"Eh, mau kemana Teh?"
Tanya gue saat liat Teh Zara keluar dari kamarnya. Dia pake dress selutut ditambah dandan, gak biasanya banget apalagi sekarang jam 7 malam.
"Malmingan dong sama pacar!" katanya kelewat ngeselin.
"Dih, emang punya gitu pacarnya?"
"Huh, ada dong. Kamu gak tau aja." gue memandang Teh Zara yang baru aja ngibasin rambutnya ke belakang.
Udah punya pacar toh, kirain gak ada. Yah selama ini gue gak pernah kepo juga sama percintaan nya Teh Zara, begitupun sebaliknya. Tapi kalau masalah disakitin cowok, baru kita berdua saling turun tangan.
Teh Zara mah gak pernah lama pacarannya, paling sebentar dua bulan. Habis itu putus lagi, alesannya sih gak cocok. Padahal bilang aja kalo bosenan.
"Sombong banget. Liat aja ntar aku juga nyusul Teh Zara punya pacar!" gue bicara dengan pd nya sementara otak tertuju ke A Winwin. Halu banget sih, tapi aminin aja dulu.
Teh Zara ketawa. "Si Aheng maksudnya?"
"Ih ya bukan atuh!"
Tangannya sibuk pake sneakers ke kakinya. Gue cuman merhatiin daritadi.
"Mau double date gak?" tiba-tiba dia ngedongak sebentar dan nunduk lagi.
Double date?
"Kan belum jadian, masa mau double date sekarang?" gue melirik sebal padanya. Dia malah ketawa lagi.
"Kalau misalnya sama yang itu gak jadi," Teh Zara berdiri dari duduknya lalu jalan ke arah gue. "Ajak aja si Aheng, biar kesampean kita bisa double date nanti —HAHAHAHA!" lanjutnya dan berlari keluar rumah sebelum bantal sofa mendarat di mukanya.
Sumpah nyebelin banget.
Oh iya, ngomong-ngomong soal Hendery. Malam ini dia mau datang ke rumah, ngajak Haechan, Lucas, Xiaojun, sama Mark.
Lucas sama Xiaojun sih gue kenal, temen dari SD soalnya. Kalau Haechan, udah jelas kita sekelas ditambah dia satu tongkrongan sama Hendery. Nah kalau Mark, dia tetangga baru Haechan katanya. Sekalian kenalan, biar akrab.
Rencananya sih mau nobar film pake proyektor punya Xiaojun. Mereka semua patungan buat beli makanan sementara gue cuman nyiapin lapak di rumah.
"ANAYA!! AMENG YUK!!"
Baru aja diomongin, mereka udah pada datang. Tanpa disuruh masuk aja mereka masuk sendiri.
"ANAYA? ANAY—HMPH?!!"
"Berisik dodol!"
Gue ngacungin jempol ke Lucas yang berhasil ngebekep mulut Haechan yang berisik. Lalu mata gue beralih ke kresek yang ditenteng di tangan mereka masing-masing.
"Aduh gimana ya, Lucas kamu tuh terlalu aduhai buat aku. Xiaojun juga kamu terlalu paripurna. Dery kamu ganteng tapi thankyou next, Haechan—"
"Kan, mulai."
Gue ketawa liat mereka semua yang menatap gue seakan pengen lempar granat saat ini juga.
"Kalau gitu buruan kalian pasang proyektornya!" titah gue lalu ngeraih tangan Hendery. "Gue sama Dery yang mindahin makanannya." langsung aja gue tarik dia ke dapur, gak lupa bawa semua kresek yang dibawa sama mereka tadi.
"Nu beunghar mah beda euy!" goda gue sesaat setelah buka kresek yang dibawa Hendery. Isinya pizza hut dua kotak.
"Lagi ada promo, anjir! Mana mau urang beli dua buat mereka."
"Ya, ya, ya."
Habis itu kita diem. Gue sibuk manasin baso aci yang dibawa Haechan di panci. Sementara Hendery mindahin pop corn homemade buatan Bundanya Lucas ke toples gede.
"Sepi banget, Mamah sama Ayah lo belum pulang?" Hendery nanya.
"Hooh. Pulang malam terus mereka mah," jawab gue.
"Teh Zara?"
"Malmingan —udah pacaran lagi dia."
"Oh ya? Lo tau siapa cowoknya?"
Gue ngangkat kedua bahu tanda gak tau. "Gak mau kepo juga sih."
Lalu gue mindahin baso aci yang tadi ke 5 mangkuk. Oh iya, Mark gak jadi ikut gatau kenapa.
"Gimana sama Koh Win?"
Pertanyaan itu lagi. Ada kali tiap malam dia nanya gituan di whatsapp.
"Der, stop dong. Jangan urusin perasaan gue ke dia bisa gak sih?" mendadak gue kesal. Selain jadi moodbooster, Hendery juga bisa jadi penyebab mood gue anjlok. Kayak ini nih salah satu contohnya.
Gue liat dia senyum miring. "Gue kayak gini cuman gak mau lo nangis nantinya."
"Ngapain juga gue harus nangis."
"Nay! Terminal kabel nya dimana sih??" suara Xiaojun di tengah rumah buat perdebatan gue dengan Hendery terpotong. Untunglah, gue bisa ngehindar juga dari dia saat ini.
"Iya bentar gue ambilin!"
Gue pun berlari kecil menuju kamar Teh Zara. Kemarin kalau gak salah dia yang bawa terminal kabel buat nge-charge laptopnya sambil drakoran di kasur.
Dan bener aja, barang yang gue cari ada di atas meja belajarnya. Gak sengaja gue jatuhin buku kampus Teh Zara yang ternyata ada ponsel juga yang ikutan jatuh.
Gue mendengus sambil beresin buku tersebut dan ngeraih ponselnya. "Teh Zara kebiasaan lupa bawa ponsel."
Dan apa yang gue liat di lockscreen nya adalah hal yang paling gak gue duga selama ini.
——
"Lama banget, emang terminalnya nyelip di plafon ya?" ternyata Xiaojun nunggu di depan pintu daritadi.
"Enggak. Nih," gue menyodorkan terminal kabel tadi ke Xiaojun lalu berlalu ke dapur. Berniat buat bawa makanan-makanan tadi ke ruang tengah. Namun cuman ada 5 chatime di atas meja.
"Udah sini sama gue aja." tiba-tiba Hendery datang dan ngambil alih nampan di tangan gue. Sempet-sempetnya dia nyengir sebelum balik lagi ke ruang tengah.
Mata gue terus ngikutin pergerakan badan Hendery sampai dia duduk di sofa dan nyomot popcorn dari toples yang ada di pangkuan Lucas.
Hendery, lo tau semuanya 'kan?
——
KAMU SEDANG MEMBACA
bittersweet of winwin ✔
Fanfiction- a winwin short au "yah gitu lah pokoknya," kata Anaya ketika seseorang bertanya tentang hubungannya dengan Winwin. disclaimer: ada beberapa dialog yang campur bahasa sunda starring: winwin x oc start: 18 januari 2021 end: 6 februari 2021 ©lemwonade