lima

110 29 3
                                    

Suara jam beker di belakang bantal membuat tidur gue terjaga. Susah payah gue meraih benda berisik tersebut dan mematikannya. Keadaan kamar hening setelahnya, gue pun hendak memejamkan mata lagi namun teringat kalau ini waktu subuh. Gue harus sholat.

Akhirnya gue bangun dan bengong sebentar di tepi kasur sebelum bener-bener pergi ke kamar mandi.

"Eh? Baru aja mau Ayah bangunin." ada Ayah yang mungkin hendak meraih knop pintu kamar untuk membangunkan gue tapi keduluan.

Gue hanya tersenyum kecil dan mencium punggung tangan Ayah. "Baru pulang dari mesjid, Yah?" tanya gue sambil berlalu ke arah dispenser deket meja makan untuk ngambil air minum.

Iyalah Anaya, pake baju koko sama sarung + bawa sajadah emang dari mana lagi?

"Heem," jawabnya singkat dan hendak masuk kamar. "Habis ini sholat ya, dek!" suruh nya. Gue hanya ngedehem sebagai jawaban.

Kembali ke tujuan awal, gue pergi ke kamar mandi. Sekalian cuci muka dan gosok gigi —yah biar segar aja, lalu wudhu.

"Aheng padahal langsung masuk aja, diluar dingin." itu suara Mamah. Tapi tunggu, Aheng? Hendery maksudnya?

Setelah selesai dengan kegiatan gue di kamar mandi, buru-buru gue pergi ke ruang tengah. Dan bener dong, ada Hendery duduk di sofa depan tv sambil mainin ponsel nya.

"Loh, Der?" panggil gue, dia menoleh.

"Oi!" jawabnya singkat dan lanjut main ponsel.

"Tumben subuh-subuh kesini." gue kira Hendery datang kesini tuh cuman mau mampir doang, namun kalimat selanjutnya dari dia buat gue yang udah masuk kamar berbalik kaget.

"Ya 'kan kita emang mau goes pagi, Nay?"

HAH?





Semua ini, gue gak paham sumpah. Berawal dari Hendery yang datang tadi subuh, bilang kalau kita mau goes pagi, Teh Zara yang baru keluar dari kamarnya udah siap buat berangkat —ikut goes pagi juga, dan juga... A Winwin?

Muka gue mungkin dari rumah tadi udah cengo sampai sekarang udah di tengah perjalanan.

"Maneh kenapa sih?" sepatu Hendery noel kaki gue.

Jadi kita berdua-berdua gitu. Gue sama Hendery di belakang sementara A Winwin sama Teh Zara di depan.

Gue hanya melirik Hendery sesaat sebelum fokus lagi ke depan. "Kok gak bilang sih sebelumnya mau sepedahan gini?"

"Lah, 'kan Teh Zara yang ngajak. Gue kira lo udah tau."

Lah? Gak ada ya Teh Zara ngobrol atau ngasih tau tentang ini semalam. Dia di kamar terus dan keluar cuman buat bawa makanan dari kulkas habis itu ngunci diri lagi di kamar, dari instastory nya sih lagi nonton drakor.

Lagian ngide banget Teh Zara ngajak ginian, segala ngajak A Winwin lagi.

Kita berempat masuk ke area Car Free Day. Belum serame biasanya karena kita datang kepagian.

Gue mendengus sebal melihat dua orang di depan gue ini yang tengah mengobrol. Inget 'kan kalau gue udah mulai naksir A Winwin?

Pergoesan ini tetap berlanjut sampai akhirnya Teh Zara ngusulin buat berhenti dulu ke pinggir. Sementara Teh Zara dan A Winwin duduk di kursi, gue memilih duduk di atas rumput. Awalnya Hendery bingung liat kelakuan gue tapi pada akhirnya ya ngikut gue.

Tiba-tiba Hendery jongkok di depan gue dan narik kedua kaki gue ke depan. "Kakinya dilurusin ntar keram," ucapnya sebelum duduk di sebelah gue.

"Lo kenapa sih daritadi?" tanyanya, tangannya mijit kedua kakinya yang diselonjorin.

"Gak tau bete aja," jawab gue dengan mata yang masih memandang punggung A Winwin yang duduk di depan sana. Apa A Winwin lupa sama gue? Gak ngeh kalau gue juga ikut? Kenapa ngobrol sama Teh Zara terus sih?

Gue ngalihin pandangan ketika A Winwin tiba-tiba noleh ke belakang. Lalu tanpa gue kira sebelumnya dia jalan kesini.

"Aku mau beli minum nih, kalian mau minuman apa?" tanyanya.

"Pocari aja, koh." itu Hendery.

Gue malah diem sambil liat ke arah lain. Entah kenapa ke A Winwin juga jadi kesel.

Hendery daritadi udah nyenggol lengan gue terus-terusan karena ternyata A Winwin nungguin. Gue diem sebentar lalu dengan ketus menjawab. "Gak usah, gak haus."

"Ahahaha, koh, udah aja pocari satu ntar si Naya bisa minta ke gue," ucap Hendery.

"O-oh, iya." udah gitu A Winwin pergi gak tau kemana, gue gak mau tau juga.

"Kok gitu sih?" gue melirik tangan Hendery yang memegang bahu gue lalu mengedikkan bahu dengan acuh.

"Gitu gimana?"

"Kok gitu sama koh Winwin?"

"Terus gue harus gimana?"

"Ya gak harus gimana-gimana sih, cuman aneh aja."

Iya sih, gue aneh. Kenapa harus ngambek gini padahal A Winwin 'kan bukan siapa-siapa gue. Tapi tetep aja ngeliat Teh Zara yang keliatan akrab banget sama A Winwin buat gue iri, iri karena gue gak gitu sama A Winwin.

Teh Zara bilang kalau sebelumnya mereka gak deket 'kan? Tapi liat sekarang, mereka udah kayak orang yang saling kenal lama. Mungkin iya, karena mereka seumuran jadi bisa leluasa. Gue gak terlalu susah bergaul sama orang baru sih, tapi A Winwin itu lebih tua yang mana gak sopan juga kalau gue ngobrol sekenanya sama dia.

Kecuali kalau udah deket banget.

Hendery tiba-tiba berdiri sambil nempelin ponselnya ke telinga dan jalan agak menjauh dari gue. Mungkin dia lagi nerima telfon dari orang lain.

Beberapa saat kemudian gue terkejut mendapati A Winwin yang baru aja datang dan jongkok di depan gue. Tangannya merogoh kresek putih dari tangannya yang lain dan mengeluarkan sebotol minuman isotonic.

"Nih," katanya sambil nyodorin minuman tersebut.

Gue menerimanya dan nyimpen botol tersebut ke samping gue. Tapi A Winwin ngeluarin botol minuman isotonic yang lain ke gue.

"Yang ini buat Anaya," katanya lagi. Gue mengernyit bingung karena gue 'kan gak minta buat beliin.

"Enggak usah," tolak gue. A Winwin menggeleng lalu meraih tangan gue dan memaksanya untuk menggenggam botol minuman tersebut.

"Tadi 'kan udah sepedahan, gak mungkin 'kan gak haus. Jadi diminum ya?"

Gue menunduk menatap minuman yang ada di genggaman gue. Lalu bisa gue rasakan ada sebuah tangan yang mengelus kepala gue dua kali.

"Jangan minum di botol yang sama sama Aheng, nanti aku marah!" katanya sambil terkekeh. Lalu berdiri dan pergi menghampiri Teh Zara di sana.

A Winwin, kalau gini caranya gimana gue gak makin suka?







yeay! it's xuxi bday🦁✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

yeay! it's xuxi bday🦁✨

oh iya, semoga aja ten gpp😔 ssg emg bjinksot betul. sm juga klo masih diem ttg ini keterlaluan bgt sih😤

bittersweet of winwin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang