat gak percaya sih tapi pas gue tanya Teh Zara dia malah jawab. "Lah emang iya 'kan? Kamu gatau??"
Enggak Teh, makanya aku nanya.
"Anaya emang mau kemana?"
Setelah lama diem-dieman akhirnya A Winwin nanya gue.
"Eh iya, ke sekolah aku, A," jawab gue.
A Winwin cuman ngangguk doang di depan sana.
Sebenernya gue masih canggung sama A Winwin. Karena ya -kita aja baru kenal beberapa hari yang lalu. Dan gak tau malunya gue udah ngerepotin dia dua kali, oke gue malu sumpah. Ini semua gara-gara Hendery.
Kenapa? Yang pertama, coba dia mau dimintain tolong buat bawain si Manis hari itu. Mungkin A Winwin gak ke rumah gue malam-malam cuman buat nganterin kucing gembrot itu. Yang kedua, ya sekarang. Walau A Winwin mau direpotin, mungkin.
A Winwin nepiin motornya di depan gerbang sekolah gue.
"Bentar ya A, aku cuman mau ngambil tupperware doang-"
"Kelas kamu dimana?" tanyanya. Matanya gak menatap gue melainkan menatap gedung sekolah.
"Eh? D-di sana," tunjuk gue ke lantai dua yang paling ujung.
KAMU SEDANG MEMBACA
bittersweet of winwin ✔
Fanfiction- a winwin short au "yah gitu lah pokoknya," kata Anaya ketika seseorang bertanya tentang hubungannya dengan Winwin. disclaimer: ada beberapa dialog yang campur bahasa sunda starring: winwin x oc start: 18 januari 2021 end: 6 februari 2021 ©lemwonade